
Bab 70
Sesuai janjinya sore ini sepulang dari kantor Sakti mandi dan bersiap kerumah Shafa untuk bersilaturahmi sekalian meminta ijin kepada kedua orang tua Shafa untuk menjadikan Shafa kekasihnya.
Seorang gadis sedang asik menyantap salad buah dimeja makan dia adalah Tasya adik kandung dari Sakti. Ia menatap sang kakak dari atas sampai bawah memperhatikan penampilan rapi sang kakak yang tampak memukau, tumben sekali sang kakak pergi dimalam minggu tanpa mengajak dirinya.
"Aishh Rapi amat... mau kemana kak?" Tanya Tasya sembari mengunyah makanan.
"ada deh mau tau aja"
"mau malam mingguan ya... ikut dong kak" rengek Tasya.
"gak bisa... gue mau ke rumah Shafa bukan buat nongkrong"
"Shafa? cewek yang sering lo ceritaain ke gue itu ya kak?"
"heemm... gue mau kerumahnya pengen ketemu sama kedua orangtuanya"
"ngapain? "
"silaturahmi saja..."
"Mam... Sakti berangkat dulu ya..."
"Loh kamu beneran jadi...?"
"iya mam... doain Sakti ya mam..." ucap Sakti sembari memeluk sang ibu lalu mengecup pipi sang ibu dengan sayang.
"Pasti sayang..." Lana mengusap lembut punggung sang putra sembari mengecup dahinya singkat sebelum putranya benar benar pergi.
Sakti melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah Shafa, ia mampir ke toko kue membeli oleh oleh untuk kedua orang tua Shafa.
Hanya butuh waktu lima belas menit saja Sakti sudah sampai didepan rumah orang tua Shafa, ia memarkirkan mobilnya dipelataran rumah Orang tua Shafa, ia kemudian melangkahkan kakinya kedepan pintu rumah dengan segala keberanian yang telah ia kumpulkan ia mulai memencet bel rumah orang tua Shafa. Menyapa seorang wanita anggun yang membukakan pintu untuknya.
Renata mendengar suara bel langsung bergegas berjalan membukanya.
"bentar mas aku mau buka pintu dulu"
"iya sayang"
Renata melangkahkan kaki menuju pintu dan segera membukanya, ia terkejut kala mendapati seorang anak laki laki dewasa yang umurnya mungkin diatas Shafa sedang tersenyum manis kepadanya.
"Sore tante... perkenalkan saya Sakti" ucap Sakti sembari mengulurkan tangannya kepada Renata.
"oh Sakti... guru baru disekolah Shafa kan.... saya Renata bundanya Shafa, ayo masuk nanti saya panggilkan Shafa..."
"gak usah tante... saya kemari ingin berkenalan dengan om dan tante..."
"benarkah... kalau begitu ayo sini duduk didalam, ayah Shafa kebetulan sedang menonton tv didalam..."
"ternyata dia memang serius dengan Shafa " batin Renata.
Renata menggiring Sakti masuk kedalam rumah dan mempersilahkan untuk duduk diruang tamu.
"Sebentar ya tante panggil om dulu..."
"iya tante..."
Renata menghampiri Dafa yang sedang asik menonton tv "mas ada temen Shafa tuh didepan katanya mau kenalan sama kita"
"siapa sayang?"
"temuin saja nanti mas juga tahu sendiri"
"oke bun..."
Dafa menuju ruang tamu sedangkan Renata pergi kedapur membuatkan minuman untuk Sakti.
"om... kenalkan saya Sakti... guru baru disekolah Shafa" ucap Sakti sembari mengulurkan tangan ketika melihat kedatangan Dafa.
"Dafa... ayah Shafa... "
Sakti mengutarakan maksud kedatangannya untuk berkunjung serta memohon kepada Dafa dan Renata untuk mengijinkan Sakti dan Shafa berpacaran yang membuat Dafa tercengang, Dafa salut kepada keberanian dan kesungguhan Sakti ia pun lantas memberi lampu hijau untuk Sakti dengan catatan catatan tidak mengganggu sekolah Shafa yang disetujui oleh Sakti.
"trimakasih om... tante"
"panggil ayah dan bunda sama seperti Shafa memanggil kami" ucap Dafa lembut.
"baik yah.."
Sesaat kemudian suasana benar benar mencair mereka semakin akrab dan tak segan saling melempar candaan yang menimbulkan gelak tawa diantara mereka bertiga.
♡♡♡♡♡
Shafa kini berdiri tidak jauh dari ruang tamu penasaran dengan tamu kedua orang tuanya, ia membelalakkan mata tak percaya melihat Sakti sedang duduk diruang tamu bercengkrama akrab dengan ayah dan bundanya.
"Sakti..." ucap Shafa lirih.
Renata yang menyadari Shafa sedang berdiri memperhatikan kearahnya pun segera memanggil Shafa.
"nah ini dia anaknya.... Shafa sini nak" ucap sang bunda lembut.
"iya bun" Shafa berjalan menuju ruang tamu dan duduk tepat disamping sang bunda.
"Nah Sakti sebaiknya kamu bicarakan dengan Shafa langsung ya nanti yang terpenting ingat pesan kami..." ucap Dafa sembari menepuk nepuk pundak Sakti.
"iya ayah siap..." Sakti mengacungkan jempol kepada Dafa.
"ayah? bahkan ayah sudah mengijinkan Sakti memanggilnya ayah... apakah itu pertanda Sakti benar benar memenuhi janjinya..." batin Shafa sembari mendengarkan percakapan Dafa dan Sakti.
"sayang kenapa diem aja... ayo bicara? kenapa malah diem saja sih..." ucap Dafa kepada putrinya.
"ahh... iya yah..."
"mas... sepertinya mereka butuh waktu untuk mengobrol berdua deh..."
"iya sayang... kamu benar, Shafa ajak Sakti ketaman depan kompleks gih biar kalian nyaman ngobrolnya..." ucap Dafa memberi intrupsi.
"i...iya yah"
Sakti dan Shafa pergi jalan jalan menuju taman kompleks usai berpamitan kepada Dafa dan juga Renata.
"kita jalan kaki saja ya pak... soalnya deket kok dari sini" ucap Shafa sembari berjalan menunjukkan arah kepada Sakti.
"terserah kamu saja.."
Shafa dan Sakti duduk dibangku taman, mereka masih berada dalam kecanggungan karena keduanya sama sama baru saling mengenal.
"hemmm... Shaf aku sudah minta ijin kepada kedua orang tuamu..."
"jadi bapak serius sama omongan bapak kemarin"
"bisa tidak jangan panggil bapak kalau lagi berdua Shaf... umur kita selisihnya gak banyak kok" ucap Sakti yang kurang suka dipanggil bapak.
"maaf kak, aku kebiasaan heheh... jadi gimana jawaban ayah sama bunda?"
"ayah dan bunda sih bilang kalau semua terserah sama kamu Shaf... dan aku harap kamu kasih aku kesempatan"
"oh begitu ya... aku belum tahu kak...aku masih sedikit ragu, boleh gak kalau aku minta waktu"
"gapapa aku akan nungguin sampai kamu yakin kok"
"terimakasih kak"
"hemmm...."
"oh ya besuk senin boleh ya aku jemput kamu"
"tapi kak aku takut kalau kita nanti jadi gosip satu sekolah..."
"nanti kamu turun diujung jalan saja Shaf biar gak ada yang tahu"
"oke aku setuju kak..."
Kecanggungan diantara mereka pun diam diam mulai hilang tergantikan dengan candaan candaan dan obrolan kecil antar keduanya.
"beli es yuk kak... Shafa haus banget..."
"oke dimana? mau ambil mobil dulu atau giman?"
"kita beli disana saja kak... ada es doger enak banget tapi dipinggiran jalan giimana? kakak jijik gak?"
"gak lah... ya sudah ayo kita kesana" Sakti meraih tangan Shafa menggandengnya sembari mengobrol kecil.
Sementara yang merasa tangannya digandeng wajahnya langsung merah merona. Mereka menghabiskan malam minggu pertama mereka berdua ditaman kompleks.
Hai Readers...
Terimakasih sudah meluangkan waktu membaca cerita saya...
saya mohon dengan sangat tolong tinggalkan vote komentar... agar saya lebih semangat lagi menulisnya...
sampai jumpa di next episode ya... :)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro