Bab 79
Seorang bayi perempuan mungil kini tengah tertidur di dekapan sang ibu. Difa mengusap lembut pipi sang putri kemudian mencium keningnya lembut.
"Sayang kamu lucu sekali... mama gemas ih" ucap Difa gemas.
Qinara Hutama bayi perempuan berpipi tembam mata sipit hidung mancung ini benar benar duplikat dari sang ayah. Tak ada satu bagian wajahnya yang tak mirip dengan sang ayah. Hal ini membuat Difa kesal dan iri karena tak ada bagian darinya yang ada diwajah sang putri.
"kenapa kamu mirip sekali dengan papa mu sih... kenapa tidak ada yang mirip dengan mama... hemmm" ucap Difa sembari menggembungkan pipinya.
"Mama yang mengandungmu sembilan bulan, membawamu kemana mana tapi mengapa wajahmu tidak ada yang mirip dengan mama sama sekali..."
"Baiklah ayo kita ganti popokmu dulu sayang..."
"Taraa sudah selesai... uhhhh kamu unyu sekali nak... anak siapa sih hemmm" menoel pipi gembul Qinara.
"Qi ayo kita keluar... semua orang pasti sudah menunggumu..."
Difa bermonolog dengan Qinara seolah sang putri sudah bisa diajak bicara. Difa menggendong Qinara keluar kamar menuruni anak tangga menuju ruang tamu yang sudah disulap sebagai tempat aqiqah sang putri. Difa melempar senyum sembari menyapa beberapa keluarga dan tamu undangan yang berada didekatnya tak terkecuali sang saudara kembar Dafa dan keluarganya yang yerlihat baru saja datang.
♥♥♥♥
Hari ini Renata Dafa dan anak anaknya ditambah dengan sakti pergi kerumah Difa dan Arga untuk menghadiri acara aqiqah Qinara. Renata membawa beberapa kado yang telah ia siapkan jauh jauh hari untuk Qinara.
"sayang... kamu sudah siapin kado untuk Qinara kan?"
"sudah kok mas... sudah aku bungkus juga, kadonya sudah dibawa sama Kafa dan Shafa tadi..."
"ya sudah... cepatlah nanti kita terlambat loh"
"iya mas bentar aku lagi ganti popok Rafa nih..."
"oke baiklah...."
Tak lama kemudian Renata turun dengan menggendong Rafa "ayo mas..."
Dafa menggiring Renata masuk kedalam mobil melajukan mobil menuju kediaman Difa dan Arga. Sementara Shafa Sakti dan Kafa sudah lebih dulu berangkat.
Sakti memarkirkan mobilnya diarea parkir disusul kemudian mobil Dafa. Mereka melangkahkan kaki masuk kedalam rumah yang sudah dipenuhi tamu undangan. Dafa langsung menuju ke tempat yang sudah disediakan khusus untuk para keluarga. Ia menyapa Arga yang terlihat sedang asik mengobrol dengan beberapa keluarga sementara Difa belum terlihat disana.
"Hai... Daf Ren selamat datang... terimakasih ya sudah memenuhi undangan kami" sapa Arga sopan.
"Iya kak sama sama... ngomong ngomong kak Difa dimana?" tanya Dafa penasaran.
"oh Difa sama Qinara masih diatas mungkin sebentar lagi turun... soalnya tadi Qinara sedikit rewel"
"hemm begitu..."
Dafa beserta anak dan istrinya duduk ditempat yang telah disediakan tak lama kemudian Difa datang melempar senyum dan menyapa ke arahnya.
"Hai Daf Ren... baru dateng ya..."
"iya kak... baru saja sampai kok..." ucap Renata lembut.
"ihhh gemesnya keponakan aunty lucu sekali..."
"jadi pengen nambah anak satu lagi nih gara gara lihat baby Qi" celetuk Dafa yang mendapat tatapan tajam dari sang istri.
"maaf maaf sayang bercanda" imbuh Dafa sembari terkekeh melihat tatapan tajam sang istri.
"Terimakasih ya sudah datang aku mau menyapa tamu undangan yang lain dulu ya sebelum acara dimulai" ucap Difa yang disetujui oleh Dafa dan Renata.
Difa melenggang pergi menuju tamu tamu yang lain untuk sekedar menyapa sebelum acara dimulai. Sesaat kemudian acara dimulai, acara berlangsung sangat khidmad para tamu undangan dibuat begitu menikmati serangkaian acara yang sudah Arga dan Difa siapkan.
♥♥♥♥♥
Usai Acara Aqiqah Dafa sekeluarga langsung berpamitan kepada Difa dan Arga. Sesampainya dirumah mereka langsung masuk kedalam kamar masing masing setelah Sakti pamit.
Dikamar Dafa
Renata sedang memberikan asi kepada Rafa sembari duduk bersandar disofa sedangkan Dafa memilih berganti pakaian.
"Mas... Rafa badannya anget, kayaknya dia lagi gak enak badan deh mas..." ucap Renata khawatir.
"masa sih bun... coba sini ayah liat..." Dafa menempelkan telapak tangannya didahi sang anak dan ternyata benar sang anak sedang demam.
"iya bun anget... gimana ini? apa kita bawa kedokter saja bun?"
"ayah lupa ya bunda kan dokter anak...."
"oh iya ya ayah lupa... hehehe"
"bunda udah kasih obat yah semoga saja besuk sudah sembuh"
"iya bun semoga Rafa cepet sembuh ya..."
"bun ini hari apa sih...?"
"kamis kan...? kenapa yah..."
"ihhh bunda gak asik ah..."
"lah gimana sih yah bunda beneran gak tau..."
"ini malam jumat bun... biasanya ngapain masak lupa sih..."
"oh hahahaha maaf maaf yah bunda lupa... iya iya bentar ya biar Rafa pulas dulu tidurnya..."
Renata terkekeh melihat ekspresi sang suami yang cemberut karena Renata lupa. Sesaat kemudian ia langsung meletakkan Rafa kedalam boxnya kemudian berjalan menuju walk in closet untuk mengganti pakaiannya. Ia memilih gaun sutra tipis berwarna merah muda dengan aksen renda di bagian dada dan ujung roknya. Ia sengaja menggoda sang suami dengan tidak mengenakan bra. Ia membaringkan tubuhnya diatas ranjang yang langsung diterkam oleh sang suami dengan ganas. Mereka saling membagi dan menerima belaian dan cumbuan satu sama lain hingga sama sama memperolwh kenikmatan.
"bun tambah lagi ya..." bisok Dafa yang diangguki oleh Renata.
Mereka memulai lagi pergumulan panas mereka hingga beberapa kali dan kemudian tidur.
Dikamar Shafa
Shafa mengganti bajunya dengan piyama tidur bergambar kartun kesukaannya kemudian merebahkan tubuhnya sejenak meraih ponsel dan menelepon sang pacar untuk memastikan jika sudah sampai dirumah.
"ya sayang" ucap Sakti dari seberang sana.
"sudah nyampek rumah kenapa gak kasih tahu sih kak... aku kan jadi khawatir..."
"maaf sayang tadi kakak diajak ngobrol sama mami dan papi sebentar"
"hemmm gitu... ya sudah gapapa kak... yang penting sudah sampai rumah..."
"iya sayang... aku VC ya... tunggu sebentar aku ganti baju dulu"
"iya kak... kalau begitu aku matiin dulu ya kak teleponnya...."
"iya sayang" Bip suara sambungan telepon terputus.
Sakti segera masuk kedalam kamar dan mengganti bajunya kemudian melakukan video call dengan sang kekasih.
"Sayang..."
"iya kak..."
"kamu lucu sekali pakai baju kaya gitu Shaf"
"iya kah.... baju tidur Shafa gambarnya kaya gini semua loh kak..."
"hahaha lucu sayang... bikin gemes... oh ya besuk pagi berangkat sendiri lagi ya... aku soalnya masih repot ngurusin kerjaan kantor..."
"iya kak..."
"ya sudah cepet tidur sayang... jangan lupa berdoa biar mimpiin aku" ucap Sakti sembari terkekeh.
"ishh... ada ada saja... kakak juga cepat tidur ya semoga mimpi indah..."
"iya sayang... love you emmmuach...."
"love you too kak"
"kok gitu doang sih yang... kissnya mana?" protes Sakti.
"iya iya emuaah... bye kak..."
"makasih ya Shaf bye..."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro