(3/10)
Ketika dia memasak sesuatu...
◆◆◆
"Oi, aku dengar adikmu lagi belajar masak."
Hyuga mulai membuka topik pembicaraan saat mereka semua sudah selesai berlatih basket di gym.
"Ya itu benar, ibuku menyuruhnya untuk belajar masak dari sekarang," balas Kagami.
"Tapi apa dia memang pintar masak?" tanya Furihata.
"Kalau itu adiknya Kagami tentunya dia pasti bisa masak, iya kan?" kata Koganei.
"Aku harap begitu."
.
.
Di ruangan klub basket, semua orang sudah berkumpul di sana untuk mendapatkan makanan dari adiknya Kagami. Bukan berarti mereka tidak bisa membeli makanan atau apa tapi ketika mendapatkan makanan gratis siapa yang nolak? Apalagi ini buatan adik Kagami yang cantik.
(Name) datang dengan membawa tiga kotak bekal yang cukup besar, sudah pasti isi nya makanan yang ia buat. Semua orang tampak antusias kecuali Kagami. Entah kenapa Kagami merasakan firasat buruk.
"Nah senpai-tachi, ini dia bekal yang aku buat. Semoga kalian suka," kata (Name) dengan raut wajah senang.
Para senpai yang di sana mulai membuka tiga kotak bekal itu, terlihat di sana onigiri, karage, sosis gurita, dan juga telur gulung yang ia buat cukup banyak. Mereka semua tampak antusias dan mulai mengambil sumpit untuk segera mencoba makanan yang dibuat (Name).
"Biar aku coba dulu," kata Kagami sebelum senpainya – Hyuga mencoba mengambil telur gulung. Melihat raut wajah serius seperti itu, Hyuga sedikit mundur – memberikan ruang untuk Kagami agar bisa mencobanya.
Kagami mulai mengambil sumpit lalu mencoba salah satu telur gulung. Saat ia memakannya, raut wajah Kagami tampak aneh, ia hendak memuntahkan kembali telur gulung itu yang terasa begitu asin namun tidak jadi karena melihat semua jari (Name) yang diberi plester. Pasti adiknya itu berusaha keras membuatkan bekal untuk mereka semua.
"Nii-chan, bagaimana rasanya?" tanya (Name) dengan mata yang berbinar ingin tahu akan pendapat Kagami.
"E-enak sekali. (Name), kau hebat!" puji Kagami sambil mengelus pucuk kepala (Name).
◆Bonus◆
"Huweek ... rasanya ada yang asin, ada yang terlalu manis, dan juga ada rasa aneh. Apa dia pingin cepat nikah?"
"B-bukan gitu kapten, (Name) sangat buruk dalam takaran bumbu, tapi kalau masalah menghias makanan dia paling bagus."
"Tapi kenapa kau berbohong, Kagami-kun?"
"Itu karena ... (Name) berjuang keras untuk membuatkan bekal ini untuk kita."
"Benar-benar kakak yang baik."
"Ah, tapi perutku terasa sakit sekarang."
Aku merasa terharu meski harus sakit perut.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro