Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

I KNEW YOU WERE TROUBLE

'Cause I knew you were trouble when you walked in
So shame on me now
Flew me to places I'd never been
'Til you put me down, oh
I knew you were trouble when you walked in
So, shame on me now
Flew me to places I'd never been
Now I'm lyin' on the cold hard ground
(I Knew You Were Troube by Taylor Swift)
*****

Aku sangat yakin buku diary-ku tertinggal di perpustakaan, aku tidak mungkin salah mengingat. Satu buku tebal berisi ratusan halaman saja aku ingat judul setiap bab, halaman dan isi di dalamnya.

Ada yang tidak beres. Ini pasti ulah Malfoy.

Aku tidak menggubris Harry dan Ron yang memanggil namaku dengan kencang sekali saat aku mulai melangkah ke meja yang diduduki siswa asrama Slytherin. "Dia sinting." ujar Ron keras sekali, mustahil orang di ruangan ini tidak mendengar. Semua mata pun memandangku aneh tapi aku tidak peduli.

Memang mendekati Malfoy sangat bukan gayaku, tapi aku butuh bukuku. Jadi di dalam kelas Transfigurasi aku memilih untuk duduk di sebelahnya. Aku hanya butuh menulikan telinga untuk ocehan teman-temannya yang tidak menghargai orang lain, fokusku sekarang adalah mendekati Malfoy sampai dia menyerahkan kembali bukuku. Malfoy pasti dalangnya, aku tidak akan meragukan ingatanku.

"Apa yang kau lakukan di sini? Ini tempat Slytherin." katanya sambil melotot begitu aku duduk di sebelahnya.

"Kembalikan bukuku."

"Aku tidak tahu, Granger. Aku tidak melihat bukumu."

"Kembalikan bukuku," ulangku lebih tegas. "Aku akan terus menganggumu kalau kau tidak mengembalikan bukuku. Percayalah aku bisa melakukan hal-hal yang lebih gila dari pikiranmu. Cepat kembalikan."

Malfoy memutar matanya, "aku tidak takut padamu, Granger. Mau kau mengikutiku sampai mati pun kau takkan mendapat yang kau mau, karena aku tidak tahu."

Aku menyipit melihat ekspresi wajah Malfoy, dia menghindari bertatapan langsung dengaku artinya pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan.

"Aku butuh buku itu, Malfoy."

"Aku tidak melihat bukumu sama sekali, Granger."

Professor MgGonnagal masuk membuat seisi kelas menjadi sunyi. Dia melihatku sekilas, "Kembali ke tempatmu, Miss Granger."

"Bisakah aku duduk disini, Profesor? Tidak ada peraturan tertulis mengenai letak tempat duduk di dalam kelas ini, jadi aku bebas memilih untuk dimana aku duduk."

Professor McGonnagal mengangkat kedua alisnya heran, "terserah padamu, Miss Granger."

"Kau sinting," kali ini bukan Ron yang mengataiku tapi giliran Malfoy yang berbisik padaku.

"Sudah aku bilang, aku bisa bertindak gila, Malfoy."

"Apa sepenting itu buku diarymu itu?"

Gotcha.

"Kau penipu, kau bilang kau tidak tahu dimana bukuku tapi tadi kau bilang buku diary, berarti kau tau dimana bukuku, Malfoy. Apa kau sudah membacanya?"

"Untuk apa aku membacanya, sama sekali tidak berguna."

"Kalau begitu kembalikan!"

"Tidak akan. Aku lupa menaruhnya dimana."

"DAMN IT, Malfoy!!!!"

Aku bahkan tidak sadar volume suaraku sudah sangat tinggi. Seluruh mata tertuju padaku, dan aku melihat Profesor McGonnagal memberi pandangan kecewa padaku. "Potong 10 poin Griffindor karena sudah menganggu kedamaian kelas."

"Maaf, Professor."

"Harap fokus di kelas ini, Miss Granger."

Malfoy dengan brengseknya terkekeh di sebelahku, "Aku puas sekali melihat anak kesayangan diomeli guru kesayangannya."

Aku tidak menggubrisnya. "Kembalikan bukuku kalau tidak-"

"kalau tidak apa, Granger?"

"Aku akan terus mengganggumu."

"You talk nonsense, Granger. Kau mau dikira kau penggemarku?"

"Aku tidak peduli asalkan bukuku kembali."

"Bukumu tidak ada padaku. Bukumu ada di perpustakaan."

"Kau bohong, kau sudah membacanya!"

"Aku sudah katakan aku tidak sudi membacanya. Aku hanya membaca dua kata di halaman pertama, dear diary, lalu bukumu aku tutup dan aku letakan di barisan buku lain."

"Kau apa, Malfoy? Bagaimana kalau buku itu diambil oleh orang lain?" Aku sudah sangat frustasi, kemungkinan bukuku diambil oleh orang lain sangat banyak. Aku takut kalau buku itu diambil oleh orang yang salah, namaku bisa tercemar dan rahasiaku akan terungkap. Rahasia ini mungkin tidak penting bagi Sebagian orang tapi ini penting bagiku. Sangat amat penting karena ini akan memperburuk situasi yang ada. Dan aku tidak suka menjadi bahan gossip.

Terakhir namaku diperbincangkan adalah saat aku didekati oleh Victor Krum. Sebenarnya hubunganku cuma sampai di pesta dansa. Dia memang menyatakan cinta padaku tapi aku tidak mungkin menerima cinta dari seseorang yang aku kenal sesingkat itu. Untungnya tidak ada yang tahu kalau aku menolak seorang Victor Krum, kalau mereka tahu mereka-terutama fans Krum, pasti akan membunuhku.

"Aku sudah bilang aku tidak peduli, Granger. Itu urusanmu, bukan urusanku."

"Ini urusanmu juga, kau yang membuat hal ini rumit. Kau mengambil bukuku."

"Aku tidak mengambilnya, Granger. Kau meninggalkan buku itu."

"Aku tidak mau tahu, ini salahmu. Kau harus menemukannya kalau tidak aku akan terus menganggumu sampai kau bosan."

"Sialan, kau sudah melewati batas kesabaranku, Granger." Gertak Malfoy masih dalam keadaan berbisik. Tatapannya yang semua tidak peduli menjadi jengkel.

"Aku-"

"Miss Granger, Mr. Malfoy kalian sebaiknya menyelesaikan obrolan kalian di luar. Aku akan memberi detensi untuk kalian selama satu bulan. Dan potong masing-masing poin asrama kalian 20."

"Satu bulan, Professor?" tanya Malfoy tidak terima. "Aku tidak mau menjalani hukuman bersama dia selama itu."

"Itu konsekuensi kalian. Silakan kalian berdua pergi sebelum aku tambah hukuman kalian lagi!"

Seperti itulah pada akhirnya kenapa takdir malah makin mendekatkanku dengan Malfoy sialan ini. Mulai dari tugas bersama kelas ramuan hingga detensi bersama. Kalau di cerita picisan biasanya jika takdir berusaha mendekatkan kita seperti ini artinya kita berjodoh. Tunggu dulu... jodoh? Aku dan Malfoy. Itu tidak boleh terjadi. Aku rela berdoa setiap waktu untuk menolak takdir ini. lagipula kenapa pikiranku bisa seliar ini?

Aku bisa gila.

***

"Hermione, kenapa tadi kau ke meja Malfoy?" Aku langsung di interogasi oleh Harry bersama dengan Ron dan Ginny yang sekarang tengah duduk di ruang rekreasi Gryffindor.

Mereka menatapku curiga tapi aku tidak bisa memberitahu mereka kejadian sebenatnya.

"Tidak apa-apa. Tidak ada masalah apapun." Aku mencoba berkelit dan berusaha menghindari tatapan mata mereka.

"Jujurlah pada kami, Hermione. Apalah Malfoy sialan itu mengancammu? Apa yang dia perbuat?" Ron sudah mulai naik pitam.

"Tidak, Ron. Tidak ada yang diancam. Aku hanya..." Ayolah Hermione gunakan otakmu untuk menghasilkan ide.

"Kau hanya apa, Hermione?"

"Aku hanya ingin lebih mengenalnya." Aku merutuki diriku sendiri. Bisa-bisanya aku mengeluarkan jawaban itu.

"KAU SUDAH GILA?!"

Benar, kawan, teman kalian ini sudah gila.

"Bukankah kalian harus mengenal musuh kalian untuk bisa menjatuhkannya?" Aku berusaha terlihat meyakinkan tapi sungguh aku berhak mendapatkan gelar manusia dengan akting terburuk. Untung saja aku bukan seorang aktris.

"Hermione, kau dan Draco tidak sedang bersama, kan?" Sekarang Ginny yang buka suara membuat mataku rasanya ingin copot keluar mendengar tuduhan itu.

Aku tentu saja tidak terima. "Enak saja, selera aku itu tinggi, Ginny. Tidak mungkin aku menjatuhkan seleraku untuk bersama seorang yang semengerikan Malfoy."

"Kau mengatakan yang sejujurnya?" Tanya Ginny lagi.

"Tentu saja aku jujur." Balasku dengan nada tinggi.

Harry langsung menggenggam tangan Ginny erat dan membela kekasihnya, "Kau tidak harus membentaknya, Mione." Aku langsung memutar bola mataku jengkel.

"Aku tidak suka dituduh sembarangan seperti itu."

Itu kalimatku terakhir sebelum aku melangkahkan kaki beranjak darisana. Kepalaku rasanya ingin pecah. Aku langsung beranjak ke perpustakaan, kali ini aku tidak mengunjungi tempat itu untuk membaca melainkan untuk mencari bukuku. Kalau ucapan Malfoy itu benar, harusnya aku bisa mendapatkan kembali bukuku sebelum ditemukan dan dibaca oleh orang lain.

Semua kacau karena ulah Malfoy sialan!

***
Guys, maaf ya kalau ceritanya entah jadi nggak jelas dan nggak nyambung. Aku udha lupa sebenarnya sama cerita ini tapi aku pengen lanjutin terus tamatin. Doakan ya guys. Hehe

Btw, update selanjutnya besok malam ya. Makasih semuanya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro