bab 2
*
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Terlihat Sasuke barusaja memasuki pintu kediaman Uchiha dengan Menma di gendongannya, yang sibuk dengan boneka rubah kecil di genggamannya.
Ia melangkah santai dengan senyum di wajahnya. Maid yang membawakan tas kerjanya saja kaget saat tuan mudanya yang terkenal dingin itu tersenyum.
Ini langka, hanya kepada putra memata wayangnya lah tuan mudanya melunak. selama ia merawat tuan mudanya itu sejak kecil baru kali ini ia melihat senyum itu kembali hadir.
" nenek Chio, tolong masakkan aku ramen dan bawakan ke kamarku "
Ah, setidaknya ia tau apa yang membuat tuan mudanya berubah setelah menyebutkan sebuah makanan yang paling ia benci tapi sangat di sukai seseorang. Nenek Chio ikut tersenyum mendengar penuturan tuannya itu.
" jangan lupa tambahkan tomat "
" baik tuan muda "
" biar aku saja "
Sasuke mengambil kembali tas hitam miliknya dan membiarkan nenek Chio, kepala pelayan yang seumuran dengan kakeknya itu berjalan mendahuluinya menuju dapur.
Ia kembali tersenyum. Menunduk untuk mengecup sisi wajah sang putra yang sibuk menarik-narik ekor boneka rubah pemberian Naruto.
" kau senang hn?"
Menma tak merespon dia tengah serius dengan benda orange berbulu di genggamannya. Sedangkan Sasuke dengan gemas terus menciumi kepala dan wajah Menma hingga dia mendapat protesan dari putranya.
Tangan mungil balita itu mencoba menyingkirkan wajah tampan ayahnya dari wajah tampannya.
" haha, jaga itu baik-baik kau mengerti "
Ciuman terakhir Sasuke layangkan di pipi sang putra dan kembali melangkah, menuju tangga untuk ke kamarnya dan sang putra.
" Sasuke-kun !!"
Barusaja ia akan menaiki tangga pertama suara seorang gadis menghentikannya.
Ia menoleh, menatap datar pada gadis di depannya. Tak ada lagi senyum, tak ada sorot teduh yang beberapa saat lalu menghiyasi wajahnya. Hanya sorot dingin yang tampak. Ia berdecih.
" hn "
Ia benar-benar malas meladeni gadis di depannya. gadis yang beberapa waktu yang lalu melukai Naruto-nya . sialan... Mengingat itu semua amarahnya kembali memuncah.
Ia memutar bola matanya malas menatap sikap malu-malu tapi mau gadis itu.
" katakan apa yang ingin kau katakan "
Sasuke memberikan tasnya pada maid yanga barusaja melintas disampingnya. Maid itu menunduk dan pergi.
" i-itu emm..."
Lama-lama dia jengah juga dengan gadis di depannya. Ia berbalik tapi sebelah tangannya ditahan oleh gadis di depannya.
" tunggu "
Ia kembali berbalik. Tangan yang menahannya juga sidah lepas. Ia memandang tajam gadis berkacamata di depannya.
Gadis itu yang sadar telah ditatap tajam hanya bisa menunduk takut tak berani menatap Sasuke.
" aku, aku hanya ingin minta ma'af atas kekacauan yang ku buat saat di festival"
Sasuke mendengus.
" tidak padaku kau meminta ma'af "
Karin mendongak menatap Sasuke di depannya yang menatapnya dingin.
" tapi -"
" kepada siswaku yang telah kau lukai dan pada seluruh muridku yang stan nya kau hancurkan "
Karin kembali menunduk. Sasuke mengalihkan tatapannya pada putranya. Ia menempatkan telunjuk dan jari tengahnya di depan mulut Menma yang terbuka karna menguap.
Ia menatap Menma yang sudah menumpukan kepalanya di dada bidangnya. Matanya sayu, bibirnya mencebil ingin menangis. Tanpa kata ia berbalik dan menaiki tangga.
Putranya itu kelelahan setelah setengah hari bermain dengan kaa-san nya di kediaman Uzumaki.
" tunggu, sasuke !"
Tanpa menghiraukan panggilan Karin Sasuke terus menaiki tangga.
*
Madara memijat sisi kepalanya. Kepalanya sakit memikirkan sikap cucunya yang semakin hari semakin dingin pada seluruh anggota keluarganya, terkecuali pada cicitnya.
Cicitnya... Ya, Menma Uchiha anak dari cucunya dan seorang remaja berambut pirang bermarga Uzumaki.
Ia tak bisa mengelak jika kemiripan antara Menma dengan Sasuke hampir 100%. Kecuali manik mata seindah lautan yang sama persis dengan milik ibunya.
Tapi ia juga tak bisa menutup mata atas hubungan yang cucunya itu jalin. Ia tak masalah dengan sesama jenis, karena itu sudah di legalkan. Hanya saja status mereka.
Uzumaki muda itu adalah anak dari pasangan buangan. Ayah dan ibu Naruto telah mengkhiyanati Sara yang adalah kakak Kushina. Ditambah lagi kelakuan Kushina yang hampir membunuh janin yang dikandung Sara. Membuat seluruh keluarga Uzumaki murka.
Tapi yang membuatnya aneh adalah Hasirama Senju dan juga putrinya Stunade Senju justru terlihat tak perduli dengan hal itu. Bahkan mereka terlihat melindungi pasangan MinaKushi setelah pasangan itu di usir dari klan mereka. Ia tak mengerti dengan sikap sahabat dan putrinya itu.
Ia menatap istrinya yang tengah menenangkan Karin, cucu istrinya itu susah berusaha mendekati cucunya sejak 1 tahun yang lalu. Tapi sepertinya sang cucu bahkan tak melirik atau meresponnya.
Bahkan Mikoto, menantu kesayangannya itu masa bodo dengan apa yang dilakukan Sasuke. Fugaku dan cucu pertamanya pun hanya diam dan bicara seperlunya saja jika dibutuhkan.
Ia beranjak menuju ruang kerjanya.
Ceklek ~
Klik
Ia mengunci ruangannya dan duduk di kursi kerjanya. Membuka kunci laci paling bawah dan mengeluarkan sebuah amplop coklat besar.
Menaruhnya di meja dan membukanya. Di dalamnya terdapar sebuah kertas lengkap dengan sebuah foto diatasnya. Dan sebuah benda kecil berwarna putih, itu flashdisck.
" kenapa kau melalukannya "
Ia menaruh dengan kasar kertas itu dimeja hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras. Tapi itu tak masalah karna ruangan itu sendiri kedap suara.
" padahal aku percaya padamu "
Menitup matanya, madara tak habis pikir dengan kelakuan istri ke2nya itu.
Foto itu memperlihatkan bagian belakang sebuah mobil hitam yang ia sangat tau milik siapa. Dan tak jauh di depan mobil itu terjadi sebuah kecelakaan hebat.
*
Sasuke barusaja mengambil mangkuk ramen yang sudah tak lagi panas, yang diletakkan nenek Chio di meja yang berada di meja depan kasurnya. Ia hanya memakai kaos putih pendek berkerah V yang mencetak jelas otot-otot tubuhnya, dengan trining hitam panjang.
( gambar di atas adalah ilustrasi kamar Sasuke yaa )
Ia duduk di kursi yang menghadap kasur, yang dimana putranya tengah tidur di tengah kasur dengan guling kecil yang ada di kanan dan kiri tubuh balita itu. Ia sengaja tak memisahkan kamar putranya dan dirinya. Ia hanya ingin menjadi sosok ayah yang ada untuk putranya selama 24 jam.
Barusaja ia mau menyuap mie yang berada di mangkuk pintu kamarnya terbuka dan sosok Itachi masuk dengan seenaknya kedalam kamarnya.
Ia hanya melirik sebentar dan kembali menyuap mie kedalam mulutnya. Tak memperdulikan Itachi yang sekarang duduk si sisi ranjangnya.
" jangan mengganggunya "
Tanpa melihat juga ia tau apa yang sedang dilakukan kakaknya itu pada putranya.
" ck, kau tau? Kau membawanya seharian. Bahkan aku belum melihatnya sejak pagi !"
" jangan basa-basi, apa mau mu "
Itachi menyengir lebar, tak memperdulikan Sasuke yang sibuk memakan mie nya.
" hehe... Begini, kau kan arsitek sekalian design interior. Aku ingin kau menata semua interior bagunan apartemen baruku, setelah pembangunan apartemen itu selesai "
" hn.... Srrupp "
" terutama apartemen pribadiku yang ada di lantai 15 "
" hn ..... Kau sanggup membayarku berapa "
" tenang saja aku akan memberikan satu unit apartemen mewah di lantai 14 "
Tangan Itachi mulai jail, ia menoel-noel pipi tembem keponakannya yang tengah tidur pulas.
" tak pertu, aku sudah memiliki yang lebih dari itu "
Sasuke masih sibuk dengan makannya hingga takmenghiraukan kelakuan kakaknya.
Sedangkan Itachi semakin bertingkah. Ia memainkan bibir Menma yang mengerucut karna terganggu dengan sentuhan-sentuhan di wajahnya.
Itachi hanya mengedikkan bahu acuh. Dia tetap mengusik tidur Menma.
" dan satu lagi, aku ingin kamar sepertumu "
Sasuke menaikkan alisnya, ia menatap sebentar kakaknya.
" hentikan itu dia bisa bangun... Peniru "
" apa lagi kamar mandimu itu. Aku ingin persis seperti milikmu, tanpa tirai dan kaca buram "
Tak mengindahkan perkataan adiknya, ia terus melakukan kejahilannya.
" mesum "
" seperti kau tidak saja "
" hn. Ku bilang hentikan Itachi "
" panggil aku aniki dan aku akan berhenti "
" dalam mimpi mu "
Bertepatan dengan selesainya perkataan Sasuke, saat itu juga Menma menangis kencang.
" ck "
Meletakkan mangkuk ramenyangsudah habis itu dengan kasar di meja. Ia mendekati putranya yang menangis keras karna tidur lelapnya di ganggu.
Ia memandang tajam kakaknya yang memandang kikuk padanya. Ia tengah menimang Menma di pelukannya, dengan tangan yang mengelus sayang punggung kecil itu. Sedangkan putranya menelisupkan wajahnya di perpotongan lehernya.
" kau, harus beranggung jawab. Buatkan dia susu "
Menatap semakin tajam kakaknya yang malah menunjukkan senyum bodoh di wajahnya.
" apa ?!"
" bawa ini juga "
Sasuke menyerah mangkuk bekasnya makan dan berlalu pergi keluar kamarnya. Dengan Itachi yang mengikutinya dengan tidak ikhlas.
Mereka menuruni tangga dan berbelok ke kiri, menuju dapur. Sasuke menyalakan saklar lampu.
" cepat buat "
Itachi melempar mangkuk kotor di tangannya ke dalam tempat cuci.
" ambil panci dan panaskan air "
" kenapa tidak dari dispenser saja "
" cepat lakukan, jangan protes "
Dengan sebal dia menuruti perintah adiknya. Dia mengambil panci dan mengiainya dengan air, menaruhnya di kompor dan menyalakannya.
" Sekarang ambil dot bayi di nakas dan masikkan kedalam panci setelah air mendidih"
" untuk apa?"
" cepat lakukan "
Menunggu dengan sabar air panas mendidih dia mengambil kotak susu di lemari es.
" sudah "
" buang airnya dan ganti dengan yang baru lalu panaskan "
" kita ambil di dispenser ya "
Sasuke menatap tajam Itachi. Akhirnya Itachi membuang air yang tadi digunakan merebus botol serta dotnya. Kemudian mengisinya kembali dengan air dan memanaskannya lagi.
" ambil bubuk susunya sesuai takaran kedalam botol "
" sudah "
" tuang air panasnya.... Yah! Kau ingin membunuh anak ku. Ulangi "
Sasuke menggeram marah, saat ia melihat Itachi memasukkan air panar itu ke dalam botol hingga hampir penuh.
" ma'af ma'af "
Mereka tak menyadari dua pasang mata yang memandang mereka geli dari pintu masuk dapur. Sebenarnya mereka barusaja kembali dari gazebo yang ada di samping rumah.
Karena mendengan tangisan Menma, mereka memutuskan menghampiri Sasuke.
" kau lihat anata putra tertuamu memang harus cepat-sepat di nikahkan agar bisa mengurus anaknya kelak. Hihihi"
" diamlah koi , mereka bisa mendengarmu "
Mereka terus mengawasi kedua putra mereka. Tak tega dengan sesenggukan Menma yang masih terdengar dan pada percobaan Itachi yang ke 3 yang gagal akhirnya mereka keluar mendekati mereka.
" ouh, apa yang terjadi dengan cucu tampanku ini ?"
Mikoto mengambil alih Menma dari gendongan Sasuke.
" sasuke kau yang buat sana "
Sasuke menatap ibunya dan mengambil alih botol susu di tangan kakaknya.
" payah "
" sialan kau "
Itachi memandang kesal adiknya yang memandang remeh padanya.
" jangan berani mengumpat di depan cucuku "
Suara Fugaku yang duduk di kursi meja makan terdengar menusuk. Sedangkan Mikoto hanya bisa tertawa keras di samping Sasuke yang sibuk membuat susu.
*
*
*
*
Tbc
.
.
.
..
Ini no edit nih... Yang kemarin juga.. Kritik dan saran di tunggu..
See you next cap... Bow ... ( >o< )
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro