Ending
Langit biru di atasnya terlihat sangat cerah dan sungai di bawah jembatan terlihat jernih seperti manik matamu. Perasaan nostalagia selalu memenuhi tubuhmu setiap kamu menginjak kakimu di tanah kelahiran ayahmu.
Dimana kamu sekarang?
Kamu berada di salah satu kota yang ada di Italia, yaitu Florence. Florence di kenal sebagai pusat budaya, ekonomi, dan keuangan penting di Italia.
Waktu berjalan cepat sejak kepergianmu. ERrOR sudah bubar karena ketua mereka telah pergi ke negeri asing. Rumah di Jepang kosong tanpa jiwa, tapi Ayahmu tidak tega menjualnya. Rumah bergaya Eropa itu dianggap sebagai museum oleh keluarga kalian. Kenangan buruk dan baik dicampur jadi satu, merasakan jiwa yang telah lama padam hidup kembali. Namun, keluarga inti berisi empat anggota tidak hidup bersama lagi, sama-sama lari dari hubungan darah yang tak bisa diputuskan.
Dari perpisahan mendadak itu, hanya satu hal yang mampu membunuh sesuatu dalam dirimu; seruan Leo yang mengatakan akan menjelaskan keadaan kalian kepada Eichi, berharap agar kalian tidak berpisah lagi, dan air matanya yang deras. Hatimu tersayat sampai berdarah. Jika air mata yang berjatuhan di lenganmu adalah air asam, kamu sudah meleleh oleh rasa pedih tersebut.
Tiba - tiba smartphone-mu bergetar menandakan ada panggilan masuk. Kamu mengeluarkan smartphone-mu dari dalam tas kecilmu dan men-swipe tombol hijau.
"Hello, it's (Name) Astryd speaking. Eh! Ha-Hasumi-san...?!" Serumu kaget. Kamu langsung mengembalikan ekspresi netralmu. "Tolong lupakan pembukaannya tadi. Ada yang bisa kubantu?" Tanyamu formal.
Wajahmu yang tersenyum kecil menjadi terang seketika karena senyumanmu yang melebar.
"Hontou desuka?!" Pekikmu tidak percaya. "Wow... Emang boleh? Aku bukan bagian Yumenosaki lagi, jadi bukan produser Knight lagi."
"Salah paham apa lagi ini?" Gumam Keito yang bisa kamu tangkap dengan jelas. "Eichi memang mengasingkan ke Italia untuk meredakan situasi, bukan berarti kamu bukan lagi murid Yumenosaki. Apa dia tidak menjelaskan kalau kau melakukan program pertukaran siswa?"
"...Tidak?" Jawabmu setengah ragu. Pikiranmu sangat berat saat Eichi memberikan beberapa lembaran untuk persiapan ke Italia.
"Dasar. Jadi kau bisa anggap ini sebagai pekerjaanmu menjadi produser lagi. Apa kau akan menerimanya?"
"Tentu saja! Kau bisa serahkan padaku, Keito-san!"
Setelah panggilan itu berakhir, kamu langsung melakukan pencarian. Bagaimana kamu mencari seorang pemuda di negara asing? Ini sama saja seperti mencari jarum di jerami.
Matamu langsung bertemu dengan surai jingga di depan matamu. Sekarang kamu benar - benar percaya apa yang dikatakan Keito barusan.
Leo ada di Florence.
Kamu langsung berlari kearah pemuda tersebut dan menepuk pundaknya.
"Huh--? Oh, (Name)! Senang melihatmu disini! Uchuu~ " Sapa Leo. "Sekarang kita berada di Florence jadi aku harus menyapamu secara Florencian, mungkin..? Salam alien masih belum menangkap dengan baik."
"Aku bahkan bertemu alien lagi baru-baru ini, dan mereka mengerutkan wajah mereka dan memberitahuku itu terdengar aneh!" Lanjut Leo.
"Kau bisa menyapaku seperti biasanya, Leo-nii." Ujarmu dengan senyuman manis di wajahmu.
"Baguslah. Ngomong - ngomong, apa yang kau lakukan disini, (Name)?" Tanya Leo. "Bukannya harusnya kau lagi sekolah disini?"
Kamu langsung mengingat ucapan Eichi beberapa hari yang lalu.
"Ehem, maksudmu 'Produser'? Aku ini seorang Idol sekaligus produser untuk Knights dan ERrOR. Jangan panggil aku dengan nama." Ucapmu tegas.
"Produser? Aku-- Kami harus memanggilmu begitu sekarang?" Leo mengerutkan keningnya kesal. "Tch... itu aturan yang menjengkelkan. Pasti Tenshi atau Keito yang menciptakan aturan itu, kan? Mereka terlalu terobsesi dengan nama random ini~ Apa kau pikir mereka percaya kalau kata dapat mengubah realita?"
Kamu tertawa pelan. Kalau cara Leo berbicara seperti ini, pasti dia akan menggunakan kiasan setelah ini.
"Dan... rasanya aneh aku harus memanggil pacarku sendiri 'prouduser', seakan kita tidak dekat dengan satu sama lain," keluh Leo. Perkataannya sukses membuat wajahmu merona.
Tidak biasanya Leo meneyebutmu sebagai pacarnya. Biasanya dia memanggilmu Ratuku atau Putri, seperti seorang Ksatria.
"Saat Menara Babel runtuh, ikatan kami terputus saat bahasa kami terpecah! Namun! Di dunia yang sementara ini, yang sama menyakitkannya dengan lingkaran ketiga neraka, yang mengikat kita bersama adalah musik!" Seru Leo membuatmu menangis di dalam karena tidak mengerti apa maksudnya.
Setelah ini, dia akan mendapat inspirasi. Kamu sudah menghapalnya di luar kepala sebelum kamu berpacaran dengannya.
"Musik adalah bahasa yang digunakan bersama di dunia! Wahaha! Ahh, ini mengaduk, itu mengaduk — haus kreatifku ...! Maaf, saya harus menulis lagu ini yang baru saja saya pikirkan, jadi saya tidak tahu apa yang Anda butuhkan dari saya, tapi tunggu sebentar!" Ucap Leo. Tangannya sudah siap menulis di atas kertas not.
Dia mulai mengeluarkan bunyi aneh mengatakan kalau itu suara runtuhnya Menara Babel.
Karena kesal, kamu langsung menarik ikatan rambutnya.
"Jangan menjambak rambutku, walaupun gak sakit sih. Ruka-tan selalu melakukanya padaku. Oh ya! Bagaimana kabar Ruka-tan disana?" Tanya Leo mengalihkan pembicaraan.
"Tanya aja sendiri, lagipula dia adikmu! Dan.. aku tidak ada waktu menandangmu mengerjakan inSpiRasImu!!" Yang baru kamu ucapkan jelas - jelas berbohong. Jelas - jelas kamu tidak keberatan menunggu Leo selesai dengan maha karyanya.
"Ada apa denganmu? Biasanya kau tidak begini." Ujar Leo kesal. "Beberapa menit lagi ini akan selesai." Ucap Leo yang kembali mengerjakan aktivitasnya.
"Aku tidak peduli! Kau harus mendengarku dulu!" Rengekmu.
"Haruskah..? Ahh, kejam banget. Semua lagu yang baru saja kutumpahkan sudah dicuri dunia karena kau mengambil beberapa menitku."
Ekspresi wajahmu yang kesal berubah menjadi lesu, merasa sangat bersalah.
"Jangan sedih. Aku akan mendengarkan semua yang ingin kau katakan, karena sudah membantuku. Spesial untuk Ratuku yang cantik ini, oke? Bukankah kau sangat beruntung~?" Leo memainakan kedua ujung bibirmu untuk menciptakan senyuman.
"Knights akan mengadakan live dengan segera, jadi kau harus balik ke Jepang secepatnya." Ucapmu membaca informasi yang tadi dikirimkan Eichi.
"Jadi, kau naik pesawat kesini hanya untuk menyampaikannya padaku. Wow, menjadi produser ternyata lebih berat dari yang kuduga."
Kamu langsung menggeleng kaku dan tersenyum canggung.
"Sebenarnya, aku ada disini beberapa hari yang lalu untuk bertemu Otou-san dan melakukan pekerjaan idol. Selagi aku disini, Hasumi-san memintaku untuk menyampaikannya padamu." Ceritamu.
Leo menunjukkan ekspresi terkejut membuatmu berpikir kalau kau mengucapakan sesuatu yang salah. Dia menyentuh kedua pundakmu.
"Kau.. ada disini sejak kemarin tanpa memberitahu padaku?!" Tanya Leo.
"Aku sudah mencoba menelponmu tapi tidak bisa! Jangan - jangan... smartphone-mu hilang lagi..?!!"
"Huh? Ah, gomen. Sepertinya aku menghilangkannya di suatu tempat. Paling dia tumbuh sayap dan terbang pergi." Ucap Leo.
Tanganmu sudah gatal ingin mencubit kedua pipi Leo saking kesalnya. Ini tidak pertama kalinya dia melupakan barangnya.
Tolong ingatkan... kenapa kamu bisa berpacaran dengan teman masa kecilmu ini?
"Maji de...?! Leo-nii... kau sudah dewasa dan seharusnya kau bertingkah lebih dewasa seperti yang kau lakukan di depan Ruka-chan!" Eluhmu sambil memijit keningmu yang berkerut. "Smarthphone juga tidak berasal dari langit dan jatuh ke tanganmu saat kau memerlukannya, itu di beli dengan duit! DUIT!!"
"Wahaha! Wajahmu terlihat aneh, (Name). Dan ironis, di masyarakat ini bergantung pada smarthphone." Ucap Leo.
Sebuah panah imajiner meluncur tepat ke jantungmu karena perkataan Leo.
"Oh! Akhirnya datang, inspirasi!!" Kamu langsung menjitak kepala Leo kesal. "Oke oke, aku mengerti. Aku tidak akan mulai menulis di tengah percakapan kita! Orang-orang selalu marah kepadaku untuk itu, dan bahkan aku mampu belajar!" Cibir Leo.
"Karena itu tidak sopan. Seakan kau tidak menghargai orang yang sedang berbicara denganmu, Leo-nii. Bukankah itu menyakiti hatimu juga kalau ada seseorang memperlakukanmu seperti itu?" Kesabaranmu sudah di ambang pisau. Kamu merasa kalau Leo tambah keras kepala dari tahun lalu.
"Ya, ya. Biar aku tuliskan satu frasa ini ... ♪ Aku tetap bisa mengobrol sambil menulis! Wahaha! Berbicara dan menulis menggunakan sisi otak yang berbeda, jadi aku bisa mengendalikannya! Aku jauh lebih santai dari dulu, ditambah--tahukah kau? Kebanyakan manusia memiliki dua tangan, sehingga mereka dapat melakukan dua hal yang berbeda pada saat yang bersamaan!"
Kamu menghela napas panjang dan menunjukkan rasa khawatir di garis wajahmu.
"Aku tahu saya memiliki rekam jejak yang buruk, tetapi kamu tidak perlu terlalu khawatir, oke? Aku akan sampai di sana pada waktu yang tepat! Percayalah padaku sedikit lagi, oke?" Leo menggenggam erat tanganmu.
Kamu membalas genggamannya dan menyandarkan kepalamu di pundaknya. Kamu ingin memeluknya dan menciumnya, tapi ini publik... kamu terlalu malu untuk melakukannya.
"Dunia ini besar, tetapi internet menghubungkan kita di mana-mana! Aku bisa berlatih di mana saja! Knights telah tampil bersama selama ini — yang harus kita lakukan adalah memastikan bahwa kita tersinkronisasi di akhir!" Ucap Leo meyakinkan dirimu.
"Ya... kau benar? Knights adalah unit yang hebat." Balasmu. "Oh ya, Tsukasa-san menjadi raja yang hebat disana kau tahu. Hari ke hari dia tambah bertumbuh saja."
"Sokka? Aku lega mendengarnya. Dulu anak itu terlihat mudah rapuh, melihatnya sekarang rasanya aku bangga." Leo memberikan kecupan kecil di puncak kepalamu.
Kamu mengucapkan terima kasih pada Keito karena sudah memberikan tugas tiba - tiba ini padamu.
END
***
Author's Note
Akhirnya selesai juga ini cerita
Aku tulis ini saat masa-masa remaja dan baru masuk ke fandom enstars. Udah lima tahun lho! 4 TAHUN NGGAK TUH???
Pas baca ulang beberapa bab sebelumnya, aku nge cringe parah karena penulisannya lebay banget. Tapi aku biarin aja karena aku pikir rasanya sayang banget. Ini diriku dari masa lalu yang nulis. Aku nggak bisa mendapatkan rasa senang yang sama lagi, terutama karena aku udah kehilangan minat sama enstars /eh
Singkatnya, terima kasih banyak kepada kalian yang sudah membaca dan meninggalkan jejak pada cerita fanfiksi pertama di lapak ini. Aku beneran bersyukur banget kalian masih baca sampai disini. Pengen peluk jadinya!!!
Aku jadi bakal update cerita Ritsu versi non-revisi seperti cerita ini, menunjukkan betapa anehnya diriku saat masih bocah.
Oh, ya, mau numpang promosi juga /hehe
Bagi kalian yang suka cerita fantasi ringan dengan bumbu romantis, kalian bisa pergi ke cerita sebelah. Cerita yang baru banget di tahun ini. Aku akan sangat apresiasi jika kalian ingin membaca satu bab saja
Sincerely,
Astralia
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro