Knight Killers
Sudah beberapa minggu (Name) menjadi murid di Yumenosaki Academy. Gadis bersurai karamel itu mengunci pintu rumahnya. Matanya menangkap Ruka yang juga keluar dari rumahnya.
"Ruka-chan!!" Teriak (Name) sambil menghampiri Ruka yang tersentak kaget.
"Onee-chan, ohayou." Sapa gadis kecil bermahkota jingga.
Wajah Ruka berubah menjadi lesu. "Aku dengar... Onee-chan harus pindah sekolah." Gumam Ruka sambil mengeratkan pegangannya kepada tasnya.
"Kau dengar darimana?"
"Aku mendengar dari murid di sekolah Kimisaki kalau Onee-chan berkelahi dengan salah satu murid dari sekolah lain, mungkin beberapa kali" Kata Ruka.
"Ketahuan juga, ya? Itu karena mereka menyakiti kucing, makanya aku menghajar mereja. Maaf, ya." Ruka menggeleng kecil dan tersenyum.
"Gak papa, kok. Onee-chan... hari ini Onii-chan akan masuk sekolah... " mata (Name) langsung berbinar - binar.
"Benarkah?!" Tanya gadis itu tidak percaya.
"I-iya.. tapi, dia terlihat merencanakan sesuatu.. aku merasa tidak nyaman." Kata Ruka yang terlihat ketakutan.
"Begitu ya... Baiklah, kita berpisah disini. Sampai jumpa!"
((Name) dan Ruka adalah teman masa kecil dan dia juga dekat dengan Leo)
---
Tsukasa mengirim pesan untuk semua anggota knights berkumpul di studio, termasuk (Name).
Gadis itu berlari kecil menuju studio. Tangannya sudah memegang gagang pintu, tapi dia mengurungkan niatnya untuk masuk saat melihat ada sosok pemuda yang sangat dia kenali.
"Aku akan mengadakan duel."
Gadis itu berencana menguping dan bersembunyi diambang pintu.
"Bila kalian menang, aku akan mengikuti apa yang kalian katakan dan jangan segan - segan untuk mengeluarkanku dari Knights. Bila aku menang, dengan segara aku akan mebubarkan unit ini di detik itu juga. Karena, Knights sudah menjadi unit yang lemah."
Seketika, semua tenaga dalam tubuh (Name) menghilang begitu saja. Dia tidak percaya apa yang sudah dia dengar.
"Knights akan melawan dengan 'unit' lain. Aku tidak berada disisi kalian. Bila unit sementara itu bisa mengalahkan kalian, aku akan mebubarkan unit ini. Karena barang yang sudah rusak, sepantasnya dibuang di tempat sampah."
(Name) gemetaran ketakutan. Wajahnya berubah menjadi pucat dan mengeluarkan keringat dingin. Gadis itu melihat ekspresi semua orang yang ada di dalam studio.
"Leo-nii, baka!!" Gumam gadis itu. Dia langsung berlari menuju taman dengan air mata yang sudah lolos keluar dari kelopak matanya.
Selama pelajaran, (Name) tidak bisa fokus. Di sepanjang koridor, semua murid membicarakan duel diantara Knights dengan 'unit' lain. (Name) langsung berlari menuju kelas 3-A, meminta informasi yang jelas kepada Izumi.
"Izumi-senpai... ke-kemarin..? Kapan duel-nya?" Tanya gadis itu.
"Oh, kau tadi darimana?!" Tanya Izumi balik sambil menyentil kening (Name).
"Euurgghh... aku hanya takut saja mendengar kata duel yang keluar dari.. orang itu.." Jelas (Name). Dia menundukkan kepalanya, mencoba menyembunyikan matanya yang sudah berair.
"Lusa. Leader masih mencari anggota untuk 'unit'-nya." (Name) mengangguk mengerti.
Seketika pikirannya mulai berhenti. Pertanyaan muncul di kepalanya. "Bukannya tadi itu Leo-nii? Dan Izumi-senpai memanggilnya Leader...jangan - jangan dia orang yang selalu mereka bicarakan?!"
Gadis itu menyeka air matanya dan menatap Izumi dengan tatapan yang serius. "Baiklah, akan aku pastikan kita menang!" Kata (Name) dengan semangat. Izumi tersenyum kecil dan mengacak rambut coklat karamel. "Ya dan lakukan tugasmu sebagai seorang produser dengan benar."
Tangannya sudah membentuk kepalan yang keras, tapi (Name) mencoba sabar dan menahan tangannya "Tentu saja!" Kata (Name) sambil menghela napas panjang.
"Oh satu lagi." Izumi langsung menatap (Name) yang masih membelakanginya. "Terima kasih sudah mau menjadi temannya Leo-nii..." kata (Name) sebelum meninggalkan Izumi.
--- skip timeline ( di pertengahan duel)
(Name) menatap lurus kearah panggung. Knights benar - benar terkalahkan oleh unitnya Leo. Semuanya sudah terkalahkan, tinggal Tsukasa. (Name) langsung menghampiri kedua pemuda yang sedang bicara.
"Onee-sama! Ada ap--"
"Tsukasa-kun! Aku mohon, kau satu - satunya harapan kami... aku mohon menangkan duel ini.. demi Knights! Kami... mohon," isakan gadis itu mulai terdengar. Dia mengeratkan tangannya ke pemuda berambut merah tersebut.
"Serahkan padaku! Akan kita menangkan duel ini!"
Jantung (Name) berdegup sangat kencang, dia sangat takut untuk mengetahui hasilnya.
~
Semua peserta turun dari panggung, (Name) yang tidak tahu hasilnya langsung menghampiri Knights yang membaik. Wajah mereka berseri, semuanya berubah menjadi baik - baik saja. (Name) tersenyum lega sampai menitikkan air mata.
"Kenapa kau menangis, (Name)?" Tanya Ritsu yang disusul tatapan khawatir dari yang lain. (Name) memberikan tatapan jengkel ke pemuda bersurai jingga itu.
Dia mendengus kesal dan memukul dada bidang pemuda tersebut. Dia sangat senang, saking senangnya dia tidak mendeskripsikan perasaannya. Semua anggota juga terkejut melihat sikap produser mereka kepada sang Raja.
"Tsukinaga-senpai...baka!" Lirih (Name) sambil menghapus air matanya dengan kasar.
Leo menyelipkan bunga mawar ke telinganya (Name) dan tersenyum kecil. (Name) bisa merasakan pipinya memerah. Dia menyentuh mawar tersebut dengan ragu.
"Berhenti menangis.. Um.. siapa namamu? Oh ya! (Name)! Kau terlihat lebih cantik saat tersenyum!" Ujar Leo yang diakhiri dengan senyuman lebar yang langsung menular ke (Name).
Dia tidak peduli lagi dengan hasilnya, selama Leo kembali dan menjadi sang Raja yang sudah dinantikan oleh rakyat, (Name) sudah sangat dekat.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro