Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 1. Kado Indah

Masih aku ingat kalau umurku yang baru beberapa minggu masuk 4 tahun, aku harus tinggal di gedung yang lain. Ibu mengatakan bahwa itu untuk keamananku. Ibu meminta Noena, pengasuhku untuk menemaniku di gedung itu dan memberikan kekuasaan mengenai gedung itu serta aku di tangannya. Karena aku tahu dia bukanlah pengasuh yang baik aku harus langsung cari akal untuk menyelamatkan diriku sendiri.

Mau tidak mau aku meminta kepada ibu untuk diberikan uang saku bukan diberikan oleh Noena tetapi oleh maid yang lain. Untung ada Malvi, dia tidak gila harta seperti Noena yang melegalkan segala cara. Jadi aku meminta Malvi yang membawa uangku. Setelah dipindahkan ke gedung keluarlah kata-kata keramat Noena yang bisa aku tutup dengan uang pemberian ibu. Hasilnya baik aku ataupun gedung yang aku tinggali sama-sama tidak terurus.

Aku yang sedang terlelap terbangun karena cahaya yang menembus kelopak mataku. "Selamat pagi nona." Malvi berdiri di dekat jendela yang gordennya telah robek dengan wajah datarnya seperti biasa.

"Ugh, 5 menit lagi." Tanganku menarik selimutku naik.

"Selamat ulang tahun nona, anda mendapatkan hadiah dari nyonya," kata Malvi yang berjalan mendekatiku.

"Hadiah apa?" Aku tidak peduli kalau barang itu artinya harus tau cara untuk menyembunyikan dari Noena.

"Uang yang banyak," bisik Malvi di dekat telingaku.

Mataku langsung terasa terang dan langsung duduk. "Berapa?! Apakah cukup membeli gedung?!" tanyaku semangat tetapi tetap berbisik.

Malvi menatapku sejenak dalam diam. "Nona ingin membeli gedung?"

"Tentu saja! Aku ingin membuat usaha! Sudah ada usaha yang ingin aku lakukan di otakku!"

"Apa itu ada hubungannya dengan informasi yang nona inginkan saat itu?" Malvi membantuku turun dari kasur.

"Itu benar! Jadi tolong bantu aku untuk bersiap. Aku serahkan pada Malvi!" kataku sambil berdecak pinggang.

"Baik nona." Malvi menunduk hormat sebelum berjalan menuju lemari bajuku yang hampir tidak ada isinya.

Oke saatnya menghabiskan uangku! Untuk sebuah usaha yang besar!

Saat sudah bersiap dan keluar dari kamar, keadaan sangat sepi. Untung Noena bukanlah orang yang rajin bangun pagi, begitu pula dengan keponakannya yang bekerja sebagai koki. Walau begitu aku tetap berhati-hati kalau sampai bertemu tatap dengan Noena.

....

Setelah sampai di dunia luar aku dan Malvi memilih untuk melihat-lihat gedung. Yang aku butuhkan adalah gedung tingkat murah dan masih bagus. Tidak peduli kalau kelihatan tua dan tidak terurus. Setelah melihat-lihat akhirnya aku bisa memutuskan pilihan tetapi sebelum akhirnya dibersihkan ada hal yang perlu aku lakukan.

Langit sudah berubah menjadi kemerahan, saatnya untuk mencari karyawan. Aku dan Malvi berjalan menuju tempat yang sudah aku pinta Malvi lihatkan. Mataku tertuju pada sekelompok pria yang duduk di tempat yang sama di tempat kumuh ini.

Mulutku tersenyum lebar. "Hei kalian!"

Para pria itu melihat ke arahku dengan muka yang seperti sedang marah. "Yo nona kecil. Apa yang kau lakukan di sini?"

"Tidak ada yang menarik di sini, pergilah," kata pria lainnya sambil menggerakkan tangannya, mengusirku.

Dibalik tampang yang menyeramkan hatinya baik ya. "Tentu saja ada. Walau penampilaku begini aku masih keturunan bangsawan!"

Ekspresi mereka menjadi semakin marah, mereka bahkan berjalan mendekatiku dan Malvi. "Lalu kenapa? Kau bahkan tidak datang bersama penjagamu."

Aku menunjuk mereka. "Apakah kalian ingin pekerjaan?" Ekspresi mereka langsung menjadi bingung. "Tidak akan ada yang akan dijual dan tidak akan ada yang membunuh. Lalu aku menawarkan kalian pekerjaan, itu artinya kalian akan mendapatkan upah dengan adil."

Mereka langsung saling bertatapan. Sepertinya saling mengkode apakah ini kenyataan atau tidak.

"Memangnya apa yang nona kecil sepertimu bisa lakukan?" tanya salah satu pria dengan ekspresi meremehkan tapi dia menyamakan tingginya dengan tinggiku. Benar-benar deh, mereka ini jahat atau tidak si?

"Bisa memperkerjakan kalian. Tidakkah kalian mau mendapatkan pekerjaan yang tetap? Aku bisa buktikan bahwa perkataanku bukan omong kosong. Besok, datang ke tempat yang aku tandai dan bawa seseorang yang akan menjadi ketua kalian." Mataku melirik Malvi yang mengangguk, mengerti dengan kodeku.

Malvi memberikan secarik kertas yang berisikan peta sederhana yang tadi aku dan Malvi gambar khusus untuk mereka. Para lelaki itu saling berkumpul untuk melihat map. Dari ekspresi mereka sepertinya ada beberapa yang mengetahui tempat itu.

"Sebagai gambaran saja, aku ingin membuka guild informasi pada lantai atas dan lantai bawah itu restoran. Menu bisa dipikirkan bersama, kokinya juga tidak ada batasan. Asal bisa memasak dan mau mempelajari menu baru." Aku tersenyum melihat mereka yang memberikan reaksi bingung, itu artinya mereka menyimakku yang hanya anak umur 5 tahun. "Kalau begitu aku dan Malvi akan ada di sana dari pagi. Banyak yang harus dikerjakan di sana. Sampai jumpa." Aku melambaikan tangan sedangkan aku bisa melihat bayangan Malvi yang menunduk.

"Apakah nona yakin dengan pilihan nona?" bisik Malvi setelah kami keluar dari lingkungan kumuh tadi.

"Bukankah Malvi yang memberikan aku informasi mengenai mereka?" tanyaku sambil melihat Malvi yang kebingungan.

"Itu benar tetapi apakah mereka bisa dipercayai?"

"Kita coba saja. Kalau mereka memang memerlukan uang untuk membuat kehidupan mereka lebih baik seharusnya mereka tertarik. Setidaknya aku bisa melihat sendiri kalau mereka adalah orang-orang baik."

"Ha... kenapa nonaku aneh sekali?" bisik Malvi yang sedikit menjauh tetapi aku bisa mendengarkannya dengan jelas.

Setelah kami sampai di rumah ada Noena yang berjaga di lobby depan. "Kemana saja kalian?" Nadanya rendah dengan mata yang menatapku rendah. Sudah dapat dipastikan bahwa dia bukan marah karena khawatir.

"Maaf, hari ini Canela ulang tahun jadi Canela pergi keluar." Aku tundukkan kepalaku dengan mata menyesal, mencoba meyakinkan Noena.

"Apa tadi bertemu dengan Duchess?" 

"Tidak, Canela tidak bertemu dengan ibu," kataku sambil menggelengkan kepalaku. Beberapa detik kami saling bertatap-tatapan dengan ekspresi yang sama.

"Ya sudahlah, kembali ke kamarmu sana." Neona mengusirku dengan gerakan tangannya.

"Terima kasih Noena!" seruku ceria sambil berlari pergi. Untung aja aku bungkam dulu pakai uang, bukan ikut seperti jalan cerita aslinya.

Langkahku sampai di halaman belakang yang memang lebat dengan pohon dan ada bagian dinding yang telah rusak tetapi tertutupi oleh semak.

"Selamat datang kembali Canela." Ruru, kelinci coklat berlari paling depan mendekatiku.

"Aku kembali, semuanya." Aku duduk di batu, tempat dudukku saat berkumpul dengan teman-teman hewanku.

"Bagaimana dengan jalan-jalanmu di kota?" tanya Coco, burung yang terlihat seperti Magpie erasia, yang mendarat di salah satu ranting di dekatku.

"Aku sudah tahu kamu mengikutiku. Tadi itu aku menjalani rencana yang sudah pernah aku ceritakan kepada kalian!"

"Tempat informasi?" Rin, rusa kecil yang berjalan mendekatiku dan duduk didekatku.

"Itu benar! Aku sudah lama ingin membuat sebuah usaha sendiri tapi kalau bisa membuat usaha yang sedikit berbeda juga kenapa tidak?" Aku tertawa pelan dengan perkataanku sendiri.

Ghava turun dari langit dan mendarat di batu, dekat tempatku duduk. "Sepertinya sudah bisa menambah hewan." 

"Benarkah?!" Ghava mengangguk. "Wah!! Kalau begitu aku akan memilih yang paling menguntungkan dalam mencari informasi!"

.
.
.
.
.

Jadi mulai sekarang saya akan update setiap 2x seminggu.

Ini dia list ceritanya:

1. The 7 Element Controllers

2. New Daily Life Royal Twins
3. A Little Hope [Revisi]

4. As Blue Sea

5. My Family is Perfect But I'm Not

6. Akar Merah

Itu dia urutannya, bisa dicari setelah saya posting.

Mungkin ada perubahan dari tata bahasa dsb-dsb tapi semoga kenyamanan dalam membaca masih bisa dinikmati yaa~

Sampai jumpa kembali :3


-(22/03/23)-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro