Little Changes
Leo menatap Ruka yang sedang memainkan ponselnya dengan serius. Akhir - akhir ini, dia sering melihat adiknya tersenyum saat mengetik sesuatu di ponselnya. Ruka akan selalu menghindar setiap Leo ingin melihat apa yang adik tercintanya lakukan.
(Name) melihat tingkah kakak - beradik tersebut sambil menggelengkan kepalanya, sekali - sekali dia terkekeh kecil.
Bagaimana bisa (Name) berada di kediaman Tsukinaga?
(Name) diajak oleh Ruka ke rumahnya, karena Ruka butuh bantuannya untuk memasak makan malam. Soalnya, ibu dan bapaknya bekerja larut. Walaupun (Name) yakin Ruka bisa memasaknya sendiri dan bisa meminta bantuan Leo kalau perlu.
"Sikapnya.. Leo-nii sangat beda ya kalau di depannya Ruka-chan.." gumam (Name) kepada dirinya sendiri. Setiap dia melihat sikap Leo yang mempunya aura brother figure disekitarnya membuat (Name) susah percaya kalau ini Leo bersikap kekanak - kanakan disekolah.
"Ha'i! Makan malam sudah siap!" Panggil (Name) kepada mereka berdua.
"Ittadakimasu!"
Di meja makan pun, Ruka tetap memainkan ponselnya. Saat ponselnya berdering, tanda - tanda kalau ada pesan yang masuk, wajah gadis kecil itu langsung memerah. Membuat Leo makin curiga melihatnya.
"Leo-nii terlalu over-prottective.." batin (Name) sambil memakan makan malamnya.
"Ruka, kau sedang chat dengan siapa?" Tanya Leo dengan tatapan tajam, nada suaranya juga sangat dingin membuat (Name) mengigil
"Huh.. Oh! Dengan teman." Jawab Ruka. (Name) hanya tertawa kecil mendengar jawabannya Ruka.
"Siapa?" Tanya Leo lagi.
Saat melihat sinyal dari Ruka untuk menghentikan Leo. (Name) langsung menepuk pundaknya Leo.
"Leo-nii.. ayo makan dan Ruka, tidak ada ponsel diatas meja makan!"
---
(Name) langsung menyuruh Ruka untuk kembali ke kamarnya setelah makan malam. Takutnya, Ruka diinterogasi Leo lagi.
"Tsukinaga-senpai, kau memang bertingkah layaknya seorang kakak di depan Ruka, ya," komen (Name).
"Hah? Bukannya itu normal? Lagipula aku ini abangnya." (Name) mengangguk setuju sambil tertawa kecil.
"Benar sih.... tapi, sikapmu berbeda saat di sekolah dan di rumah. Aku terpukau melihatnya~!" Puji (Name).
"Oh ya! Aku ingin membicarakan ini denganmu. Aku mendengar dari preman - preman sekolah kalau mereka hampir di bunuh oleh perempuan bermulut kasar. Apakah itu kau? Hahahaha, sikapmu yang sebenarnya mulai keluar. (Name) yang ganas dan liar mulai keluar dari kandangnya." (Name) berdecak kesal dan memukul Leo dengan gulungan kertas.
"Ow! Kenapa kau memukul ku tiba - tiba?!" (Name) menunjukkan ekspresi marah.
"Kalau kau mengatakan aku bagaikan binatang liar akan ku masak kau di pot!" Ancam (Name).
Gadis bermahkota karamel gelap itu melempar badannya ke sofa. Leo hanya tertawa kecil melihat tingkah (Name) yang sedang kesal. Lucu - lucu gimana gitu.
"(Name) sudah berubah, ya? Dulu kau anak yang cengeng dan malu, anak yang mudah dibodohi dan tidak punya teman--"
"Jadi, kau ingin mengingatkan aku pada masa lalu ku yang kelam? Maafkan aku yang sangat bodoh dan lemah...~" Potong (Name) dengan nada kesal.
"Berhentilah memotong pembicaraan orang, makanya kau jadi sering salah paham." Kata Leo sambil memukul kepala (Name) dengan gulungan kertas yang dipakai (Name) untuk memukul kepala Leo.
"Baiklah, sampai mana kita? Oh, kau dulu sangat bodoh dan lemah--"
"Jangan katakan itu lagi." Kata (Name) dengan malas.
"Kau harus menghilangkan kebiasaanmu memotong pembicaraan orang. Oke.. dulu dan sekarang sangat beda jauh. Manusia mulai bertumbuh dan menemukan hal baru. (Name) juga berubah. Dia mulai belajar dari masa lalunya, tidak seperti dulu yang selalu melakukan kesalahan yang sama dan merugikan orang di sekitarnya."
"Hoo~, mulutmu sangat pedas hari ini dan.. bukankah kamu juga sama!?" Tanya (Name) dengan tatapan tajamnya.
"Berhentilah dengan salah pahammu itu! Ini sikapmu yang paling ku benci... (Name) mulai percaya diri dan menunjukkan pada dunia akan talentamu. Disaat kepergiaan Obaa-chan (tante), kamu tetap tegar dan membuat grup. Di saat itu aku menemukanmu sebagai orang yang menarik."
"Kau juga sangat hebat dalam mengatasi role mu sebagai seorang produser. Tapi, akhir - akhir ini aku melihat kau selalu bertingkah aneh. Apa kau sedang suka sama seseorang?" Wajah (Name) langsung memerah.
"Fuuh... memang aku suka sama seseorang dan aku tidak berencana memberitahu siapapun." Leo memasangkan wajah kecewa dan menidurkan kepalanya di pangkuan gadis tersebut.
"Apa lagu yang kau nyanyikan saat festival untuk orang itu?" (Name) mengangguk kecil.
"Iya... itu caraku menyampaikan perasaanku padanya." Jawab (Name).
"Oh... aku iri dengan orang itu," gumam Leo.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro