Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

"I wanna hear it until the end"

(Name) berjalan dengan hati - hati di ujung lorong. Dia membawa setumpukan kertas laporan yang ingin dia berikan kepada Kunugi-sensei.

Di pertengahan perjalanan, dia bertemu dengan Leo di lorong kelas. Pemuda tersebut sedang menyusun musik sambil mengulang kalimat yang sama, tapi dengan nada yang berbeda.

"Tsukinaga-senpai, kau menyusun lagu lagi?" Tanya (Name) yang terlihat tertarik.

"Yap~! Tinggal satu kalimat lagi... selesai! Aku ingin menunjukkan pada anggota "Knights" Rittsu, Sena, Naru... sepertinya ada satu lagi.. Tunggu! Jangan jawab. Oh ya! Si "newbie" itu. Tapi, aku belum melihat mereka hari ini." Kata Leo yang diakhiri dengan dengusan kesal.

"Kau terlihat gelisah? Apa kau habis melihat UFO? Dimana? Dimana kau melihatnya? Pertama, sapaan! Spaa~ce! Ayo mari kita lakukan bersama, Spaa~ce!"

"Ba-baiklah...? Spaa~ce.." Kata (Name) mencoba mengikuti cara Leo mengatakannya.

"Pengucapanmu lebih baik, huh? Lebih baik daripada aku. Aku sangat iri padamu." (Name) hanya tersenyum kikuk dan merapikan roknya.

"Terima kasih...? Dan, aku tidak sabar mendengar lagu baru buatan Onii-chan." Kata (Name) dengan penuh semangat ditambah dengan senyuman manis miliknya.

---

"Jadi ini panggung terbuka? Terakhir kali Knights live, panggungnya di dalam ruangan. Sejak aku bermondar - mandir daritadi, energiku seperti terkuras. Tapi bagus akhirnya aku sampai." Kata Leo dengan bangga.

"Lagipula, sekolah ini luas dan besar, susah dan misterius. "seperti aku adalah seekor kelinci yang kehilangan arah di dalam labirin ini." Oh! itu lirik yang bagus. Aku bisa menulisnya dan membuatnya menjadi lagu yang populer."

Seeorang gadis bermahkota karamel baru saja keluar dari ruang guru dan berjalan di luar gedung sekolah sambil menikmati udara yang segar. Iris biru langitnya menatap seorang pemuda yang sedang memandangi panggung terbuka dengan serius.

"Tsuki-- Leo-nii, apa yang kau lakukan disini?" Tanya (Name) sambil menepuk pundak Leo dengan pelan.

"Huh? Kau (Name), kan? Apa yang kau lakukan disini? Ini.. tunggu! Aku mohon jangan katakan padaku--"

"Hari ini Knights tidak punya jadwal Live. Apa kau tidak dengar yang dikatakan Tsukasa-san?" Leo menunjukkan wajah kecewa kepada (Name).

"Sudah kubilang jangan katakan padaku. Hari ke hari kau makin ngeselin saja. Tunggu, kalau tidak ada Live kita bayangkan saja."

"Ma-Maksudmu?" Tanya (Name) yang mulai merasa tidak nyaman pada firasatnya.

---

(Name) akui, suara Leo agak... fales. Tapi, sebagai seorang producer dia akan mendengarkannya sampai akhir. Di pertengahan lagu, Leo berhenti bernyanyi.

"Wahahaha. Seperti yang dibayangkan, suara ini tidak cocok untuk bernyanyi. Bila tamu mendengarnya, mereka akan berlari secepat mungkin."

Leo menatap bingung kearah (Name) yang masih memandanginya dengan tatapan yang tidak sabaran.

"Hmm? Kenapa kau tidak menutup telingamu?"

"E-eh? Apa aku harus melakukannya? Lagipula, aku sudah terbiasa dengan suaramu. Aku mau mendengar nyanyianmu sampai selesai, karena aku produser-mu." Jawab (Name) dengan bangga.

"Kau makin menarik saja. Dari dulu kau selalu begitu, padahal wajahmu mengatakan kalau kau ingin kabur." Kata Leo yang diakhiri denga tawa.

"Tidak kok, hanya saja... aku kaget mendengar suaramu sangat berbeda bila menggunakan mic, aku baru menyadarinya." (Name) tersenyum kikuk dan menyunting rambutnya kebelakang telinga.

"Aku mau mendengar suara Leo-nii saat bernyanyi lebih banyak!" Seru (Name) bagaikan anak kecil yang sangat bahagia.

Wajah Leo langsung merona. Tanpa aba - aba, dia langsung memeluk badan gadis tersebut. (Name) terkejut karena serangan dadakan dari Leo.

"Leo-nii!?"

"(Name) berbicara layaknya seorang adik! Kau jadi makin menarik dari sebelumya, aku menyukaimu... aishiteru yo." Rona merah muncul di kedua pipi (Name).

"Leo-nii... sesak!"

Pelukan itu membuat (Name) merasa tidak nyaman dan nyaman di waktu yang sama. Gadis itu takut ada orang yang melihatnya, tapi satu hal yang dia tahu.. pelukan ini adalah pelukan favorit (Name), setelah milik ibunya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro