14. Risky Love.
Cath sedang mencuci piring, dibantu oleh Sophie. Wilson pergi ke lantai 2 untuk membersihkan dirinya. Sophie terlihat aneh sejak menginjakkan kaki disini.
"Hei, Aunt." Panggil Cath pelan. "Aku tahu kau mencemaskan sesuatu." Tebak Cath tanpa menoleh dari cucain didepannya. "Kau tahu, kau bisa menceritakan apapun padaku."
"Aku.. Aku tidak memikirkan apapun" Bohong Sophie. Kenapa ia tidak bisa mengatakan apapun sekarang?
"Aku tahu kau mencemaskan sesuatu. Dan pasti itu menyangkut ku, Bukan?" Cath menoleh lalu tersenyum menenangkan Sophie disebelahnya. "Kau tidak sedang merencanakan sesuatu, bukan?" tanyanya lagi.
"Cath, aku..." Suara Sophie terputus. Ia ragu untuk memberitahu Cath, namun ia harus memberitahu Cath bagaimanapun caranya. "Cath..."
"Kalau kau tidak bisa memberitahunya sekarang, masih ada hari esok." Hibur Cath.
Sophie menggeleng dan menatap Cath seakan tatapan matanya bisa mengatakan semuanya. "Cath.. Aku bermaksud untuk... Memberitahu Wilson mengenai identitasmu." Gumam Sophie terbata-bata.
Air yang Cath gunakan untuk membilas Piring, langsung menyembur membasahi Cath dan sophie. Cath menutup keran itu dan menghadap Sophie. "Kenapa?" tanya Cath datar.
"aku... Itu... Aku rasa akan lebih baik kalau Wilson mengetahui identitasmu." Sophie bergumam pelan. Ia tidak berani menatap Cath. "Akan lebih baik kalau Wilson tahu kau adalah Catherine Hovers." tambahnya.
"Aku tidak setuju." Tolak Cath langsung.
"Cath, ini semua.."
"Bukankah kau sendiri yang memintaku menyembunyikan identitasku sebagai syarat aku bisa bekerja disini?" tanya Cath lirih. "Aku sedang menikmati kebebasanku sekarang. Aku tidak mau Wilson berubah begitu mengetahui identitasku dan menjauhiku seperti semua orang." gumam Cath. "Aku ingin menemukan teman sebanyak mungkin sebelum aku kembali ke identitasku sebagai anak Daddy." Cath menunduk dan mengepalkan tangannya.
"Cath, Aku melakukan ini semua juga demi kebaikanmu, dan juga Wilson." Sophie berusaha menggenggam tangan Cath yang terkepal namun Cath menepisnya pelan.
"Kau dan Daddy sama saja. Semua yang dilakukan dengan alasan untuk kebaikanku. Daddy dan Mommy meninggalkanku di Amerika dengan bodyguard dan Maid, membatasiku dalam pertemanan juga demi kebaikanku. Lalu sekarang kau juga mau menghilangkan kesempatanku untuk melihat dunia luar dari sudut lain juga demi kebaikanku." Suara Cath terdengar datar. "Sebenarnya untuk apa aku ada disini kalau semua orang seperti menyembunyikan keberadaanku dan menghindariku?" tanyanya putus asa.
"Cath, Maaf... Bukan maksudku untuk menghalangimu,tapi..."
"Aunt, Tidak ada yang mengetahui rupaku disini. Mereka hanya tahu namaku Catherine dan menjauhiku karena Bodyguard yang di perintahkan Daddy serta nama Hovers yang bersanding di belakangku. Selebihnya aku hanyalah Gadis biasa." Cath mengangkat kepalanya. Tidak ada airmata disana, yang ada hanya raut muka penuh kesedihan. "Kalau aku tidak menyebutkan nama Hovers, Tidak akan ada yang mengetahui kalau aku adalah anak tunggal keluarga Hovers." bujuk Cath.
"Cath, Ada hal yang tidak kau mengerti." bisik Sophie pelan. "Kau tahu, Wilson mulai berubah. Dan berubah kearah yang lebih baik, dan aku senang akan hal itu." ia menghela nafasnya berat. "tapi ia berubah Jauh lebih dari yang ku kira. Dan aku merasa itu sudah melewati batas yang seharusnya."
Cath mengernyit mendengar penjelasan Sophie. "Aku tidak mengerti."
Sophie menghela nafas lagi. "Apa kau merasa sikap Wilson kepadamu selama ini terlihat wajar?" tanyanya.
Cath memikirkan sikap Wilson selama ini, mengikat rambutnya, membantunya menghidangkan makanan, menjahilinya, membersihkan tepung di wajahnya, semua terlihat normal dimata Cath. Ia lalu mengangguk pasti. "Selama ini ia bersikap dengan wajar." ia mempertegas anggukannya.
Sophie mendecak. Ia seharusnya tahu kalau Cath itu terlalu lamban dalam menangkap hal seperti itu. "Lalu apakah kau merasakan sesuatu yang berbeda kalau berhadapan dengan Wilson?" Sophie mengganti pertanyaannya.
Selain jantungnya yang berdebar dua kali lebih cepat dan mukanya yang memanas, ia tidak merasakan apa-apa lagi. Namun apa ia perlu memberitahu Sophie mengenai ini? Bukankah hal itu merupakan hal yang wajar terjadi?
"Apakah Jantungmu berdebar lebih cepat dari seharusnya?" Sophie mendapati Cath kesulitan untuk menjawab, ia memutuskan untuk menjabarkannya satu persatu.
Awalnya Cath terlihat ragu, namun ia akhirnya mengangguk.
"Apakah wajahmu memerah setiap kali berbicara dengannya?" tanya Sophie lagi.
"Kurasa tidak. Aku hanya merasa wajahku panas saat ia mencoba membersihkan tepung di wajahku." Jawab Cath jujur.
Sophie tahu reaksi dari wajah memerah adalah panas. Cath merasakan kedua hal itu dan itu cukup membuat Sophie stress mendadak. "Lalu, apakah kau secara tiba-tiba memikirkan Wilson, ingin bertemu dan melihatnya?" Sophie ragu menanyakan pertanyaan ini, tapi ia harus menanyakannya untuk memastikan.
Cath berpikir sejenak, lalu ia mengangguk. "Ya! Aku selalu memikirkannya saat aku ingin memasak. Seperti hari ini, aku bertanya apa ia akan pulang untuk makan. Lalu aku juga ingin bertemu dengannya karena rumah terasa menyeramkan apalagi setelah Wilson menjahiliku dengan berkata kalau pianonya berpenghuni!" Jawab Cath yakin. "Apakah jawabanku ada hubungannya dengan Identitasku?" tanya Cath bingung.
Sophie melamun setelah mendengar jawaban Cath. Apa yang harus ia lakukan? Ia tahu kalau Cath tidak akan mengerti apa itu Cinta, tapi cepat atau lambat, saat mereka harus terpisah, Cath pasti akan merasakan sakit juga. Cath tidak menyadari bahwa ia tengah merasakan gejala Jatuh cinta kepada Wilson.
"Aunt?" Panggil Cath membangunkan lamunan Sophie. "baiklah kalau kau memang mau Wilson tahu tentang identitasku, tapi biarkan aku yang memberitahunya ketika aku siap." Pinta Cath. "Aku pasti akan memberitahunya sebelum waktu satu bulanku habis."
Sophie menatap Cath dengan sejuta arti. Ia menyayangkan Cath yang tidak menyadari perasaannya sendiri, namun disisi lain, ia juga merasa senang Cath merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya meskipun ia menyesali kedua orang itu mustahil untuk bisa bersama mengingat Ayahnya Cath. Dan untuk pertama kalinya, ia merasakan kesedihan Cath yang harus menjadi bagian dari keluarga Hovers dan disembunyikan dari semua orang agar tidak ada yang melukai Cath.
Ia sempat merasa marah kepada kakaknya yang terpaksa menikah muda dengan George Hovers, Cucu dari kenalan Kakek mereka, meninggalkan Anaknya begitu saja di rumah besar itu dengan banyak Maid. Hal yang dikatakan George, Ayah Cath hanya agar Sophie menjenguk Cath sesekali dan menjaganya. Namun Kakaknya yang tidak tega meninggalkan anaknya disini terus menangis dan memeluk Cath erat. Sophie awalnya marah kepada Kakaknya yang meninggalkan anak malang dibawah pengurusan Maid, namun akhirnya luluh begitu kakaknya, Susan, tidak mau melepaskan pelukannya kepada Cath yang saat itu masih belum genap 2 bulan. Dengan terbata-bata, Susan bergumam kalau George bersikeras untuk menyembunyikan keberadaan Cath dari mata dunia agar Cath aman dari serangan Musuh bisnisnya yang bisa saja menculik atau melukai Cath. Cath baru akan diperkenalkan kepada dunia begitu George menganggap Cath siap dan bersamaan dengan Perjodohan Cath yang sudah menjadi tradisi keluarga mereka agar bisa terus melebarkan sayap Bisnis keluarga mereka. Bagi penggelut dunia bisnis, Nama Hovers dari perusahaan besar berpengaruh di Amerika, tidaklah lagi asing. Oleh karena itu banyak orang takut begitu mendengar nama Cath yang menyandang nama Hovers.
Cath pernah hampir diculik begitu para Maid lengah dan Cath keluar dari rumahnya tanpa pengawasan. Namun dengan cepat Bodyguard yang bertugas menjaganya menyadari ketiadaan Cath dan menemukan Cath yang hampir dibawa oleh penculik itu. Sejak saat itu George Hovers makin memperketat penjagaan dengan homeschooling.
"Aunt.. Apa kau tidak setuju?" Cath memanggil Sophie yang melamun mengingat kejadian dulu.
Sophie dengan cepat langsung memeluk Cath dan membelai halus rambut Cath. "Maafkan aku, Cath. Aku terlalu egois." gumam Sophie terisak pelan. "Kau boleh memberitahu Wilson ketika kau siap nanti, Aku tidak akan memaksamu." lanjutnya.
Cath membalas pelukan Sophie. "Thanks, Aunt."
Setidaknya, Untuk satu kali ini saja, ia akan membiarkan Cath merasakan rasanya jatuh cinta sebagai seorang gadis sebelum ia dipaksa dengan perjodohan bodoh itu, Pikir Sophie. Meskipun mereka berdua akan sakit nantinya, tapi harus ada yang dikorbankan untuk meraih suatu kebahagiaan meskipun hanya sementara.
***
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro