Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Siapa Aku

Pagi itu Dafa terbangun dari tidur panjangnya. Seorang wanita muda yang usianya jauh di bawah Dafa terlihat tersenyum bahagia kearah Dafa. Dengan lembut perempuan itu memberikan perhatian untuk Dafa.

"kakak sudah bangun.." ucap perempuan itu bahagia.

"tunggu sebentar ya kak aku panggil dokter dulu..." ucapnya sembari memanggil dokter keluar ruangan.

"Siapa aku? dan dimana aku sekarang?" tanya Dafa tiba tiba ketika perempuan itu datang dan duduk kembali disampingnya.

Sejenak perempuan itu mengerutkan dahinya lantas dengan sebuah senyuman ia mulai menjawab pertanyaan demi pertanyaan Dafa dengan tenang.

"Namu adalah Dave... kau adalah kakakku... apa kau melupakannya?" ucap perempuan itu sembari tersenyum manis.

"Dave? kakakmu?" ucap Dafa mengulang ucapan perempuan itu.

"hemmm namamu Dave dan aku adalah adikmu.. apa kau mengingatnya?"

Dafa menggeleng perlahan kemudian mencoba duduk meski tubuhnya masih terasa lemas.

"Baiklah aku Kara adik kakak..." ucapnya sembari tersenyum.

"Baiklah Kara bisakah kau menceritakan padaku apa yang terjadi kepadaku sehingga aku dirawat di sini?"

"jadi kakak benar benar tak mengingatnya?" tanya Kara memastikan.

Dafa kembali menggelengkan kepala pelan.

"Baiklah aku akan menceritakannya padamu kak... kakak di bawa kemari karena sebuah kecelakaan besar menimpa kakak... waktu itu kakak pulang kerja dan mungkin waktu itu kakak sedang mengantuk sehingga mobil yang kakak tumpangi masuk ke badan jalan arah berlawanan sehingga mobil kakak  di tubruk oleh truk besar dari arah berlawanan" ucap Kara membuat cerita palsu karena ia tak tahu harus berkata apa karena Kara pun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"lalu berapa lama aku dirawat di sini Kar? dan mengapa aku tak mengingat apa pun yang terjadi padaku? bahkan aku tak tahu siapa namaku"

"Satu tahun lebih kakak koma dan dirawat di sini, mungkin akibat dari benturan yang kakak terima membuat kakak lupa" ucap Kara berbohong lagi.

"hemm begitu rupanya, mana dokternya? kenapa lama sekali aku sudah tidak sabar ingin pulang ke rumah"

"tunggu sebentar kak... Dokter akan segera datang"

Tak lama kemudian seorang dokter datang bersama seorang perawat. Dokter tersebut memeriksa Dafa lantas memberitahu jika Dafa sudah boleh pulang.

"luar biasa keadannya sudah baik, nanti sore pasien sudah boleh dibawa pulang ya" ucap Dokter tersebut sembari tersenyum.

"terimakasih dok"

"ini resep obat yang perlu anda tebus"

"terimakasih dok" ucap Kara sembari tersenyum ramah.

Sore itu Kara membawa Dafa pulang ke rumahnya, Ia lantas menunjukkan sebuah kamar yang telah ia siapkan untuk Dafa.

"Masuklah kak... ini kamar kak Dave"

"hemm terimakasih"

Kara ikut masuk ke dalam kamar lantas duduk menunggui Dafa di sofa . Hal tersebut membuat Dafa tidak nyaman.

"umm... bisakah kau meninggalkan ku sendiri Kar... aku ingin istirahat karena aku sangat lah lelah.."

"ba baik kak" ucap Kara sembari berjalan keluar kamar.

Kara mencabikkan bibirnya kesal kala Dafa memintanya keluar dari kamar.

"cihh... menyebalkan sekali kak Dave, membuatku tak bisa menatap wajah tampannya saja" ucapnya sembari berjalan menuju lantai bawah.

Kara membuka kulkas menuangkan air dingin ke dalam gelasnya lalu menegaknya hingga habis. Seorang lelaki paruh baya datang mengenakan setelan jaz, wajahnya kusut membuat Kara yang melihatnya pun penasaran ingin bertanya.

"papa kenapa? kok kusut banget wajahnya"

"kepala papa pusing perusahaan butuh suntikan dana yang besar agar bisa  bangkit dari masalah krisis ekonomi yang sedang melanda negeri ini"

Ya negara Timor saat ini sesang terjadi krisis ekonomi. Ini merupakan dampak dari peperangan yang berlangsung setahun belakngan.

"terus gimana dong pah? apa tidak ada jalan lain?"

"entah lah papa sedang mengajukan pinjaman di bank semoga saja mendapat kabar baik"

"iya pah... oiya Kara mau ngomong sama papa"

"tentang apa?"

"laki laki yang papa tolong dia sudah di perbolehkan pulang oleh dokter"

"bagus dong... lalu apa masalahnya?"

"Dia tidak mengingat apa pun pa"

"apa? jadi maksudmu dia hilang ingatan? lalu dimana dia sekarang Kar?"

"Dia ada di kamar tamu yang di lantai atas pa..."

"Astaga kenapa kau tak membawanya ke kantor polisi saja dan melapor agar polisi mencarikan dimana keluarganya"

"kara sudah terlanjur bohong pa... kara bilang sama dia kalau dia kakak Kara dan Kara kasih dia nama Dave"

"Kara kamu jangan main main ya... oh ya ampun kamu bikin kepala papa tambah pusing saja"

"gimana dong pa... udah terlanjur juga"

"terserah kamu saja deh Kar... papa gak ikut ikutan"

Leo melangkahkan kaki menuju kamarnya meninggalkan putrinya Kara yang masih berdiam di dapur.

***

Dafa duduk termangu diatas ranjang setelah hampir satu tahun lamanya ia koma dan dirawat dirumah sakit hari ini dokter mengijinkannya pulang. Matanya menelisik menyusuri setiap sudut ruangan mencoba mengingat ingat suatu kenangan. Namun anehnya ia sama sekali tak mengingatnya.

"Aneh... mengapa aku tak mengingat sedikit pun kejadian dimasa laluku" gumam Dafa lirih.

Dafa melipat tangannya didepan dada sementara satu jari telunjuk dari sebelah tangan yang tak ditekuk ia gunakan untuk mengetuk ngetuk dagunya. Ia mengerutkan dahinya mencoba mencari tahu sesuatu hal karena ia sama sekali tak mengingat apa pun.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam Kara membawa nampan berisi makanan menuju kamar Dafa. Tanpa mengetuk kamar terlebih dahulu Kara menyelonong masuk begitu saja. Bertepatan dengan itu Dafa yang baru saja selesai mandi keluar dari kamar mandi. Dafa kesal sekali dengan Kara ia merasa tak nyaman karena Kara masuk kedalam kamarnya tanpa ijin.

"ckk Kara apa kau tidak bisa mengetuk pintu dulu sebelum masuk?" ucap Dafa dengan nada tidak suka.

"ma maaf kak... aku tidak sengaja"

"errrrr sexy sekali kak Dave" batin Kara sembari melihat dada telanjang Dafa.

"ckk kenapa masih di sini? cepat keluar" usir Dafa kesal.

Dengan wajah kesalnya Kara pergi dari kamar Dafa bertepatan dengan itu Leo sang ayah juga sedang keluar dari kamar hendak menuju meja makan.

"kau kenapa?" tanya Leo sembari mengamati wajah sang anak.

"di usir kak Dave dari kamarnya... padahalkan Kara cuma pengen memberikan perhatian untuk kak Dave pa"

"astaga kau ini murahan sekali Kara... cari lah lelaki kaya jangan dia" cibir Leo dan berlalu pergi.

Kara mengkomat kamitkan bibirnya menirukan gaya bicara sang ayah dwngan kesal.

***

Dafa bangun dengan nafas terengah engah, sesuatu di dalam hatinya pun  terasa sakit sekali. Ia mencoba duduk menegak air minum yang telah disiapkan oleh Kara di atas nakas samping ranjangnya.

"Siapa sebenarnya wanita itu... mengapa bayangannya samar samar dan mengapa mendengarnya menangis tersedu sedu membuat hatiku sakit sekali meski hanya lewat mimpi tapi itu terasa sangat nyata sekali" gumam Dafa.

"entah lah sebaiknya aku mencari tahu besok saja" ucap Dafa menyerah.

Dafa kembali merebahkan tubuhnya, ia lantas mencari posisi nyaman dan mencoba untuk memejamkan matanya kembali.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro