MHBA 16
Dimas pov
"Dimas temani mamak nanti jam 10 ya!" pinta ibuku tanpa basa-basi.
"Kemana mak?" tanyaku penasaran.
"Sudah ikut saja?" jawab ibuku tenang.
"Kamu tidak akan menyesal!" sambung ibuku yakin.
"Tapi bu.." sanggahku menggantung.
"Sudah pokoknya nanti kamu temani mamak, tidak ad bantahan!" kata ibuku memotong perkataanku.
"Yasudah mak, tapi jangan lama-lama ya!" jawabku akhirnya.
"Tidak akan lama!" jawab ibuku sanbil tertawa pelan.
"Tapi mungkin kamu yang mau berlama-lama nanti!" sambungnya yang kubalas dengab gelengan kepalaku.
"Tidak!" jawabku tegas.
"Mak, kita pergi berdua saja?" tanyaku lagi.
"Iya..." jawab ibuku.
"Nanti kalau sukses baru kita datang sekeluarga!" sambungnya membuatku membuang nafas lelah.
"Yasudahlah mak, suka-suka mamak saja!" jawabku lelah.
MHBA
"Perkenalkan ini anakku dimas!" ucap ibuku ketika kami sudah duduk berkumpul didalam ruang keluarga rumah yang kami kunjungi.
"Masyaallah, ganteng sekali anakmu mbak!" balas wanita paruh baya selain ibuku.
"Sepertinya cocok dengan anakku!" imbuhnya lagi membuat gadis yang duduk disebelahnya teesipu malu.
"Ya kita doakan saja!" jawab ibuku.
"Apa kalian mau mengobrol dulu?" tanya ibu wanita tersebut.
"Tapi belum boleh berduaan, bukan mahram!" imbuhnya.
"Tidak, kami disini saja!" ujarku berterus terang.
"Ada yang ingin kamu tanyakan nak tentang dimas?" tanya ibuku kepada gadis itu.
"Sebelumnya nama saya siti!" ujarnya memperkenalkan namanya yang kubalas dengan anggukan.
"Sesuai dengan didikan oleh umi dan abi saya, saya tidak pernah dekat dalam artian berhubungan seperti pacaran atau lain-lain dengan lelaki manapun!" ujarnya sambil menunduk.
"Saya berkuliah di UNSYIAH di fakultas ekonomi dan bisnis jurusan managemen.".
"Sehari-hari saya mengabdi di dayah ini!".
"Sekarang, bolehkah saya tau tentang dimas?" tanyanya malu-malu entah mengapa aku merasa itu hanya kedok saja.
"Astaghfirullah, tidak boleh suudzon!" batunku memperingatkan.
"Baiklah saya dimas, saya berkuliah di Taiwan dengan jurusan yang sama denganmu!" ujarku dengan pelan.
"Saya mahasiswa tingkat akhir, saya disana dengan beasiswa setelah lulus disana saya berencana balik kembali ke Aceh!" imbuhku.
"Iya dimas berencana kembali kesini, padahal disana dia sudah mendapat tawaran kerja diperusahaan disana!" poting ibuku tiba-tiba.
"Ibu jangan menyombongkanku!" pintaku pelan.
"Namanya juga orang tua, sangat suka membagikan kebahagiaan tentang anaknya kepada orang-orang terdekatnya!" imbuh ibu dari siti.
"Tapi merasa sedikit kurang nyaman karnanya!" jawabku sambil tersenyum kikuk.
"Tidak apa neuk!" jawab ibunya siti lagi.
"lanjutkan lagi perkenalanmu neuk!" pinta ayahnya siti.
"Saya juga tidak pernah berhubungan semacam pacaran sebelumnya, jadi jika hubungan ini berlanjut maka maaf jika ada sedikit kejanggalan nantinya!" ujarku berterus terang.
"Ya allah mereka memang sangat covok!" ujar ibunya siti heboh.
"Tapi saya harap hubungan ini berjalan dengan santai tidak ada paksaan dari salah satu pihak atau kedua belah pihak." jawabku sambil menatp ibuku.
"Iya kami fikir juga begitu!" jawab ayah siti.
"Tetapi jangan terlalu lama, tidak baik untuk berhubungan antara lawan jenis tanpa hubungan pasti!" imbuhnya lagi.
"Baik pak!" jawabku mantap.
****
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro