Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

LOVING THIS MOMENTS

Aku tak bisa memejamkan mataku untuk terlelap. Setiap aku mencoba untuk menutup mata, selalu terbayang kejadian yang menimpaku tadi sore. Semua hal yang terjadi begitu gila dan tak masuk akal, anehnya aku menyukai setiap detik momen itu. Demi merlin, aku menyukai kegilaan ini! Tak pernah terbayangkan olehku orang yang merebut ciuman pertamaku!

Aku ingat aku benar-benar terkejut atas tindakannya itu. Aku tak mengerti cara yang benar untuk berciuman karena itu pengalaman pertamaku, aku mungkin harus membaca buku tentang hal ini – jika ada. Ciuman yang terjadi tak bertahan lama, Malfoy berhenti setelah lima menit. Dia memandangku dengan sangat lekat.

Aku tidak menyukai situasi canggung seperti ini, aku pun berkata. "Apa aku seburuk itu?" Pasti ada alasan dengan cara Malfoy menatapku dan kemungkinannya adalah karena aku belum handal melakukan hal-hal seperti ini.

"Maksudmu?" tanyanya. Tangannya mengelus pipiku sangat lembut.

Aku menggigit bibirku untuk sedikit menghentikan kegugupan, "Ciumanku. Apa seburuk itu?"

Salahkanlah jiwa tak ingin kalah dalam diriku. Aku melanjutkan perkataanku sebelum Malfoy memberikan sepatah kata balasan. Aku hanya ingin Malfoy tahu aku tak sepayah itu dan jikalau aku memang separah itu, ada alasan yang mendasarinya. "Kau harus mengerti ini adalah ciuman pertamaku. Mungkin menurutmu aku seburuk itu tapi setidaknya aku rasa aku tidak mungkin seburuk itu. Percayalah Malfoy, jika nanti kita Kembali berciuman, ciumanku takkan sepayah tadi karena aku sudah punya pengalaman."

Jika aku bisa, aku ingin mengunci mulutku rapat-rapat agar tak mengeluarkan perkataan yang memalukan seperti tadi. Pembicaraan ini menjatuhkan harga diriku. Belum lagi reaksi Malfoy adalah tertawa terpingkal-pingkal.

"Jadi, aku memang seburuk itu?" Aku tidak suka reaksi tawanya. Aku butuh jawaban. Yang bisa menjawab pertanyaan ini adalah Malfoy, karena dia adalah kekasihku.

Ah.

Aku baru menyadarinya. Status hubungan ini masih belum jelas. Malfoy masih belum menjawab pernyataan cintaku. Dia hanya menciumku, aku bahkan tak tahu alasan dia melakukannya. Apakah dia juga mempunyai rasa yang sama denganku ataukah dia hanya terbawa nafsu? Atau bisa jadi dia melakukan itu untuk menggodaku. Sungguh aku terlihat seperti idiot sekarang.

"Tidak, Granger. Kau sempurna." Suaranya yang serak menghentikan semua pikiran negative yang menari di benakku dan memberi efek otomatis di bibirku yang sekarang tersenyum merekah.

Kita Kembali bertatapan, dia Kembali mendekatkan wajahnya lagi tapi sebelum bibirnya menyentuh bibirku, dan sebelum aku kembali dibuat gila oleh ciumannya, aku pun memalingkan wajahku. Bibirnya hanya mengenai sudut bibirku. Wajahnya langsung tertekuk saat mendapat respons itu. Menggemaskan sekali.

"Apa status kita saat ini?" tanyaku langsung pada intinya. Aku tak mau mempunyai hubungan yang tak jelas. Aku mempunyai aturan sendiri mengenai hubungan asmaraku.

Reaksi Malfoy membeku, dia menatapku lama tapi taka da satu pun kata yang keluar dari mulutnya. Hanya diam yang menemani kita selama tiga menit – ya, aku menghitungnya dalam hati untuk mengontrol kegugupanku. Sejujurnya ini lebih mendebarkan dibandingkan saat tadi aku menyatakan cintaku, atau bahkan saat bibir Malfoy bermain manis di atas bibirku.

"Apa yang kau mau, Granger?"

Apa-apaan ini Malfoy?!

Aku sedang bertanya, bisa-bisanya kau malah bertanya balik!

"Aku sedang bertanya padamu, Malfoy."

"Hubungan itu masalah konsensual. Jadi apa yang kau mau, Granger?"

"Malfoy, apa kau mengalami amnesia? Sudah jelas sekali tadi aku menyatakan perasaanku padamu. Dan sekarang giliran aku yang bertanya bagaimana perasaanmu padaku."

"Aku juga menyukaimu."

Tidak ada hal yang bisa mendeskripsikan perasaanku saat ini. Rasanya perutku seperti dihujani oleh ratusan coklat manis yang memabukkan. Sensasinya begitu meledak-ledak.

"Apa artinya kita sekarang berpacaran?"

Dia hanya mengangkat bahunya. "Jika itu yang kau mau."

Mataku mendelik, dia hanya tersenyum lalu kembali mencium bibirku. Aku ingin waktu terhenti tepat di saat ini. Sungguh situasi ini bahkan lebih menyenangkan daripada saat aku mengerjakan ujian!

Jadi, sekarang aku sudah resmi menjadi kekasih Draco Malfoy. Untuk malam ini biarkanlah aku terlena sejenak menyesap kebahagiaan ini. Besok adalah cerita lain, aku harus mengatakan dengan jujur pada semua temanku tentang hubungan ini. Sudah pasti akan ada penolakan tapi ini hidupku, aku berhak untuk bahagia tanpa mendengar pendapat orang lain.

<><><>

Suasana Aula Besar sangat ramai, banyak mata yang memandangku dengan tajam dan menjadikanku bahan perbincangan. Sudah seminggu ini aku menghadapi situasi ini, aku tak masalah.

Teman-temanku masih mendiamkanku karena aku tak menjawab pertanyaan mereka mengenai statusku dengan Malfoy, tapi pagi ini lain ceritanya. Aku duduk di antara mereka, mereka menatapku penuh tanya dan sebelum makanan datang di atas meja, aku langsung mengatakan. "Aku berpacaran dengan Malfoy."

"KAU GILA, HERMIONE!!!!" Suara teriakan Ron sangat kencang hingga membuat semua mata langsung menatap tempat kita.

"Aku menyukainya dan dia juga menyukaiku."

"Apa kau yakin dia benar-benar menyukaimu?" tuntut Ron. "Hermione ingatlah satu hal dia membencimu bahkan sejak kelas satu, dan tiba-tiba dia bilang dia menyukaimu? Gunakan akal sehatmu. Kau bilang kau pintar tapi bisa-bisanya kau gampang dibodohi."

"Dia sudah berubah, Ron. Aku benar-benar melihat ketulusan pada sikapnya."

"Well, kalau begitu aktingnya sangat hebat sampai bisa membuat penyihir terpintar di generasi ini luluh pada tipu busuknya."

"Ron!"

"Apa aku salah, Hermione? Kau lupa bagaimana hidupmu sengsara saat dia dulu selalu mengejekmu? Kau melupakan itu semua? Well, kalau kau lupa, biar aku ingatkan pria itu tidak baik untukmu, Hermione. Pada akhirnya kau yang akan terluka oleh sikapnya."

Aku tahu konsekuensi dari kisah cintanya yang aneh ini. Aku tahu betul hubungan ini takkan pernah bisa berhasil. Aku dan dia sama sekali tidak cocok dari segala sisi. Ini hanya cinta monyet, aku yakin perasaanku juga tidak sedalam itu untuknya. Aku rasa aku hanya penasaran saja menjalanu kisah cinta di masa remaja, begitupun dengannya. Dia mungkin penasaran denganku. Sudah gila kalau memang dia serius denganku, dia akan dibunuh oleh keluarganya sendiri.

Aku tak berharap banyak di hubungan ini.

Well, aku bahkan tak tahu apa yang aku inginkan. Aku ingin bahagia tapi aku tahu akhir hubungan ini tak bahagia. Entahlah... semua hal tentang Malfoy membuatku gila.

Neville memberikanku paha ayam untuk sedikit meredam ketegangan di meja ini. "Makanlah yang banyak, Mione. Kau kurusan."

"Thanks, Neville."

Sementara Harry dan Ginny tak bersuara. Aku yakin mereka pasti mengira hubunganku dan Draco hanya sebatas pelampiasan atas cinta tak terbalasku dengan Harry.

"Apa kekasih barumu itu menceritakan pada teman-temannya kau berpacaran dengannya?" tanya Harry yang matanya focus ke meja Slytherin.

Aku menoleh ke belakangku. Seperti biasa Draco sedang bersama teman-temannya. Mataku tak bisa lepas dari bagaimana Pansy mengapit lengannya leluasa. Rasanya aku ingin menjambak rambut Wanita itu dan berteriak kencang di kupingnya agar menjauh dari kekasihku.

Ron sedikit terkekeh, "Mana mungkin, Harry. Reputasinya yang dia agungkan akan rusak kalau temannya tahu dia berpacaran dengan Hermione. Dan dia pasti akan dibunuh oleh keluarganya kalau mereka sampai tahu. Hermione hanya pacar rahasianya."

Rahasia?

Apa Draco menginkannya seperti itu? Kalau begitu, Hermione sudah sangat salah karena telah menceritakan rahasia ini ke depan teman-temannya. Hermione menoleh ke kanan dan kirinya, banyak yang sudah berbisik-bisik apalagi setelah menguping pembicaraan mereka.

"Hubungan kalian bukan rahasia umum. Siswa sudah bergunjing lama sejak lama. Dan kau lupa minggu lalu kau memakai syal Slytherin?" Ginny mengingatkannya.

Matilah aku!

Apa Draco akan mencampakkan aku begitu tahu kalau isu yang beredar mengenai hubungan kita itu menurunkan reputasinya?

Apa aku hanya bisa menjadi pacar satu harinya?

Aku terlalu dibalut oleh kekalutan hingga tak menyadari ada sosok pria yang sudah menggeser posisi Neville dan memberikan kecupan kecil di pipikku. Saat aku menoleh aku melihat Draco Malfoy sedang tersenyum padaku, wajahnya hanya berjarak beberapa inci dariku. Dengan lembut dia merapikan anak rambut di sisi wajahku. "Pagi, sayang."

Mataku hanya bisa terfokus padanya, tapi aku yakin reaksi teman-temanku sudah hilang kendali. Bukan, reaksi satu isi Aula Besar langsung heboh.

"Malfoy, apa kau gila?" tanyaku dengan mata melotot. Apa dia tak takut akan reputasinya? Apa dia benar seserius itu denganku? Apa dia tak takut temannya akan mengadu ke orangtuanya dan menghukumnya?

Apa dia sudah gila?

"Aku gila karena merindukanmu."

"Hueeekkk!!!!" Itu sudah jelas suara Ron. Dia benar-benar memuntahkan makanannya membuat heboh orang-orang di meja kita karena tingkah menjijikannya yang membuat nafsu makan hilang sekejap. Sekarang dia sedang bertengkar dengan Seamus karena muntahannya sedikit terkena jubah milik Seamus.

"Ini bukan salahku! Dia lebih menjijikan." Sahut Ron sambil menuju kearah Malfoy yang masih dengan lekat menatapku.

Entahlah, aku masih belum terbiasa dengan situasi seperti ini. Memamerkan hubungan adalah bukan gayaku. Tapi kalau boleh jujur aku sedikit menyukainya.

Aku menoleh ke Pansy yang menatapku dengan tatapan membunuh, aku puas sekali dengan reaksinya. Untuk memanaskan hati Wanita itu, aku pun merapatkan tubuhku pada Malfoy agar Pansy tahu kalau laki-laki di sebelahku ini adalah milikku.

<><><>

Dengan satu isi sekolah yang tahu dengan hubungan kita, aku dan Malfoy bebas berkeliaran berdua. Kita bergandengan tangan di sepanjang perjalanan menuju kelas. Dia yang tak bisa berhenti merangkulku di tengah pelajaran. Sejujurnya tingkahnya itu menganggu konsentrasiku, aku sudah mengingatkannya agar sikapnya biasa saja saat kita sedang di kelas tapi dia tak bisa dibantah, dan aku pun tak mau membuat keributan. Kita baru berpacaran selama satu hari.

Sudah jelas sekali temannya tidak ada yang menyukaiku, mereka memandang sebelah mata diriku karena latar belakangku. Tapi Malfoy membuat peraturannya sendiri, tak ada lagi yang boleh menghina atau mengejekku. Ucapannya itu menjadi panduan mereka. Walaupun aku tahu seisi Slytherin membenci diriku tapi aku tak mendengar satupun kata ejekan yang keluar dari mulut mereka.

"Granger, aku bosan." Keluhnya di pelajaran sejarah sihir. Profesor Binns tengah melayang menjelaskan peperangan di abad lima belas. Dia sangat antusias walaupun seluruh isi kelas sudah tertidur pulas, kecuali diriku tentu saja.

Kepala Malfoy kini ada di atas meja, matanya tidak terpejam karena focus memandang diriku sepanjang pelajaran berlangsung. Aku mengacak rambut rapinya, "Tidur saja seperti yang lain."

"Bagaimana aku bisa tidur kalau di depanku ada gadis secantik dirimu."

Aku sedikit tersipu, "Malfoy hentikan semua gombalanmu itu."

"Aku tidak sedang menggombal, aku bicara fakta."

"Baiklah, terserah padamu. Sekarang diamlah aku sedang belajar."

"Aku bisa diam kalau kau melakukan satu hal."

"Apa?"

"Cium pipiku."

Mataku melebar, "Kau sudah gila???? Ini di kelas, Malfoy."

"Kelas ini berisi siswa yang sudah tidur dan professor hantu yang bahkan tak peduli dengan keadaan sekelilingnya. Tak ada masalah, Granger."

"Tidak,"

"Baiklah, aku akan terus mengoceh sampai kau terganggu. Apa aku buat keributan saja di kelas ini ya agar aku tak bosan?"

Aku memutar mataku. Dengan Gerakan cepat aku langsung menunduk dan mendaratkan bibirku di pipinya. "Puas?"

Draco bangun dari posisinya, kepalanya mendekat ke telingaku. "Sama sekali tidak, sekarang aku ingin mencium bibirmu."

Rekfles aku langsung mengangkat buku sejarah sihir dengan tebal empat inchi dan aku gunakan buku itu untuk memukul kepalanya. Dia harus diberi pelajaran karena isi kepalanya sangatlah kotor.

"AWW!!!" suaranya cukup keras membuat beberapa siswa terbangun.

"Sakit, Granger."

"Maka dari itu hentikan ucapan kotormu, Malfoy."

"Ciuman adalah bukan kata kotor, apa aku harus mengajarimu apa itu kata kotor?"

"Tidurlah, Malfoy."

Tentu saja Malfoy tak menurutiku. Kita sibuk beradu argument tentang hal-hal yang sangat tidak penting. Ini untuk pertama kalinya aku tidak mendengarkan penjelasan professor Binns di kelas.

Tapi sekali lagi aku tekankan, aku sangat bahagia. Kurasa itu sudah cukup.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro