Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Her Comfort

Mereka semua berpisah di simpangan dan melanjutkan perjalanan ke rumah masing - masing. Gadis itu berjalan sendirian di perumahan. Hanya sunyi dan hawa dingin malam hari yang setia menemani kehampaannya. Tidak ada tempat untuk pulang. Ayahnya yang kerja di luar negara, kakaknya yang sibuk dengan kuliahnya, dan adiknya yang tinggal bersama bibi dan saudara sepupunya. Tinggal (Name) yang ada di rumah itu.

(Name) merasa dadanya sesak. Dia kira akan hari yang menyenangkan karena ERrOR berkumpul, ternyata tidak. Kata menyenangkan saja tidak mendekati untuk mendeskpripsikan hari itu.

Cerise, sahabatnya harus pergi, meninggalkan ERrOR di tangan (Name). Mau tidak mau, mereka harus hiatus.

Tentu saja (Name) tidak dapat menerima keputusan Cerise, tapi keluarga harus nomor pertama. Dan (Name) mencoba menerima keputusan sahabatnya.

Langkahnya berhenti di depan sebuah rumah yang sangat dia kenali. Dia selalu berkunjung ke tempat itu kalau dia merasa sendirian.

"(Name)! Bagaimana pertemuannya?" Gadis itu langsung menoleh ke sumber suara. Seorang pemuda bermahkota jingga berjalan menghampirinya.

"Aku tidak tahu lagi," jawab gadis itu dengan lesu. Wajahnya menghadap kebawah, mencoba menyembunyikan matanya yang memerah.

"Itu bukan cara bicaramu yang biasa. Apakah ini benar - benar (Name) yang liar itu atau... seorang alien yang sedang mengendalikanmu!!?" Leo menggoyangkan kedua bahu gadis tersebut.

"Berhenti mengira kalau aku seorang alien atau apalah!" Iris biru langit yang penuh rasa sakit menatap iris hijau terang itu. Air matanya mulai keluar untuk sekian kalinya. Isakan gadis itu juga mulai keluar. Tangannya yang dingin memegang tangan Leo dengan erat. "Apakah aku... sendirian di dunia ini!?"

~☆~☆~☆~☆~

Disinilah (Name) sekarang, duduk di salah satu kursi yang ada di ruang makan tersebut. Leo mengundangnya untuk makan malam tanpa menjawab pertanyaan gadis tersebut.

"Ada apa (Name)? Apa kau tidak enak badan?" (Name) menggeleng kecil dan menatap ke piringnya yang masih utuh.

"Terima kasih sudah mengundangku kesini, Obaa-chan. Aku jadi merasa tidak nyaman." Jawab gadis tersebut yang diakhiri helaan yang panjang.

"Gak papa, aku tidak merasa keberatan sama sekali." (Name) tersenyum dan memakan makan malamnya.

Ruka menatap (Name) yang terlihat tidak bersemangat sama sekali. Tatapannya juga kosong. Dia ingin menghiburnya, tapi dia tidak tahu harus bagaimana. Dia hanya bisa bermohon kalau semuanya baik - baik saja.

Sesudah makan malam, Leo megajak gadis itu ke kamarnya dengan alasan membantunya menyusun lagu. (Jangan mikir yang enggak - enggak)

"Saat aku kasih tahu Sena kalau kau tidak datang, dia benar - benar marah. Memang salah sih tiba - tiba kau tidak datang melihat latihan kita. Kau adalah produser Knights. Minggu depan, Knights akan photoshoot atau semacamnya. Seperti pekerjaan idol, dan Sena meminta kau datang sebagai seorang produser." Cerita Leo. Gadis yang ada di depannya hanya mengangguk sambil menulis di kertas musik.

"Kau lebih pendiam hari ini, apa ada yang terjadi di reunianmu itu?" (Name) mengangguk kecil.

"Sahabatku... teman pertama yang mengerti perasaan dan penderitaan yang ku alami.. akan pergi ke kampung halamannya.. di Roma." Cerita (Name). Suaranya serak karena menangis di bandara, jadi susah baginya untuk bercerita, tapi dia ingin melanjutkannya.

"Aku sangat senang kalau dia dapat mewujudkan mimpinya... tapi, di waktu yang sama aku merasa tidak rela. Kalau saja aku punya duit, mungkin aku dapat mengunjunginya di Italia sekalian mengunjungi ayah... bila saja waktu itu datang.." mata gadis itu sudah berkaca - kaca. Masih banyak yang ingin dia ceritakan, tapi semuanya tertahan di ujung lidahnya.

"Berhentilah menangis, itu seperti bukan dirimu." Mata (Name) melebar dan menatap pemuda yang ada di depannya. Seorang pemuda dengan tatapan serius sedang menatapnya. "Rasanya aneh melihatmu terlihat tidak punya harapan sama sekali untuk kedua kalinya. Disaat aku mengunjungimu dan--- Aku tidak mau melihatmu seperti itu lagi."

(Name) tersenyum kecut dan merapikan kertas yang berserakan. "Tsuki-- Leo-nii, tolong jawab pertanyaanku." Leo menatap (Name). Gadis itu menghela napas panjang dan menatap pemuda tersebut.

"Apa... aku sendirian di dunia ini?"

"Apa kau merasakan begitu. Rasanya, matamu sudah di butakan oleh rasa kesendirianmu. Kau mendorong orang lain dari duniamu, tidak membiarkan satupun masuk. Gimana caranya kalau kau tidak merasa sendirian?" Jelas Leo yang diakhiri dengan sebuah pertanyaan yang sangat susah untuk dijawab oleh (Name).

"Kalau kau tidak sadar, orang - orang di Yumenosaki peduli kepadamu. Mereka menganggapmu sebagai teman. Orang - orang di Knights juga begitu." Jawab Leo. Gadis itu menatap Leo dengan dalam.

"Hehe... aku tidak pernah melihat sikapmu yang seperti ini. Tapi, terima kasih sudah mau mendengar masalahku yang tidak terlalu penting." Kata (Name) ditambahkan dengan senyuman manisnya.

"Nah, begiti dong! Tapi ingat, masalahmu, masalahku. Bagikan semua kesedihan yang kau rasakan kepadaku. Oke..! Tersenyumlah! Tertawalah sampai menembus langit dengan begitu tawamu bisa sampai ke angkasa!" Leo mengusap rambut (Name) dengan senyuman khas miliknya.

Wajah gadis itu benar - benar memerah. Dia menatap kesal kearah Leo dan menyuruhnya untuk melepaskan tangan pemuda tersebut dari kepalanya. Dengan bersikeras, pemuda tersebut tetap mengacak rambutnya (Name) sambil ketawa dan terus membicarakan kalau dia akan mendapat inspirasi dengan cara begitu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro