Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

MFB 50 - Gaun pengantin

HAPPY READING!

Volna akhir-akhir ini jadi cosplay jadi kucing garong karena Xander yang bertingkah terus-terusan. Setiap Xander mendekat Volna langsung menutup mulutnya dengan penuh trauma.

"Nana masih marah karena aku cium?" tanya Xander dengan nada yang sok imut membuat Volna menatap tunangannya itu dengan ngeri.

"Belum sah nyosor terus bikin orang takut, sih kamu Xan." Mamanya ikut nimbrung sembari memegang secangkir teh hangat sembari meneguknya perlahan.

"Habis mama enggak, lihat Volna segemes itu?" tanya Xander kemudian cemberut. Wataknya jadi seperti anak kecil membuat mamanya jadi ingin menyiram wajah sok imut itu dengan teh yang dia pegang.

"Enggak usah macem-macem. Kalian ke tempat yang kemarin, coba baju pengantinnya. Udah mau nikah, malah berulah terus. Volna kalau anak ini nakal, bilang mama aja." Anggin menunjuk Xander dengan geram membuat Volna mengembangkan senyumannya dan menganggukan kepalanya.

Mereka pergi ke tempat yang mamanya maksud. Xander menggandeng tangan Volna dan masuk ke dalam ruangannya.

"Atas nama siapa?" tanya pegawai yang ada di sana.

"Volna." Xander menjawab.

Mereka di arahkan ke dalam untuk mencoba pakaian mereka masing-masing. Xander sendiri sudah keluar dari tempat ganti baju beberapa menit yang lalu sementara Volna masih berada di dalam mengingat baju perempuan memang selalu ribet.

Xander memainkan ponselnya dan sembari menjawab pesan yang masuk dari ponselnya. Xander menekan dahinya merasa agak sakit karena kurang tidur.

Kurang dipeluk Volna, sih. Setelah memikirkan itu Xander terkekeh sendiri kemudian memejamkan matanya setidaknya dirinya harus bertahan sampai dia melihat Volna keluar dari ruang ganti.

"Xan." Suara merdu membuat Xander mengerjapkan matanya sendiri entah sudah berapa lama dia ketiduran di sini. Kedua bola matanya melihat seseorang yang berdiri di sana dengan gaun putih yang tampak megah. Xander mengusap matanya berkali-kali.

"Di surga?" tanya Xander masih setengah sadar membuat Volna menaikkan alisnya kebingungan. Pegawai di sana tertawa kemudian membisikkan sesuatu kepada Volna.

Saat mendengar ucapan itu, Volna jadi malu sendiri. "Jelek, ya? Aku ganti deh." Volna menutup wajahnya karena malu. Malu karena dilihati dengan intens oleh Xander dan kata-kata pegawainya yang membuat Volna jadi merasa kepanasan.

"Mirip bidadari, kak. Makanya berasa di surga." Itulah, kata-kata dari pegawai yang ada di sana yang membuat Volna merasa suhu ruangannya tiba-tiba naik.

"Cantik banget. Ayo, nikah sekarang." Xander menatap Volna tanpa berkedip. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan melihat Volna yang sangat luar biasa cantiknya meskipun tanpa riasan wajah tunangannya itu tetap cantik apa adanya.

"Gila, ya?" Volna kemudian membalikkan badannya dan masuk ke dalam ruang ganti ingin melepaskan itu dan memakai pakaian yang tadi dia pakai.

Xander mengusap wajahnya frustasi. Entah mengapa Volna semakin hari semakin cantik membuat dia jadi uring-uringan sendiri.

Volna yang dibantu melepaskan gaun pengantin di sana menghela napas. Bohong kalau hanya Xander yang terkejut melihatnya. Volna juga, tunangannya itu tidak pernah berubah, selalu ganteng membuat jantung Volna ingin meloncat rasanya dari tempatnya.

Setelah selesai dari mengganti pakaian. Volna keluar dan mencari Xander yang masih menggunakan jas yang sedaritadi belum dia lepas.

"Ganti sana, Xan." Volna memerintah sementara Xander mendongakkan kepalanya menatap Volna yang sedang berkacak pinggang.

"Belum dipuji sama Nana." Xander menjawab dengan jawaban yang jujur membuat Nana tertawa.

"Ganteng. Calon suami Nana ganteng." Volna menjawab dengan jawaban yang tulus dari dalam hatinya. Xander menarik kedua sudut bibirnya dan bertahan selama beberapa detik.

Xander langsung berdiri dan masuk ke dalam bilik ruang ganti sementara Volna menunggu laki-laki itu untuk segera keluar. Mereka harus melakukan beberapa kegiatan lagi, mengingat mereka belum memilih cincin pernikahan dan yang lainnya.

"Nana, besok ada jadwal janjian sama tukang fotonya." Xander keluar sembari memegang ponselnya menunjukkan chat dirinya dengan tukang foto Volna melihatnya kemudian mengangguk kepalanya.

Mereka masuk ke mobil dan Xander langsung menyender ke bahu Volna agak kesusahan mengingat tinggi tubuhnya yang jauh berbeda.

"Capek?" tanya Volna sembari menepuk lengan Xander sesekali. Xander mengangguk dengan manja. 

Perjalanan ke toko cincin memakan waktu sekitar satu jam membuat mereka berdua akhirnya terlelap saking capeknya. Xander yang terbangun terlebih dahulu dengan perlahan dia mengangkat kepalanya sendiri dan melihat Volna yang masih memejamkan matanya. 

Xander dengan perlahan membiarkan kepala Volna untuk menyender di bahunya kemudian menyingkirkan rambutnya yang menutupi wajah cantik Volna. Xander tersenyum dirinya merasa sangat beruntung pernah mengenal Volna dari dulu hingga sekarang. 

"Pak ada selimut kecil enggak, ya ?" tanya Xander kepada supir yang sibuk menyetir sembari menatap ke arah jalan raya. 

"Ada Tuan. Maaf tangan kiri." Supir tersebut menyodorkan sebuah selimut kecil ke arah belakang dan Xander menerimanya dengan hati-hati. Membukanya dengan perlahan dan selimut tersebut dipakaikan ke Volna yang sudah mengerutkan dahinya. 

Xander menekannya perlahan kemudian menggelengkan kepalanya,"Mikirin apa sih, Na ?" tanya Xander bermonolog kemudian memejamkan matanya sendiri karena perjalanan yang masih panjang. 

"Pak, nanti kabari saya kalau sudah mau sampai, ya pak." Xander berbicara lagi dengan mata yang tertutup tidak ingin membukanya karena sudah kelelahan. Sang supir melihat dari kaca spion yang ada di dalam dan menjawab dengan suara yang tergolong kecil karena takut membangunkan calon istri dari tuannya. 

Belum sempat Xander terlelap ponselnya bergetar. Xander terpaksa membuka matanya dan melihat siapa yang menganggu dirinya untuk tidur sekarang. 

Selamat siang, Tuan Xander saya ingin mengingatkan bahwa akan ada klien besar yang akan berkunjung sore hari nanti. Baiknya bapak ada di kantor sekitar jam dua siang nanti 

Xander membaca pesan tersebut kemudian menekuk wajahnya tidak suka. Dia lupa kalau hari ini ada klien besar yang akan membicarakan kerja sama denganya nanti sore. Kalau tiba-tiba meminta untuk putar arah Xander yakin kalau Volna akan kecewa karena gagal untuk melihat cincin nikah mereka. 

Xander meminta untuk mengirimkan dokumen yang nanti akan dibahas oleh klien besar agar dia bisa mempelajarinya mulai dari sekarang dan dirinya juga berkata akan datang agak mepet karena mempunyai acara yang lebih penting sekarang.

Selama perjalanan akhirnya Xander tidak bisa tidur dan sibuk membaca laporan yang ada. Sampai suara sang supir membuat fokus Xander buyar. "Tuan, kita sudah sampai." Xander menganggukkan kepalanya pertanda paham dan mematikan ponselnya melihat ke calon istrinya yang masih terlelap dengan tenang seperti anak bayi. 

"Sayang, bangun. Udah sampai." Xander menepuk perlahan lengan Volna membuat yang dipanggil merasa terganggu dan mulai membuka matanya. "Sampai ?" tanya Volna dengan ling lung karena baru bangun dengan suaranya yang agak serak. 

"Iya, udah sampai. Ayo." Volna menarik selimut yang menutupinya dan menyingkirkan kepalanya dari pundak Xander. Menguap kemudian mencari tasnya sendiri kemudian keluar dari mobil. 

"Aku enggak sadar kalau ketiduran." Volna berbicara sembari merenggangkan tubuhnya membuat Xander tersenyum dan mengacak rambut Volna dengan gemas.

"Kecapekan, sih kamu." Xander menjawab kemudian menautkan jemarinya ke jemari Volna dan berjalan bersama masuk ke dalam sebuah mall yang menjual cincin di sana. 

***

Lanjut ? Yes or No ? 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro