bab 6
*
*
" semua telah di siapkan Madara-sama, dugaan anda benar "
Ujar seorang pria berambut perak yang mengenakan masker, pada seorang pria tua yang tengah duduk di kursi kebesarannya.
" kerja bagus Kakashi. Aku ingin kau tetap mengawasinya, sampai acara pernikahan itu selesai "
" hai "
" kau sudah membawa berkas itu ke sana bukan.... Aku ingin masalah ini selesai "
Madara memijat pangkal hidungnya letih.
" hai, semuanya sudah di urus. Surat-suratnya sudah di proses. Tinggal menunggu anda memberi perintah "
" aku hanya memiliki 2 cucu, aku ingin mereka bahadia "
" dan kebahagiaan mereka berada di orang yang mereka cintai "
" yaa, kau benar. Tapi terlalu cinta bisa membuat kita buta.... Ha'ah, aku sudah terlalu tua untuk membahas cinta-cintaan "
" bukankah cinta tak memandang usia "
" ck, lalu kau mau sampai kapan seperti ini? Umurmu hampir kepala 4 "
Kakashi menggaruk pipinya yang takgatal. Dia mengalihkan tatapannya kearah lain.
" yaa mau bagaimana lagi, dia masih sekolah "
" dasar pedofil "
" lalu bagaimana dengan cucu anda? "
" mereka hanya terpaut 10thn, lah kau hampir separuh umurmu "
Kakashi berdecak, ayolah.... Usianya memang sudah hampir 40 dan kekasihnya Iruka masih berusia 22 thn. Namanya juga cinta, mana tau dia jika akan mendapat brondong muda nan sexy seperti Irukan.
*
*
Hari yang ditunggu pun datang. Sebuah acara pemberkatan akan di lakukan di salah satu garden di hotel milik keluarga Uchiha.
Panggung kecil telah disiapkan. Kursi-kursi sudah ditata begitu pula kue tart besar yang ada di sisi kanan altar. Makanan dan minuman tertata rapi diatas meja panjang.
Nuansa putih bertabur mawar putih menghiasi seluruh sudut taman. Acara pernikahan Outdoor milik pasangan Sasuke dan Naruto akan segera di mulai.
Hanya segelintir orang yang datang dari teman dekat dan keluarga.
Sasuke dengan jas armani hitam dengan gagah tengah menanti kedatangan Naruto di atas altar. Di bangku paling depan ada Nagato, ibu dan kakaknya yang tengah menggendong putranya.
Tak ada kakek dan nenek, karna dia dengan pasti tau mereka tak akan menyetujui pernihahannya. Salah satu muritnya juga datang dengan pemuda berambut coklat. Dia adalah Shikamaru dan Kiba, teman dekat Naruto.
Ia masih ingat Shikamaru yang datang keruangannya, pemuda marah-marah karena menyembunyikan rencana pernikahan mereka. Sepertinya pemuda nanas itu masih dendam padanya. Lihat saja tatapan tajam yang sejak tadi dilayangkan oleh pemuda itu kearahnya.
' you lose'
Bibirnya berucap tanpa suara pada pemuda itu. Ia menyeringai saat melihat wajah merah menahan marah itu.
Sejak awal ia tau pemuda itu sangat membencinya. Entah karena apa, padahal ia sudah menjelaskan semuanya pada Nagato dan Shikamaru alasan ia meninggalkan Naruto dulu bukanlah keinginannya. Begitu pula rencana perjodohannya dengan Karin.
*
*
Suara alunan musik mengiringi kedatangan Naruto. Dia mengenakan jas putih dengan karangan bunga mawar di dekapannya. Tangan kanannya menggenggam lengan pria paruh baya di sampingnya.
Fugaku yang tau Naruto gugup, meletakkan telapak tangannya di atas tangan Naruto yang meremas lengannya.
Dia berbalik meremas lembut tangan itu dan berbisik.
" tenanglah "
Naruto mendongak, ia membalas senyum tipis ayah Sasuke dengan senyum pula.
Dengan inisiative dia melayangkan ciuman di pucuk kepala si pemuda pirang. Mata tajam yang menurun ke Itachi dan Sasuke itu, menatap putra keduanya yang mengetatkan rahangnya.
Dia menyeringai menatap kilat emosi di mata putranya.
" jaga dia baik-baik "
Fugaku memberikan tangan Naruto pada Sasuke, yang langsung menyambar tangan Naruto dan mendengus.
" tanpa ayah suruhpun aku sudah tau " gumamnya.
Fugaku hanya mengedikkan bahunya acuh. Tangannya terulur mengusap kepala Naruto.
" berbahagialah "
Naruto sejenak terpana, ia sudah lama tak merasakan sentuhan seorang ayah sejak orang tuanya meninggal. Ia tersenyum dan mengangguk mantap.
Acara pemberkatanpun dimulai. Tapi pada saat Naruto yang akan menjawab, terdengar sebuah teriakan dari seorang gadis di belakang sana.
" pernikahan ini tak bisa dilakukan !!"
Tatapan Sasuke menghunus tajam pada Karin. Ia bisa melihat sang nenek yang dengan tenang berdiri di belakang gadis berkaca mata itu.
" kau.... Kau tak bisa menikah dengannya Sasuke, karna surat-surat yang ada di catatan sipil adalah namaku bukan dia "
Tangannya menunjuk pada Naruto yang kaget.
" apa maksutmu? Jelas- jelas aku-..... Shit, pasti kau pelakunya "
Setelah melihat surat-surat yang berada di meja kecil dialtar. Disana tertera namanya dan.... Karin. Lengkap dengan foto dan tanda tangan, hanya tinggal stempet di kartu pernikahan.
Ia membuang surat-surat itu, tatapannya tak lepas dari neneknya yang tengah menyeringai kearahnya.
" lanjutkan pernikahannya "
Ujar sebuah suara yang baru darang.
*
*
Madara menatap keluar jendela limosin yang membawanya menuju ke tempat pernikahan cucunya.
" apa sudah ada kabar ?"
" ne, mereka sudah datang dan sekarang membuat kekacauan "
Madara menghembuskan nafas berat.
" hubungi mereka, aku ingin setengah jam lagi mereka datang. Setelah aku menyelesaikan kekacauan di sana "
Kakashi mengangguk, dia menambah kecepatan laju limosin.
' semuanya akan segera berakhir '
*
*
" apa maksud kakek ?"
Madara dengan santai berjalan menuju tempat kosong di kursi depan, diikuti Kakashi di belakangnya.
" kau dengar apa yang aku ucapkan "
Sasuke menggepalkan tangannya hingga memutih.
" aku.... hanya akan menikah dengan Naruto "
Madara mendudukkan tubuhnya, tangannya mengambil alih Menma dari gendongan Itachi dan memangkunya.
" aku tak menyuruhmu menikahi orang lain "
" apa ?"
Seluruh orang yang ada disana tercengang mendngar penuturan kepala keluarga Uchiha itu.
" cepat lanjutkan "
" tunggu anata apa yang kau bicarakan. Kau tau sendiri kan, yang terdaftar di catatan sipil adalah nama Karin. Kau-"
" aku tau apa yang kau lakukan, dan aku tau apa yang kulakukan "
Madara menyela, tangannya yang sejak tadi mengelus kepala Menma berhenti. Tatapan matanya mendatar menatap kedepan.
" aku tau apa yang kau maksud kakek "
" tunggu - "
Sebelum Karin merangsak maju, tubuhnya sudah terlebih dahulu di tahan Itachi.
" YAH !! LEPASKAN AKU !!"
" Ita-...... Apa maksud semua ini, lepaskan aku "
" ma'af nyonya, tapi kami harus menahan anda "
Mito terbelalak, salah seorang dengan seragam dinas mencekal tangannya. Sedangkan Madara tetap tenang dengan keributan di belakang sana.
" jii..... jii "
Madara menunduk menatap Menma yang bergumam dengan memainkan jari tangannya. Ia mengecup puncak kepala Menma.
" hmm jii-san di sini "
" pendeta "
Fugaku yang sejak tadi diam memilih buka suara, dia menyuruh pendeta itu menyelesaikan acara pemberkatan.
Sasuke berbalik menghadap pendeta. Tangannya yang sejak tadi menggenggam sebelah tangan Naruto meremasnya lembut.
Chup
" tenanglah "
Akhirnya acara pemberkatan selesai, di warnai dengan jeritan Karin yang tak rela.
Setelah acara pemberkatan selesai, Madara berjalan mendekat kearah istrinya dan Karin, setelah menyerahkan Menma ke Mikito.
" aku sangat kecewa padamu. Dulu.... Kenapa aku tak mengindahkan ucapan Hashirama "
Mata tua itu menatap sang istri kecewa.
" tapi apa salahku... Kenapa ada polisi disini "
" pertama, kau menukar surat pendaftaran pernikahan dari cucuku. Yang kedua, kau..... Kau dalang dibalik kecelakaan yang menewaskan orang tua Naruto "
Tubuh Naruto bergetar, ia takmenyangka jika Mito yang menjadi dalang dari semua itu. Sasuke membawa tubuh bergetar itu ke pelukannya. Ia usap punggung ringkih itu, bibirnya tak berhenti menggumamkan kata-kata penenang untuk sang terkasih.
Ia tau Istrinya itu tengah menangis.
" untuk alasan itu aku tak akan mema'afkan mu "
" kau tak memiliki bukti ataupun saksi "
Mito menatap nyalang Madara. Tidak.... Apa yang ia ingin harus ia dapatkan. Ia menyeringai, karna ia tau dalam kecelakaan itu tak ada saksi mata sekalipun. Begitu pula bukti, karna ia tau rekaman cctv sudah ia musnahkan. Tapi ia tak tau seberkuasa apa Madara itu.
" aku.... Aku adalah saksi dari kecelakaan itu "
Shikamaru berdiri dari duduknya. Ia dengan mantap mengatakan itu. Dia ingin keadilan di tegakkan. Memang sulit memberi bukti, karna dia hanyalah remaja biasa tanpa kekuasaan di tangannya.
Tapi melihat Madara yang lebih dahulu bergerak, dia hanya menambah bumbu agar semuanya sempurna.
" dan semuanya lengkap.... Bawa dia, dan cari pria bernama Danzo ...... Dan kau Karin"
Mata Madara bergulir kearah Karin yang ada di kuncian Itachi. Tatapan gadis itu kosong.
" sekarang kau tau seburuk apa kelakuan istriku. Aku yakin kau orang baik, hanya saja cinta terlalu membutakanmu.... Sepertu ku, yang bahkan mengabaikan berbagai kesalahan Mito "
" kakek "
" kau pasti mendapatkan pria yang lebih baik dari Sasuke ..... Itachi, antar dia pulang "
Bruk
" NARUTO "
Suara teriakan Sasuke menggema, saat tubuh Naruto merosot jatuh. Naruto pingsan didekapan Sasuke.
.
.
.
.
.
.
Tbc
Ma'af yaa, agak lama up... Hehehe
Di tunggu like, comen & kritiknya yaa.... See ya
Bay bay...... Bow
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro