Prolog
"Walaupun aku tidak terlalu pintar... aku ingin menjadi yang terbaik.. lebih tepatnya mencoba menjadi yang terbaik..."
Terjadi hujan yang sangat deras di pemakaman tersebut. Gadis itu berdiri di tengah hujan yang deras. Membiarkan tubuhnya dibasahi oleh air hujan.
"Aku mau mencoba.. aku mau berusaha! Aku tidak ingin tahun - tahun yang engkau lakukan untuk mengajariku... sia-sia..! Aku juga ingin membantu yang lain... aku mau membuat mimpi mu terkabul!" Kata gadis itu sambil mengusap batu nisan tersebut.
"Aku tidak tahu kenapa... waktu berjalan sangat cepat... rasanya, baru kemarin kau menggendongku dengan tangan yang penuh kehangatan..." isaknya.
Perlahan - lahan dirinya mulai rapuh.. gadis itu duduk di depan batu nisan itu, seketika tenaganya mulai hilang.
"Aku.. mau menjadi seorang idola yang bisa membuat orang tersenyum dan merasa terhibur karena suaraku... aku mau menyanyi terus dan menari bersama." Kata gadis itu sambil meletakkan buket bunga lili putih.
Dia mengusap pelan matanya yang berair. "Walaupun aku tidak bisa meraihnya... aku ingin mendorong mereka untuk mewujudkan mimpi mereka.." gadis itu ingin mengatakan sebuah kata lagi, tapi tertahan di ujung lidahnya.
"Kenapa... aku selalu terlambat dalam hal mengungkapkan?" Tanya gadis itu sambil menenggelamkan wajahnya ke kedua lututnya. "KENAPA AKU TIDAK BISA MENGUNGKAPKAN SEMUANYA?! BAGAIMANA CARANYA AKU BISA MATI DENGAN TENANG KALAU AKU TIDAK BISA MENGUNGKAPKAN ISI HATIKU!?!" Teriak gadis itu.
"(Name)... ini ada di kuburan." Kata seorang remaja yang berjalan menghampirinya.
"Maaf, Nee-san.." kata (Name) sambil menyeka air matanya. "Cepetan, Otou-san sudah menunggu di mobil." (Name) mengangguk kecil. Remaja bersurai karamel itu berjalan menjauh darinya.
"Aku ingin mengatakannya... aku harap kau bisa mendengarnya. Aku akan menjadi gadis yang kuat dan selalu bahagia... aku tidak akan mengecawakanmu." Kata gadis itu dengan bangga.
Dia menghela napas panjang. Air matanya terus mengalir bagaikan sungai yang mengalir dengan deras. Badannya sudah menggigil karena duduk ditengah hujan. "Aku akan menemukan seseorang yang tersenyum padaku... seperti cara kau tersenyum kepadaku..." sebuah isakan mulai lolos keluar dari mulut gadis itu.
"Aishiteru... Okaa-san."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro