Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6. The Maid and the Young Master.

Cath membuka lemari es dan melihat isi yang ada disana. "Hanya beberapa kaleng jus, yoghurt, dan 1 buah jeruk yang sudah berkerut. Makan apa dia selama ini?!" guman Cath sambil menutup lemari es didepannya. Ia lalu beralih ke lemari yang terdapat di dekatnya dan membukanya. "Cup noodle? Apa setiap hari ia makan ini?" Cath mengeluarkan Mie instant di dalam gelas yang terletak didalam lemari itu tidak beraturan. "Tidak bisa dibiarkan!" gerutu Cath kesal.

Cath memutuskan untuk keluar dan berbelanja bahan makanan yang sehat serta minuman energy dan buah-buahan di supermarket yang terletak tidak jauh dari rumah Wilson. Ia memang mendapat tatapan aneh karena pakaiannya, tapi ia tidak perduli. Ia kembali ke rumah dengan 3 kantung penuh belanjaan lalu menyusunnya rapih di dalam lemari dan lemari es. "Aku akan memasak makanan yang sehat untuknya malam ini." gumam Cath tersenyum puas.

Waktu sudah menunjukan pukul 2 siang. Ia sudah mengerjakan semua yang harus ia kerjakan dan ia hanya perlu menunggu cuciannya kering dan menyetrikanya. Cath duduk di meja makan lalu bertopang dagu disana menatap Piano yang tadi ia bersihkan. Meskipun di kediamannya ada piano yang lebih bagus dari yang ada di depannya, tapi ia tidak pernah tertarik untuk menyentuh piano miliknya. Tapi entah kenapa ia sangat tergelitik untuk menyentuh piano didepannya sekarang.

Ia melirik jam di dinding bergantian dengan piano didepannya selama berkali-kali. Ia menghela nafas panjang lalu berdiri. "Sebentar saja tidak apa, bukan? Lagi pula tidak ada orang disini." Cath seperti menghipnotis dirinya sendiri. Ia lalu berjalan mendekati piano itu dan membuka tutup tuts piano itu pelan sambil tersenyum. Ia duduk perlahan lalu memposisikan duduknya senyaman mungkin dan menempatkan jari-jarinya di atas tuts piano dan membiarkan jemarinya untuk berdansa di atas tuts piano itu. Ia memejamkan matanya seraya menghayati alunan irama Kiss the Rain yang bergema di ruangan ini. Ia tersenyum masih memejamkan matanya.

"Apa yang kau lakukan?" suara berat seorang pria bergema mengalahkan alunan irama yang dihasilkan pianonya. Ia membuka mata lalu senyumnya memudar melihat sosok seorang pria yang berdiri di depan pintu masuk memandangnya tajam. Wilson?

"Apa yang kau lakukan dengan pianoku?" Wilson bertanya lagi. "Dan siapa kau? Apa yang kau lakukan di rumahku?!"

Cath mengerjap sebentar lalu memasang senyumnya dan berdiri. Ia menghampiri Wilson yang masih berdiri mematung di pintu masuk. "Ah, aku maid baru disini. Namaku...."

"Kau maid baru, apa itu berarti kau berhak memainkan piano tuanmu?!" geram Wilson menatap tajam Cath yang masih tersenyum.

"Ah.. Itu.. Aku hanya merasa sayang piano itu tidak dimainkan. Jadi aku tertarik untuk..."

"Kau tidak punya Hak untuk menyentuh barang pribadiku! Kewajibanmu hanya membersihkan kekacauan rumah ini!" bentak Wilson kesal.

Cath melihat wilson aneh. Ia mengangkat alisnya lalu mengangkat tangannya ke dahi wilson, membuat wilson melotot kaget. "Apa yang kau lakukan?!" bentak wilson lagi.

"Mukamu merah, dan kau sedikit demam. Kau juga terlihat lelah. Lebih baik kau membersihkan dirimu lalu beristirahat terlebih dahulu." tukas Cath menatapnya datar sambil tersenyum. "Aku sudah mengira kalau kau kekurangan asupan gizi karena selalu mengkonsumsi Mie instant. Itu tidak baik, kau tahu?" lanjut Cath.

"Kau! Apa kau tidak merasa takut? Sedih? Marah?" tanya Wilson masih menatap Cath tajam dengan nada yang dalam dan datar.

Cath mengangkat alisnya lagi. "untuk apa? Aku tidak merasakan itu. Kenapa aku harus merasakan itu?" tanya Cath bingung. "sudahlah, kau lebih baik beristirahat dulu, Tuan. Kau terlihat sangat lelah." Cath menarik lengan Wilson lalu mendorong tubuh wilson kearah tangga.

Wilson benar-benar kebingungan dan menepis tangan Cath yang mendorongnya. "Kau pikir kau siapa? Ha?" Kesal wilson sambil berbalik menatap Cath tajam.

"aku? Ah.. Tadi kau memotong ucapanku, Namaku Catherine. Aku Maid baru disini, kau sudah tahu itu." Cath menjawab Wilson dengan wajah polosnya. "Oh, apa kau mau makan siang terlebih dahulu?" tawar Cath seperti menyadari sesuatu.

Wilson menatap tidak percaya Makhluk didepannya. Ia sudah benar-benar membentaknya dan juga memasang wajah yang selalu membuat Maid dan orang-orang disekitarnya selama ini menunduk dan menghindari tatapan matanya. Tapi, kenapa makhluk ini malah dengan santainya membalas tatapan matanya? "Apa otakmu rusak?" tanya Wilson lagi.

Dahi Cath berkerut samar. Ia meraba kepalanya pelan "Kurasa tidak, sejauh ini masih bekerja dengan baik." jawab Cath lagi.

Wilson menutupi mukanya tidak percaya sambil mendesah panjang. "Ah! Sudahlah, aku terlalu lelah untuk marah lagi hari ini. Jangan mengganggu ku!" Wilson berbalik dan menaiki anak tangga perlahan. Dimana Sophie menemukan anak ajaib seperti ini?!

"Kau tidak mau makan siang?" tanya Cath setengah berteriak dari lantai satu.

"Nafsu makanku sudah hilang!" Balas Wilson yang langsung membanting pintu kamarnya.

"Sepertinya ia sangat lelah.." Gumam Cath santai. "Baiklah, akan ku buatkan makan malam yang bisa membuatnya bersemangat lagi!" perut Cath berbunyi mengajukan aksi protes. Ia terlalu memikirkan orang lain tapi ia mengabaikan perutnya yang belum terisi dari pagi. "Ah aku melupakanmu." Cath mengelus perutnya lalu melihat dapur sebentar. "Chicken cordon bleu sepertinya enak!" Gumam Cath sambil tertawa dan berjalan menuju dapur.

***

Wilson mengerjap sebentar dan mengedarkan pandangan ke sekelilingnya yang sudah gelap. Ia lalu meraih ponselnya yang terletak di meja kecil sebelah kasurnya dan melihat jam yang di tunjukan. Jam 8. Ia baru tertidur pukul 3 tadi setelah ia membersihkan diri dan melihat kembali jadwalnya. Ia terganggu dengan wangi yang masuk ke kamarnya, membuat perutnya kembali kelaparan namun ia tahan. Entah kenapa ia merasa sesuatu yang tidak biasa dengan Maid barunya itu, seperti ada sesuatu yang mengganjal.

Wilson lalu bangkit dan kembali merasa kelaparan akibat wangi yang memenuhi ruangannya. Masak apa lagi perempuan itu?! Geramnya. Namun kenapa aku harus merasa takut untuk turun kebawah? Ini adalah rumahku, dan aku adalah tuan rumah! Kenapa aku harus takut dengan Maid baru itu? Kesalnya. Ia berjalan ke kamar mandi dan mencuci muka sebentar lalu berjalan hendak keluar dari kamarnya.

Wilson berjingkat dan melihat kearah dapur tempat perempuan itu tengah sibuk membersihkan dapur. Namun sepertinya perempuan itu menyadari kehadirannya. Perempuan itu langsung menoleh dan tersenyum kearahnya. Wilson membetulkan posisinya yang membungkuk tadi dan berdiri tegap, berdeham dan berjalan turun seperti biasa. Aneh!

"Kau sudah bangun, Tuan?" tanya Cath bersemangat. "Bagaimana demam mu?" Cath mengeringkan tangannya lalu berupaya untuk meraih kening Wilson.

Wilson melotot lalu berjalan mundur menghindari sentuhan Cath, namun Cath seperti tidak menangkap sinyal itu, Cath ikut maju bersamaan dengan mundurnya Wilson. "Sudah tidak panas. Baguslah." ujar Cath senang. "Kau mau makan sekarang?" tanyanya. Wilson hanya terdiam melihat tingkah Cath. Namun Cath menganggap diamnya wilson sebagai jabawan ya. "Aku akan menyiapkan makananmu sekarang. Tuan duduk saja disana." Cath menunjuk deretan bangku di ruang makan yang berada di depan Dapur.

Wilson tidak biasanya hanya menurut dan duduk menghadap ke arah dapur sambil memperhatikan gerak-gerik Perempuan itu dengan tatapan aneh.

Kenapa tadi jantungku berdebar dengan cepat? Apakah aku benar-benar takut dengan makhluk ini? Batinnya.

***

Tbc

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro