(6/10)
Ketika dia menangis ...
◆◆◆
Koganei berlarian di lorong sekolah menuju kelas Kagami. Pintu pun di geser cukup keras membuat semua perhatian tertuju ke arah Koganei.
"Kagami-kun, adikmu ... adikmu ...." Koganei berusaha berbicara namun sedikit sulit karena napasnya terasa sesak, namun bagi Kagami itu berefek besar.
Pemuda itu langsung bangkit dari duduk nya dan segera keluar menuju kelas adiknya. Ia sangat berharap bahwa adiknya baik-baik saja.
◆◆◆
Sesampainya di sana, Kagami mendapati adiknya yang masih terisak-isak kecil. Matanya tampak sembab dengan tubuh bergemetar menahan tangis. Kagami yang melihat hal itu langsung menghampiri adiknya dan berjongkok di sisi (Name).
"(Name)? Ada apa? Apa ada yang sakit?"
Raut khawatir terlihat begitu jelas di wajah Kagami. Pemuda itu bahkan mengelus pucuk kepala (Name) lembut berusaha menenangkan (Name) yang justru membuat seluruh teman-teman (Name) berkyaa-kyaa ria.
"Nii-chan ...." (Name) berusaha memanggil Kagami disela-sela isakannya. "Aku sangat sedih ... Rasanya sangat sakiit ...."
"Sedih kenapa? Yang mana yang sakit?" Kagami bertanya cepat mendengar ucapan (Name). "Siapa yang berani menyakitimu, (Name)? Aku pasti akan menghajarnya!" kata Kagami dengan menahan amarah.
(Name) menggeleng lemah lalu menatap Kagami. "Tidak ada yang menyakitiku, Nii-chan .... Hanya saja ...."
"Hanya saja?"
"Kenapa karakter pria di novel ini harus matii??!! Padahal karakter wanita-nya telah menunggu kedatangan si pria tapi ... tapi ... hiks ... huwaaa....." (Name) kembali menangis dan Kagami ....? Ekspresi yang ditampilkannya sulit di baca.
◆Bonus◆
"Jadi (Name), kau menangis hanya gara-gara novel ini?"
"Iya .. hiks ..."
"Kalau begitu percuma aku mengkhawatirkanmu. Sudah, aku mau kembali ke kelas."
Entah kenapa alasan dia menangis bikin aku kesal bukan main.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro