Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

bab 7


*

*

Setelah kejadian menggemparkan yang terjadi di acara pemberkatan Sasuke dan Naruto. Madara membatalkan seluruh acara selanjutnya, karena alasan kesehatan Naruto.

Mereka langsung pulang ke kediaman Uchiha. 1/2 jam kemudian Naruto sadar dan Nagato mulai angkat bicara tentang asal usul orang tua Naruto, pada Naruto. Begitu pula tentang alasan Shikamaru yang sejak awal tak menyukai keluarga Uchiha.

Sekarang Madara bisa bernafas lega, semua rencana berjalan dengan lancar. Tinggal menata ulang untuk pesta pernikahan yang tertunda.

" apa naru mengganggu ?"

Naruto menyembulkan kepalanya dari arah pintu ruang kerja Madara. Madara yang melihatnya hanya terkekeh.

" masuklah "

Pintu tertutup. Naruto melangkahkan kakinya menuju meja kerja Madara, dengan secangkir teh camomile yang masih mengepul di tangannya.

Sejak dia sah menjadi istri Sasuke, dia memilih home schooling agar bisa mengurus Menma dan suaminya. Mereka juga masih tinggal di mansion.

Awalnya Sasuke ingin mereka langsung pindah ke rumah yang telah Sasuke siapkan. Tapi sang kakek bersikeras agar mereka tetap tinggal di mansion, sampai acara pesta pernikahan mereka selesai.

Naruto meletakkan cangir teh diatas meja kayu itu.

" duduklah "

Madara meraih cangkir teh itu dan menyeruput sedikit isi cangkir itu.

" ada yang ingin kau sampaikan? "

Meletakkan cangkir teh, Madara menatap Naruto yang menunduk. Cucu menantunya itu tengah menilin ujung bajunya gugup.

" i-itu.... Emm... Aku ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan ka-kakek "

Naruto menengadahkan kepalanya menatap Madara. Dia tersenyum cetah yang malah membuat madara tertegun.

" terima kasih banyak, telah menegakkan keadilan untuk almarhum orang tuaku "

Madara tertawa pelan, telunjuknya mengetuk pinggir cangkir teh.

" apakah ini sogokan ?"

Naruto menatap Madara tak mengerti, tapi setelah mengetahui apa yang di tunjuk sang kakek diapun tertawa.

" bisa dibilang begitu "

" ah... Seharusnya berikan aku sogokan yang lebih bernilai "

Madara beranjak dari duduknya, dengan tangan yang memegang cangkir tehnya. Ia berjalan menuju pintu.

" seperti cucu baru, mungkin?! "

Wajah Naruto bersemu, ah kenapa kakeknya itu malah membahas itu. Malam pertama saja mereka belum melakukannya.

" bukan cucu kakek, tapi cicit "

" aku tak setua itu "

Merekapun keluar dari ruang kerja bersama-sama. Tapi satu hal yang harus Naruto ingat...

Malam pertamanya sudah di renggut oleh Sasuke sejak 2thn lalu. Hingga menghasilkan Menma.

*

*

Itachi menopang dagunya malas diatas meja. Dia atau tepatnya mereka a.k.a adik iparnya, ibu dan dirinya tengah duduk di ruang keluarga.

Ibu dan adik iparnya tengah duduk diatas sofa, dengan Menma yang tak lepas dari Naruto. Sedangkan dirinya tengah duduk di karpet bulu, bertopang dagu menghadap kedua orang di depannya. Ck, keponakannya itu semakin manja sejak ada ibunya di sini.

" ah... Aku bosan "

" kau kenapa, kalah saing?... Jangan berwajah seperti itu "

Itachi mendengus menerima sindiran dari sang ibu.

" ini hari minggu, kenapa kita tak bersenang-sengang ?"

" cuaca sangat panas, ibu malas keluar rumah "

Naruto hanya bisa menatap perdebatan antara ibu dan anak itu dengan diam. Ia tak terlalu bisa menimpali omongan orang.

" kita karaoke? "

" minggu kemarin sudah "

" berenang ?"

" air kolam sedang di kuras "

" selfy? "

" ajak orang lain sana "

Sasuke nemasuki ruang keluarga, dia menggunakan kaos Vnick hitam sama dengan yang kakanya pakai. Dengan lambang kipas di dada kirinya.

Belum juga dia mencapai sisi sofa yang di duduki istri dan putranya. Lengan kirinya ditarik oleh Itachi, hingga dia terduduk di samping kakaknya.

" ck, apa maumu "

Pandangan sengit dilayangkan Sasuke pada pria yang lebih tua darinya itu.

" ayo kita selfy "

" lakukan sendiri sana ...... Apa lagi ?"

Mencoba beranjak, tapi tangannya malah kembali ditarik.

" ayolah, hanya sekali "

Sasuke terdiam, dia masih memandang datar kakanya.

" hn "
Akhirnya dia pasrah juga.

Itachi dengan semangat mengambil ponsel miliknya.

" yah... Apa mau mu "

Sasuke menghindar, saat tangan kakaknya terjulur kearah rambut depannya.

" menguncirmu, seperti ini... Hanya sedikit, ayolah.... Agar kita imut "

Itachi menunjuk rambutnya yang juga terkuncir.

" imut imut.... Yang ada amit-amit "

Tapi tak ayal dia membiarkan kakaknya menguncir rambut depannya.

" kau yang ambil foto "

Jepret ~


Satu buah foto barusaja jadi. Dimana mereka berdua tersenyum didalamnya.

" lagi lagi... "

Beberapa suara jepretan kamera terdengar. Mikoto dan Naruto hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan duo Uchiha itu.

" ne ne Naru-chan, jangan kaget yaa. Kelakuan mereka memang seperti itu...... Ah, mereka tak sadar umur  "

*

*

Siang ini setelah melakukan makan siang, seluruh keluarga memilih melakukan aktifitas masing-masing. Begitu pula Naruto.

Saat ini ia tengah membaca buku pelajaran yang akan dia bahas besok dengan sang guru. Ia tengah bersantai di kamar Sasuke, yang sekarang jadi kamar mereka.

Sedangkan suaminya tengah mengajak putranya keluar, untuk memetik beberapa tomat segar di kebun sebelah rumah.

Ceklek

Pintu kamar terbuka, masuklah Sasuke dengan Menma digendongannya. Naruto mendongak, ia beranjak mendekati sang suami. Mengambil Menma yang terlihat menguap dari gendongan Sasuke, tapi dicegah sang suami.

" nii-san mandi saja aku akan mengganti baju Menma "

" kau siapkan baju kami saja, aku yang akan memandikannya lov "

" baiklah "

Sebelum beranjak, Sasuke masih sempat mencuri ciuman di bibir sang terkasih.

Sasuke memasuki kamar mandi dengan Menma digendongannya, sedangkan Naruto berbalik ke arah lemari untuk mengambil baju bagi suami dan anaknya.

Setelah menyiapkan baju ganti dan peralatan bayi. Kepalanya tak sengaja menoleh kearah kamar mandi. Wajahnya bersemu merah. Ia lupa jika kamar mandi di kamar sasuke adalah kaca bening tembus pandang. Dimana isinya ia bisa lihat dengan jelas.

Di dalam sana Sasuke tengah berdiri di bawah shower. Meninggalkan Menma yang tengah menikmati berendam air hangat, dengan bebek karet ditangannya.

Naruto terpaku dengan tubuh tegap yang terkena guyuran air itu. Ayolah... Otaknya tak lagi bersih, setelah Sasuke menyentuhnya.

Merasa ditatap, Sasuke mengalihkan tatapannya keluar. Di sana sia bisa melihat Naruto yang terpaku mematap tibuhnya.

Dengan seringai usil. Tangannya menuang sabuncair ketelapak tangannya. Tangannya yang sejak tadi menyabuni tubuh berototnya beralih kebawah.

Ia sedikit menyerongkan tubuhnya ke kanan, hingga orang yang di luar sana bisa melihatnya keseluruhan tubuh depannya yang polos. Terbukti dengan mata Naruto yang melebar melihatnya.

Awalnya ia hanya membelai mambernya. Tapi lama kelamaan ia malah mengurut membernya hingga berdiri tegak, dan desahan mulai keluar dari bibir sexy nya. #akh jangan bayangin nanti berabe# hahaha.

Matanya tak lepas dari Naruto, tangannya terus mengocok membernya hingga-

" aahh naru... egh ~"

Wajah Naruto memerah parah, saat telinganya sayup-sayup mendengar desahan Sasuke.

" eghk ... Haah..haah... Hahahaha "

Geraman Sasuke mengakhiri sesi onani di kamar mandi. Disusul gelak tawa Sasuke yang melihat Naruto yang berbalik dengan kedua telapak tangan yang menutupi wajah merahnya.

.

.

.

.

.

.

Tbc

Ah ... Ini pendek nih... Ahhah...

Ma'af yaa adegn syurnya cuma 1/4 aq gug kuat nulis kelanjutannya... Bayangin aja udah panas dingin, apalagi di tulis...

Ok... Di tunggu like, coment dan kritiknya...

Bay bay ..... Bow

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro