Chapter 1
.
.
.
.
.
Emma masih dengan setia membaca Diarynya. Ia tengah membayangkan kejadian-kejadian yang dia lewati setelah membaca tanggal-tangal di diarynya itu.
Tanggal 03 Agustus 2018
Untuk pertama kalinya, aku tahu bahwa namamu adalah Oliver Jackson.
....................
03 Agustus 2018
Saat ini, Emma sedang duduk bersama teman-temannya di kantin. Emma senang, kini Ia mendapatkan teman-teman yang baik. Disamping memiliki teman-teman yang baik, Ia juga memiliki seorang musuh yang juga sangat membenci perkumpulan mereka. Perkumpulan itu dipimpin oleh seorang yang bernama Draka Winston.
Draka dan perkumpulannya merupakan asrama yang berbeda dengan Emma dan teman-temannya. Emma dan teman-temannya berada di asrama singa, sementara Draka dan teman-temannya berada di asrama ular.
Dengan begitu, Draka dan Emma sama-sama memiliki kelas yang berbeda karena mereka tidak seasrama.
"Hei, perkumpulan orang-orang bodoh. Kalian tampak bodoh dengan senyum tolol kalian itu," ejeknya sembari memperlihatkan wajah jijik pada Emma dan teman-temannya.
Tampak beberapa orang yang duduk disampinya juga memperlihatkan ekspresi yang sama.
Dan tentu saja, Emma dan teman-temannya marah. Siapa yang rela diperlakukan seperti itu. Bahkan laki-laki yang memiliki rambut seperti jahe itu sudah tidak dapat diukur lagi seberapa merah wajahnya sekarang. Begitu juga dengan teman perempuan Emma. Mereka memandang benci dan cela orang-orang yang mengejek mereka.
Emma pun tidak dapat lagi menahan kesabarannya. Ia begitu menatap tajam anak laki-laki menyebalkan yang bernama Draka Winston. Anak itu hanya memasang senyum mengejek pada Emma. Tetapi Ia menutup matanya lalu menghela nafas.
"Tuan Winston yang terhormat, apakah hari ini Anda sama sekali tidak memiliki pekerjaan yang cukup dengan mengejek kami semua?" tanyanya sembari menatap tajam anak itu.
"Pekerjaanku sudah banyak, tapi menganggu dan mengejek kalian itu sudah menjadi hobi selama beberapa hari ini. Hahahha." jawabnya kemudian tertawa kencang diikuti oleh teman-temannya yang lain. Salah satu temannya berhigh five dengan Draka.
Dengan penuh sabar, Emma menghela nafas untuk menenangkan emosinya. Emma ingin menjawab, akan tetapi sebuah suara sudah menegur Draka dengan tegas.
"Sebaiknya Anda makan dengan tenang di tempat duduk anda Tuan Winston!" ucap seorang perempuan dengan nada tegas. Mereka semua menoleh ke asal suara itu dan mendapati kepala asrama Emma dan teman-temannya.
Draka dan teman-temannya langsung kicep sembari melanjutkan makan mereka, sementara itu Emma dan teman-temannya menyeringai kemenangan. Mereka mengucapkan terimakasih kepada kepala asrama mereka yang sudah menjauh dari tempat mereka.
Setelah beberapa lama, datanglah segerombolan laki-laki yang masih memakai seragam basket mereka.
"Ah lihat itu, kyaaaa!" pekik salah satu teman Emma, Padima.
"Ada apa?" tanya Emma yang menatap Padima yang sedang kegirangan.
"Lihat itu!" tunjuknya pada segerombolan laki-laki diseberang.
"Iya, kenapa?"
"Itu Oliver dan teman-temannya" ucap Padima sembari girang.
Di sampingnya, Lily juga tampaknya ikut girang disamping Padima. Lain halnya dengan Emma, gadis itu tampak terpaku pada satu laki-laki. Laki-laki itulah yang menabraknya dan menatapnya tajam seperti Emma itu adalah mangsanya.
Tanpa diduga, laki-laki itu juga menatap kearah Emma, membuat gadis itu membeku ditempat. Lain halnya dengan kedua teman perempuannya yang girang Oliver menatap teman mereka.
'Emma yang ditatap, kenapa malah mereka yang girang?' batin ketiga teman laki-laki mereka yang terdiam.
Selama beberapa detik kemudian, Oliver langsung mengalihkan tatapannya pada teman-temannya yang sibuk bertengkar satu sama lain. Dengan begitu, Emma akhirnya bisa bernapas. Selama ditatap laki-laki itu, ia tidak dapat bernapas.
"Ini! Minumlah," ucap laki-laki bertampang gugup bertag name Novan yang memberikan sebotol aqua pada Emma.
"Thank!" Emma mengambil botol yang diulurkan Lily padanya lalu meminum rakus.
"Eh, siapa tadi yang menatap Emma?" tanya laki-laki berkacamata, Jasper.
"Itu tadi kapten tim basket asrama kita. Namanya Oliver Jackson!" jawab Padima semangat. Sedangkan tiga lainnya hanya beroh ria.
"Oliver?" ucap Emma yang seakan menarik Padima untuk berbicara banyak tentang sang kapten.
"Kenapa Em? Kau tertarik?" goda Padima dengan seringai jahil dibibirnya.
"Eh! Enggak!" jawab sewot Emma tetapi matanya terus menatap kearah Oliver yang baru saja mendapatkan makannya.
"Dia adalah Oliver Jackson, anak dari salah satu perusahaan yang menyumbangkan dana pada sekolah kita. Tahun ini, dia mendapatkan gelar kapten basket karena kepiawaiannya dan kehebatannya bermain basket," jelas Padima yang menjelaskan Oliver pada Emma yang masih menatap laki-laki itu.
"Tapi..." Padima menjeda ucapannya membuat semua temannya menatapnya penasaran.
"Kata orang, Oliver itu laki-laki dingin dan hanya sedikit orang yang bisa berdekatan padanya. Bahkan, dia melatih anggota basketnya baik perempuan maupun laki-laki keras dan tidak dibeda-bedakan," ucapan Padima membuat mereka berpikir sejenak.
"Kenapa perempuan dan laki-laki disatukan?" tanya Reno, laki-laki berambut jahe.
"Oh, dia ikut juga melatih tim basket putri. Tapi latihannya sama berat dengan tim basket putra," jawab Padima.
"Apa sifatnya sekeras itu jika melatih?" kali ini Lily yang bertanya. Jawaban Lily diangguki oleh Padima.
"Iyup, dia bahkan tetap melatih anggotanya di bawah guyuran hujan dan kalau sudah dekat pertandingan pagi-pagi sekali dia akan menyuruh anggota latihan." jawabnya sembari berbisik agar tidak terdengar yang lain.
"Guyuran hujan? Bukannya ruangan basket sudah dibuatkan sebuah ruangan?" tanya Jasper, pertanyaan Jasper sama dengan pertanyaan Emma.
"Oh itu, itu kalau tidak ada perdebatan dengan kapten tim basket asrama ular," begitu jawaban keluar, mereka semua langsung menatap kearah segerombolan asrama ular.
Di sana terdapat Draka dan teman-temannya, bersamaan dengan beberapa orang yang berpakaian basket tetapi berwarna hijau.
"Itu namanya Markus," tunjuk Padima kepada seorang laki-laki yang sedang disuapi oleh salah satu teman perempuan Draka.
"Dia adalah musuh besar Oliver Jackson." sambungnya.
Emma langsung mengalihkan tatapan kepada sang kapten tim basket asrama singa.
Bersambung
.
.
.
.
.
Hai readers, makasih udah baca, vote dan komen nya.
Info: teman-teman Emma bernama Jasper (laki-laki berambut hitam dan berkacamata), Reno (laki-laki berambut merah seperti warna jahe), Padima (perempuan berkulit cokelat yang manis), Lily (perempuan bertubuh agak gemuk namun cantik) dan Novan (laki-laki yang selalu gugup dan memasang wajah ketakutan).
Tag: CreaWiLi
Admin:
hermonietha/MaaLjs Tangan_Kiri noviap26_ BETTAFOUR Tiuplylyn RGNyamm NyaiLepetj AudyaAprilia Quinhiems
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro