20. Heart Break?
Sophie membuka pintu apartemennya dengan cepat. Ia menerima telepon dari Cath beberapa menit yang lalu mengatakan kalau ia sedang menuju ke apartemennya sekarang. Sophie melihat jam yang tergantung di atas pintunya sudah menunjukan pukul 2 malam. Selarut ini Cath menuju kesana, itu saja sudah cukup membuat perasaannya tidak enak.
Sosok Cath terlihat di balik pintu dengan mata sembabnya. Ia terlihat berantakan sekali.
"Ya Tuhan, Apa yang sebenarnya terjadi padamu?" Sophie langsung dihujani pelukan oleh Cath. "Apa yang Wilson lakukan padamu?" Sophie terlihat khawatir. Ia membelai rambut Cath yang sedang menangis di pelukannya.
"Aunt.. Apa yang terjadi padaku?" Ia terisak didalam pelukannya.
"Masuklah dulu, Cath." Sophie melepaskan pelukannya lalu menuntun Cath untuk masuk kedalam.
Cath berjalan kedalam dan terduduk di sofa. Sophie berjalan ke dapur lalu keluar lagi bersama dengan segelas air putih hangat di tangannya lalu memberikannya kepada Cath.
"Sekarang ceritakan padaku penyebab kau menangis." Pinta Sophie begitu Cath selesai meneguk air putih yang ia berikan.
Cath menggeleng. "Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku belakangan ini. Aku merasa aku sudah gila." Ia memendam wajahnya di dalam telapak tangannya. "Kenapa dengan jantungku ini?!" Cath mengutuk.
"Tarik nafasmu. Apa yang terjadi?" Sophie kebingungan.
"Wil. Ia membuat jantungku tidak sehat. Ia membuat perasaanku kacau. Ia--" Cath menarik nafasnya panjang. "Ia juga membuat hatiku perih."
"Apa maksudmu?" tanya Sophie masih tidak mengerti. "Bukankah Wilson sedang sakit? Kau juga sedang sakit bukan?"
"Ia berkata sesuatu tentang cinta dan juga menanyakan perasaanku. Ia bahkan menciumku. Tapi aku merasa perasaan yang lega luar biasa ketika ia berkata ia mencintaiku dan menciumku. Tapi, tapi apa arti dari perasaan lega dan debaran jantungku ini? Aku tidak mengerti sama sekali..."
"Cium? Wilson menciummu?!" Sophie terbelalak. "Ia juga berkata ia mencintaimu?"
Cath mengangguk. "Aku tidak pernah merasakan perasaan aneh ini sebelumnya. Awalnya aku merasa senang sekaligus lega. Tapi tiba-tiba.."
"Apa yang Wilson lakukan? Dimana dia sekarang? Apa ia tidak mengejarmu kesini?" Sophie terdengar marah dan menyela ucapan Cath dengan cepat.
Cath hanya menggeleng. "Ia sedang tertidur." gumamnya pelan.
"Kau kemari disaat ia sedang tertidur?" Tanya Sophie.
Cath mengartikan rasa Marah Sophie sebagai marah akibat ia meninggalkan Wilson sendirian disaat ia sedang sakit. Namun perasaan sakit itu kembali menyeruak di hatinya. "Ia tidak sendirian. Kau tenang saja. Ada Caroline yang menjaganya disana." ia tersenyum pahit.
"Caroline?" Sophie mengernyit kaget. "Apa yang Caroline lakukan disana?"
"Menjaga Pacarnya, bukankah itu wajar?" Air mata Cath kembali mengalir di pipinya.
"Ia bukan pacarnya Wilson!" Sela Sophie dengan cepat.
"Ya, tapi Caroline berniat untuk kembali padanya." Cath tersenyum meskipun airmatanya masih mengalir. "Ah!! Hati tidak berguna." geramnya kembali membenamkan wajahnya kedalam tangan.
"Kenapa kau bisa tahu mengenai hal itu? Apa saja yang Caroline katakan?" Sophie kembali teringat disaat Caroline meninggalkan mereka terakhir kalinya di ruang tunggu saat Wilson menolaknya untuk menghadiri pesta pernikahan Roy.
Cath terdiam. Ia rasa tidak ada alasan untuk menyembunyikannya dari Sophie. "Caroline sudah mengetahui identitasku." Gumamnya pelan. "Dan ia mengancam akan menyebarkan identitasku pada media kalau aku nekat untuk tetap bersama Wil saat dipesta nanti." Ia tersenyum datar dengar bibirnya yang bergetar. "ia ingin agar aku meninggalkan Wil begitu kami sampai di pesta itu agar ia bisa bersama dengan Wil."
"Jadi itu alasan tatapan menghina tempo hari." Gumam Sophie pelan.
"Apa?" Cath tidak mendengar gumaman Sophie.
"Ah.. Tidak. Lalu alasan kau menangis?" tanya Sophie kembali ke topik utama.
"Entahlah, Aunt. Aku merasa senang begitu bertemu dengan Wil, aku merasa berdebar begitu melihat Wil, dan ketika ia menciumku, aku merasa lega dan berharap kalau ini bukanlah mimpi. Begitu bertemu Caroline dan mendengar perintah Caroline, Hatiku seperti remuk hancur. Dan ketika Caroline datang dan menyuruhku untuk pulang, Aku tidak rela meninggalkan Wilson bersamanya. Aku merasa ingin ada disampingnya dan menemaninya. Aku--" ia kembali terisak. "Apa yang sebenarnya terjadi padaku, Aunt?" tanyanya depresi.
Sophie menarik Cath kedalam pelukannya. Ia membelai rambut Cath dan membiarkan Cath untuk menangis di pelukannya. "Kau menginginkannya untuk selalu bersamamu, Bukan?" Tanya Sophie.
Cath hanya mengangguk perlahan. "Apakah itu artinya aku juga mencintai Wilson?" Tanya Cath lebih kepada dirinya sendiri.
Sophie merasakan hatinya juga ikut sakit. Bukan karena alasan yang sama seperti Cath, Tapi karena kenyataan yang akan Cath hadapi nantinya. Sampai kapanpun, Cath tidak akan bisa bersama dengan Wilson kalau ia mempunyai ayah seperti George Hovers.
"Cinta, bukan berarti harus selalu memiliki, Cath. Ketika kau melepas seseorang yang kau cintai agar mereka bahagia, itu juga disebut dengan Cinta. Kau tahu kalau Kau dan Wilson itu berbeda."
"Apa itu berarti aku harus mencintai dan melepas Wil?" Sela Cath.
"Meskipun kalian memiliki perasaan yang sama, Tapi kalian bukan berarti ditakdirkan untuk bersama, Cath. Banyak yang harus kalian hadapi kalau kalian memutuskan untuk bersama. Dan itu akan memberatkan Wilson nantinya." Sophie merasa ia menjadi sosok yang sangat jahat disini karena memaksa Cath untuk menolak perasaan yang ia miliki. "Kau harus menghilangkan perasaan itu agar kau tidak terluka nantinya, Cath." lanjut Sophie.
Cath terisak didalam pelukannya. Hatinya terasa sakit bahkan ketika Sophie memintanya untuk melupakan perasaan itu. Ia baru saja merasakan bagaimana rasanya mencintai lawan jenisnya dan baru merasakan cinta dari lawan jenisnya, tapi ia harus melupakan perasaan itu?
"Kau tidurlah disini hari ini. Besok aku akan mengantarmu kembali kerumah wilson." Ujar Sophie membelai rambut Cath.
Cath menggeleng. "Aku tidak ingin bertemu dengannya untuk sementara, Aunt." Tolak Cath.
Sophie mengangguk mengerti. Pasti sakit rasanya saat ia harus menolak perasaannya sendiri. Ia merasa bersalah, Tapi tidak ada lagi yang dapat ia lakukan untuk melindungi kedua orang yang ia sayangi sekarang selain meminta salah satu dari mereka untuk menolak perasaan itu. "Aku akan mengantarmu ke kediamanmu besok." Lanjutnya.
Cath masih terisak. "Hatiku sakit sekali, Aunt. Sakit sekali." isaknya.
***
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro