Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

9. The Start of Something NEW.

Wilson duduk santai di ruang tamunya siang itu. Hari ini ia tidak memiliki Jadwal kerja apapun karena kemarin ia sudah menyelesaikan pengambilan gambar untuk 2 episode berturut-turut. Sudah satu minggu Cath bekerja disini dan hari ini ia memiliki waktu luang untuk mengerjai Cath.

Selama satu minggu Cath berada disini, Wilson merasa nyaman untuk berada dirumah dan melihat Cath yang sibuk bekerja dan sesekali menemani Wilson berbincang. Awalnya memang Wilson takut dengan Spesies langka seperti Cath yang kebal terhadap amarah dan emosi Wilson. Namun dalam seminggu ini, ia merasakan perasaan yang aneh setiap kali Cath menyapanya selamat pagi setiap ia turun melewati tangga, dan selamat malam setiap kali ia masuk. Dalam seketika, kelelahan yang hinggap di tubuhnya seakan menguap melihat senyum Cath.

Seragam Maid yang dikenakan Cath juga selalu menarik perhatian Wilson. Entah dari mana Cath mendapatkan seragam unik seperti itu. Ia seakan sedang berada di Cafe Cosplay Jepang dengan banyak Maid berkeliaran berpakaian seperti yang cath kenakan sekarang ini.

Seakan tersihir, ia secara tidak sadar selalu memikirkan Cath dari hari pertama ia melihat Cath bermain pianonya, hingga sekarang. Dan hal itu membuat Wilson sering tersenyum sendiri.

Cath baru saja selesai membereskan cucian di ruang laundry, ia lalu membawa setumpuk pakaian kelantai 2 untuk di susun di lemari. Wilson yang tidak memiliki kerjaan dan lebih memilih menetap dirumah itu membuntuti Cath ke lantai 2. Sebenarnya laki-laki itu takut kalau Cath nanti terjatuh akibat tidak bisa melihat jalan di depannya.

"Apa yang akan kau masak siang ini?" tanya Wilson yang tengah berdiri di daun Pintu.

Cath masih sibuk memasukan baju kedalam lemari berdasarkan tipe dan warnanya. "Entahlah." jawabnya. "Apa kau menginginkan sesuatu?" Tanya Cath tanpa menatap Wilson. "Tapi kurasa aku harus berbelanja bahan makanan lagi."

Wilson tidak menjawab.

"Kau ingin makan Sesuatu?" tanya Cath lagi. "Aku akan mencoba membuatkannya kalau kau mau."

Wilson masih tidak menjawab.

Cath bingung karena tidak mendapatkan balasan, ia lalu berbalik dan mendapati Wilson tengah duduk di depan meja kerjanya dan terlihat serius. Cath yang sudah selesai membereskan Baju-baju milik wilson itu lalu berdiri dan menghampiri Wilson. "Ada masalah? Muka mu terlihat serius, Wil." Tanya Cath terlihat sedikit Khawatir.

Wilson lalu memalingkan mukanya dari layar. "Ah tidak." jawabnya singkat. "Aku hanya sedang mencari sesuatu."

Cath mengernyitkan alisnya. "Sepertinya penting sekali?" tanya Cath.

"Nah! Ketemu!" Seru Wilson kencang membuat Cath terlonjak sedikit. "Hei, Cath! Sini." Wilson menarik lengan Cath pelan kearahnya. "Kau tahu cara membuat ini?" tanya Wilson sambil menunjuk layar laptopnya.

Kerutan di dahi Cath bertambah banyak lalu menatap Wilson dan layar itu bergantian. "Wajahmu terlihat seperti sedang terlibat kasus yang berat hanya untuk mencari ini?" tanya Cath tidak percaya sambil menunjuk layar Laptopnya. "dan kau mengabaikan pertanyaanku hanya karena ini?" lanjutnya lagi.

"Aku tidak mengetahui namanya! Sudahlah, kau bisa atau tidak membuatnya?" ujar Wilson terlihat kesal.

"Tentu saja aku bisa. Aku selalu memakannya setiap Sore dulu." jawab Cath lancar.

Wilson mengangkat alisnya mendengar jawaban Cath. "Kau? Setiap sore?" tanya Wilson curiga.

Cath menggigit lidahnya karena dengan sembarang mengeluarkan fakta yang tidak dibutuhkan. "Ah, maksudku... Dulu aku bekerja di toko Kue dan setiap sore aku selalu memakan Carrot cakenya." Jawab Cath asal. "namanya Carrot cake." ujar Cath berharap Wilson tidak mempertanyakan masalah ini lagi.

"Hebat sekali, umurmu masih muda, tapi kau sudah bekerja di mana-mana." Ujar Wilson sambil memicingkan Matanya.

"Kau mau aku membuatkan Carrot cake untukmu?" Cath mengalihkan pembicaraan.

"Kau bisa membuatnya?" Cath berhasil mengalihkan topik dan sekarang wilson terlihat antusias.

Cath menghela nafas pelan. "Tentu saja. Mudah sekali!" ujarnya. "Tapi aku perlu membeli bahannya." tambahnya. "kalau kau mau, aku akan pergi membeli bahannya sekarang." Cath hendak beranjak tapi tangannya di tahan oleh Wilson.

"Aku ikut." sahutnya.

Cath mengernyit. "Kau?" cath menunjuk Wilson. "Kau mau ikut?" ulang Cath.

Wilson terlihat tersinggung. "Memangnya kenapa? Ada masalah?" tanyanya tidak puas. "Lagipula, aku yang harus membayar belanjaanmu nantinya bukan? Memangnya kau ada uang untuk membayarnya?"

"Tentu saja ad---" ucapan Cath melayang diudara. Lidahnya berhasil berhenti sebelum mengatakan Fakta yang merepotkan dirinya. Ia mendapat tatapan selidik dari Wilson. "Tidak ada..." Cath menunduk menyembunyikan mukanya.

Wilson mendengus lalu berdiri dan menarik Cath keluar. "Ayo, kita pergi." ajaknya. Cath baru saja mengikuti langkah Wilson, tapi ia tiba-tiba berhenti membuat Cath menabrak pundak Wilson yang besar dan keras berotot itu. "Ah! Kau harus ganti baju dulu, Cath. Kau tidak mungkin mau keluar mengenakan pakaian Maidmu." ujar Wilson.

Cath mengelus hidungnya yang mancung itu pelan sambil mengaduh tanpa suara. "Aku memang berencana keluar menggunakan baju ini." jawab Cath yang masih mengelus Hidungnya.

Wilson berbalik dan menatap Cath. Cath langsung menurunkan tangannya yang tadi mengelus Hidungnya. "Kau gila? Aku tidak mau keluar dengan kau yang berpakaian seperti Maid ini." ujar Wilson kesal. "Cepat ganti!" perintah Wilson sambil menarik tangan cath.

"Bukannya kau yang mau ikut?" tanya Cath menatapnya bingung. "Kenapa harus aku yang disalahkan?"

"Kau...." geram Wilson. "Aku tidak menerima bantahan! Cepat ganti!" lanjutnya mendorong kecil Cath.

"Dasar kau, orang aneh, Wil." Gumam Cath yang membalikkan kepalanya dan menjulurkan lidahnya kesal. Ia langsung lari melewati lorong dan menuruni tangga begitu melihat ekspresi Wilson yang ingin membuka mulut untuk protes lagi.

"Kau yang aneh, Cath!" Gumam Wilson tertawa setelah tidak lagi melihat sosok Cath didepannya.

***

Wilson memperhatikan gadis didepannya yang asik memilih bahan Makanan untuk rumahnya itu dengan seksama. Gadis yang tengah membandingkan dua buah Cream cheese itu terlihat sangat berbeda. Setelah ia memakai pakaian biasanya -Kaus, dan celana jeans pendek-, menggerai rambut coklatnya yang panjang dan ikal, lalu mengenakan tas kecil menyampingnya itu, ia terlihat tidak seperti seorang Maid. Cath terlihat seperti remaja pada umumnya yang tengah berbelanja di mall. Dan mereka malah terlihat seperti pengantin baru yang sedang berbelanja kebutuhan makanan.

"Yang ini saja!" Seru Cath meletakkan kotak yang ia pegang di tangan Kanannya tadi lalu memasukkannya ke dalam keranjang yang didorong Wilson. "Lebih murah, selain itu rasanya juga lebih enak." tambahnya.

Wilson membenarkan letak topinya dan kacamata tanpa bingkai yang ia kenakan. "kau yakin?" tanyanya.

"Tentu saja." Jawab Cath yakin tanpa menoleh kebelakang. "Kami juga selalu memakai merek ini." tambahnya yang kemudian membuatnya menggigit lidahnya lagi.

"Maksudmu tempat kerjamu yang dulu?" tanya Wilson acuh.

"i-Iya." jawab Cath tergagap. "itu maksudku." lanjutnya. Ia menepuk kepalanya ringan sebagai hukuman atas kecerobohannya. Sudah berapa kali ia membahayakan identitasnya ini.

"Hei, Kau tidak bermaksud hanya membuat Carrot cake untuk makan siang dan malamku, bukan?" tanya Wilson dari belakangnya.

"Tidak. Aku akan memasak pasta untuk makan siangmu nanti. Dan untuk makan malam, apa yang kau mau? Kita bisa membeli bahannya disini." Cath berjalan menyusuri lorong tempat menjual bahan untuk membuat Kue.

"Bagaimana kalau makan di luar?" usul Wilson tiba-tiba.

Cath berhenti lalu menoleh kebelakang. "Maksudmu, Kau mau makan di luar?" ulang Cath. "Tidak masalah." ia melanjutkan langkahnya lagi.

Wilson berdeham pelan. "Maksudku, kita berdua makan malam diluar." Wilson sendiri bingung apa yang membuatnya tiba-tiba berpikiran seperti ini. Apa karena ia melihat penampilah Cath yang terlihat berbeda?

Cath kembali menoleh dan menatap Wilson datar. "kurasa aku tidak tertarik makan diluar." jawab Cath sambil tersenyum. "tidak usah Mengkhawatirkanku. Aku bisa mengurus makanku sendiri. Kalau kau mau makan diluar, Makan saja. Tidak perlu Mengkhawatirkanku." lanjut Cath yang masih tersenyum lebar.

Wilson mengerjap lalu menepuk mukanya pelan. Apa ia tidak sadar aku mengajaknya makan malam bukan karena Khawatir ia tidak tahu makan apa nanti malam? Erangnya dalam hati. "Baiklah kita makan saja dirumah." usulnya Pasrah.

Cath menaikkan tangannya. "Kau benar-benar tidak usah mengkhawatirkanku. Aku...."

"Aku ingin makan masakanmu" potong Wilson yang membuat Cath mengerjap. "Boleh kan?" lanjutnya.

"ya... Tentu saja. Aku tidak bisa menolaknya, bukan?" Jawab Cath yang masih memasang senyumnya.

Wilson meringis pelan. Kau baru saja menolak ajakkan ku untuk makan diluar, dasar Bocah!

***

Tbc

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro