Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

The Symphony

(Name) membuka matanya perlahan - lahan dan memgumpulkan kesadarannya sambil mengucek matanya. Ada bekas air mata di pipinya, dia langsung mengusapnya dengan cepat. Dia melihat handphone-nya, 18.30 tertera di layar tersebut.

"Mimpinya terasa asli..." gumamnya sambil menyapu poninya ke belakang.

"Oh, Onee-chan sudah bangun." (Name) langsung menoleh ke sumber suara dengan malas. "Sebelum Onee-chan pulang... ma-mau makan malam bersama?" Ajak Ruka dengan ragu. Lawan bicaranya mengangguk dan beranjak dari posisi duduknya.

-

Setelah makan malam, (Name) membantu mencuci piring sambil berbincang - bincang dengan nona Tsukinaga. Sepertinya menanyakan keadaannya dan kehidupannya. Dia juga mendapat pujian yang tidak biasa membuat (Name) memerah hanya mendengar atau memikirkannya saja. Gadis itu mengatakan salamnya dan meninggalkan rumahnya sambil diantar Leo sampai ke depan rumah.

"Kau tak perlu mengantarku, kau tahu... Rumah kita bersebelahan, aku bisa sendiri."

"Tak apa, lagipula aku ingin melihatmu untuk terakhir kalinya."

(Name) mengangkat salah satu alisnya yang tidak mengerti akan kalimat pemuda tersebut. "Oi... jangan bicara seperti itu, kayak kau akan mati bentar lagi." Kata gadis itu. Suaranya terdengar parau. "Aku akan benar - benar merindukanmu kalau kau pergi lagi," gumamnya dengan wajah yang merona.

Tetapi Leo mendengarnya semua. Pemuda tersebut menunjukkan senyuman seringainya membuat (Name) merinding ketakutan. "Apa tadi? Aku tidak mendengarnya." Goda Leo.

"A-Aku hanya bertanya tentang kondisi Little John! Tidak kurang tidak lebih." Kata gadis itu sambil mengalihkan pandangannya.

"Oh~! Dia baik - baik saja, Anzu mengatakan dia akan mendapat anak. Aku tidak sabaran!" (Name) tertawa kecil dan mengedah keatas, melihat bintang - bintang yang bertaburan.

-

(Name) tahu segalanya tentang Leo. Hal yang disukai pemuda tersebut, hal yang tidak disukai, perjalanannya ke Paris dan tempat lainnya. Dia tahu....

Bukannya dia stalker atau apa..

Gadis itu sangat khawatir dengan Leo dan selalu ingin melindunginya. Cera membilangnya kalau (Name) terlalu posesif dan itu sangat mengganggu.

Jadi.. (Name) mencoba merelakan. Membebaskan pemuda tersebut dan tidak lagi menganggu kehidupan pemuda tersebut.

Sekarang ini, ada suatu hal yang harus dia urus. Pada saat liburan musim panas, dia harus menemui orang itu secepat mungkin. Mengajaknya dengan cara halus atau cara yang lebih ekstrim dari biasanya, cara apapun jadi asalkan orang itu setuju.

-

Hari ini ada latihan untuk live Knights yang akan dimulai pada akhir minggu. Gadis itu juga menjadi pemberi saran terbaik kepada tarian mereka dan vokal mereka, walaupun sudah sangat bagus.

"(Name)-chan, ada apa? Wajahmu terlihat bermasalah. Kalau kau ingin bercerita, ceritakan saja. Onee-chan siap mendengarkan."

Yang diajak bicara hanya menggeleng kecil sambil menulis sesuatu di bukunya. "Aku hanya sedang melamun." Jawab (Name) sambil meyelipkan rambutnya ke kebelakang telinganya.

Pikiran (Name) dipenuhi dengan hal produser-nya dan urusan keluarga yang harus dia selesaikan. Rasanya, kepalanya akan meledak beberapa saat lagi saking banyaknya yang harus di pikirkan. Ditambah live dadakan ERrOR yang disampaikan Hayato. Sebenarnya, ERrOR hanya hiatus atau menjadi grup idol yang tampil di internet. Dia tidak akan menyangka akan tampil secepat ini.

Untung saja dia sudah menyelesaikan lagunya dengan bantuan Tsukinaga bersaudara dan pakaiannya. (Name) melihat jadwal yang ada di handphone-nya yang cukup padat akan kegiatan - kegiatan selama satu minggu penuh.

(Name) melangkah kakinya dengan berat ke suatu ruangan dengan map berwarna Aquamarine di pelukannya. Dia berencana untuk memainkan piano di ruang musik, walaupun dilarang.. dia akan tetap masuk menghilangkan rasa gelisahnya.

Dia duduk diatas kursi dan menatap tuts - tuts piano dengan gelisah. Dia mulai melakukan pemanasan dengan jarinya, dari lagu yang gampang sampai ke susah. Tiba - tiba pintu ruang musik terbuka membuat (Name) terkejut dan reflek lihat kearah pintu. Seorang pemuda bersurai jingga memasuki ruangan.

"Tsukinaga-senpai... apa yang kau lakukan disini?" Tanya (Name) sambil turun dari atas panggung.

"Oh! (Name)! Uchuu~! Kukira yang mainin piano Rittsu, ternyata (Name)! Aku tadi tersesat dan aku mendengar suara piano jadi, aku masuk kesini." Jawab Leo sambil menghampiri (Name).

"Oh... apa kau bisa memainkan piano?" Tanya (Name) basa - basi.

"Rittsu pernah mengajarkannya padaku. Apa kau memainkan sebuah lagu? Karya siapa? Asalakan jangan Mozart, aku benci orang itu." (Name) mengangguk mengerti dan membuka lembaran bukunya.

"Lebih tepatnya kau iri dengannya, bukan?" Batin (Name).

"Tentu saja. Aku tidak akan memainkan lagu Beethoven atau yang lainnya." (Name) tidak mengatakan apa yang ada di dalam pikirannya.

"Apa yang akan kau mainkan?" Gadis yang ada disampingnya tersenyum kecil dan langsung membuka salah satu lembaran di binder-nya.

Tertara disitu tulisan sambung yang indah dan rapi. Dibawahnya ada not balok.

Article of Faith (by Leo Tsukinaga)

(Name) langsung memainkan lagunya dengan sepenuh hati dan bernyanyi. Dia mengajak Leo untuk ikut tenggelam di dalam melodi. Pemuda tersebut tertawa senang dan bernyanyi saat di bagiannya.

Dari semua lagu yang disusun oleh Leo. Article of Faith dan lagu solo-nya Leo adalah favoritnya. Kalau kalian apa?

Setelah lagu selesai, (Name) tersenyum bangga.

"Hmm, sudah kuduga! Permainanmu bagus seperti biasanya, (Name). Bagaimana kau tahu semua nadanya?" Tanya Leo sambil nelihat isi buku lagu (Name).

"Oh... gampang sih. Aku cukup mendengarnya sekali dan menyusunnya. Lagu buatanmu selalu hebat, Tsukinaga-senpai." Puji (Name).

"Kau hanya mendengarnya itu hebat sekali. Kau memang genius!" (Name) menggeleng kecil.

"Entahlah... Aku masih jauh dari kata genius. Bukannya Tsukinaga-senpai genius?" Balas (Name).

"Tentu saja! Aku seorang genius! Wahahaha ☆!" Leo memainkan piano itu. Lagu yang cukup simpel tapi (Name) sangat menyukainya. "Levelmu masih jauh dariku!"

"Iya deh." Balasnya dengan pasrah.

Wajahnya yang tersenyum perlahan - lahan memudar. Dia mengerutkan keningnya dan mengeratkan kepalan tangannya.

"Apakah besok akan berhasil?"

***

A/N

Akhirnya balik lagi dengan double update!!!!

Maaf buat kalian menunggu terlalu lamaa

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro