Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

33 ߷ Please, hang on Zhenira ...



Suara sirine ambulans membuat SMA Negeri Majalengka pada siang hari itu begitu heboh. Pihak rumah sakit segera menurunkan brankar dari dalam mobil ambulans dan mendorongnya menuju kelas di mana sang korban berada.

Semua anak yang mengerubungi Zhenira otomatis langsung menyingkir begitu melihat pihak rumah sakit masuk dan membawa brankar. Zero, Maxime, dan Trax membantu mengangkat badan Zhenira ke atas brankar tersebut. Gadis itu sudah pingsan, sepertinya kehilangan banyak darah karena luka benturan di kepalanya.

Zero dan Kevin juga sudah mengabari guru-guru tadi, itulah kenapa sekarang beberapa guru ikut membantu mengawal Zhenira ke rumah sakit. Termasuk Bu Erna, sang wali kelas mereka yang tampak begitu khawatir pada salah satu siswi kesayangannya tersebut.

"Zhenira ... Bertahan please, gue gamau kehilangan lo." Kesya berucap dengan lirih.

"Jangan ngomong gitu!" Linda mendesis kesal dan mendelik tajam saat mendengar perkataan Kesya yang sembrono itu.

Mereka mengernyitkan keningnya bingung saat mendengar suara-suara ramai di depan.

"Turun, woy!"

"Oscars, bahaya!"

Mereka saling berpandangan dengan terkejut saat salah satu anak menyebutkan nama Oscars. Mereka baru ingat kalau Oscars tadi keluar kelas dan membawa serta Tamara bersamanya.

Trax, Maxime, dan Shadow buru-buru berlari ke depan gedung kelas 10 di mana keramaian itu berasal. Ketiganya mendongak dan seketika detak jantung mereka seolah berhenti secara bersamaan. Di atap, Oscars berada di sana dengan Tamara yang berada dicengkraman cowok itu.

Ketiganya saling berpandangan dan dengan kompak langsung berlari ke dalam gedung menyusul Oscars.

"Cepet telepon Zero sekarang, minta dia sama yang lain jaga Zhenira dulu sementara kita bakalan ngurusin Oscars yang lagi jadi setan."

Masih sambil berlari, Maxime mengangguk cepat dan segera mengeluarkan ponselnya untuk melakukan panggilan ke ponsel Zero.

Panggilan tersambung ...

"Halo Zer, lo sama yang lain awasin Zhenira dulu ye. Gue, Trax sama Shadow mau nyusulin Oscars dulu."

"Oke, hati-hati lo bertiga. Semoga berhasil."

Tut tut tut ...

"Gimana?" Trax menoleh dan bertanya. Maxime mengacungkan jempolnya pertanda semua aman. Setelahnya mereka benar-benar berlari dengan cepat agar segera sampai di rooftop.

Brak!

"Oscars, stop!"

Oscars menoleh ke belakang saat mendengar suara Trax. Terlihat ketiga temannya itu tengah berdiri di pintu rooftop sana dengan napas yang sudah tidak beraturan. Oscars seketika berdecih. Mengabaikan kehadiran teman-temannya, ia kembali berusaha menyudutkan Tamara yang terus saja berontak minta dilepaskan.

"Cukup, Oscars! Lo gila, ya?!"

"Zhenira sekarang butuh lo!"

Kalimat terakhir yang dilontarkan oleh Trax seketika membuat Oscars melonggarkan cengkramannya pada kerah baju Tamara. Gadis itu mengambil kesempatan itu untuk membebaskan diri dari Oscars dengan menendang perutnya.

Buag!

"Akh, sial."

Tatapan mata Oscars menghunus tajam pada Tamara yang tampak memegangi lehernya seraya terengah-engah.

"Shadow, Maxime, pegangi dia dan bawa ke pihak yang berwajib."

Perintah dari Trax itu langsung dilaksanakan oleh keduanya dengan baik. Shadow dan Maxime segera memegangi kedua sisi tangan Tamara dan menyeret gadis itu turun dari rooftop. Tamara kembali memberontak dan berteriak meminta dilepaskan.

Sementara Oscars sekarang tengah mengusap wajahnya dengan kasar. Ia merasa frustasi sekarang dan Trax paham banget sama apa yang dirasain Oscars saat ini.

"Ayo kita ke rumah sakit. Zhenira pasti butuh lo sekarang."

Oscars mengangguk lemah. Langkah kaki keduanya membawa mereka turun dan bergegas menyusul yang lainnya ke rumah sakit. Tentunya setelah Trax meminta share location dari Zero, meminta info di mana tepatnya rumah sakit tempat Zhenira dirawat sekarang.

🌌🌌🌌

"Zhe, lo bertahan ya."

"Gue sama Linda nungguin lo di sini."

Zhenira saat ini sudah di bawa ke rumah sakit, Petra Hospital lebih tepatnya. Ya, hanya itu rumah sakit yang paling dekat dengan sekolah mereka. Untuk ke sana pun hanya memerlukan waktu 10 menit saja.

Linda dan Kesya sedari tadi sama sekali tidak melepaskan genggaman tangan mereka pada Zhenira. Bahkan keduanya tidak peduli dengan rok dan seragam mereka yang banyak noda darah. Sementara Zero dan yang lainnya mengikuti dari belakang hingga brankar yang membawa Zhenira masuk ruang UGD.

"Maaf, tolong tunggu di luar ya. Kami akan berusaha yang terbaik untuk keselamatan teman kalian."

"Baik, tolong ya Sus."

Suster tersebut tersenyum dan mengangguk yakin. Setelahnya, ruangan Unit Gawat Darurat tersebut benar-benar tertutup membawa serta Zhenira ke dalamnya.

Para remaja itu menunggu dengan gelisah di luar ruangan. Bahkan Bu Erna yang ikut mengantarkan Zhenira pun ikutan cemas. "Kalian sudah menghubungi orang tua Zhenira?" tanya Bu Erna kepada anak-anak didiknya.

Mereka menggeleng secara bersamaan, pertanda belum. Bu Erna menghela napasnya. "Biar saya saja yang menghubunginya."

"Tunggu, Bu! Kita tunggu Oscars dulu aja Bu, biar dia yang mengabari orang tua Zhenira. Oscars kan sepupunya," sahut Kesya yang tampak panik. Sungguh, ia tidak tahu bagaimana reaksi kedua orang tua Zhenira jika tahu kalau putri mereka satu-satunya masuk rumah sakit seperti ini.

Bu Erna tampak berpikir dan akhirnya mengangguk menyetujui perkataan Kesya. Tidak lama setelahnya, ponsel Bu Erna malah berdering hingga mengalihkan perhatian mereka semua. "Maaf, dari suami saya. Sepertinya dia khawatir karena saya belum pulang juga. Apakah kalian bisa menjaga Zhenira di sini? Ibu harus pulang sekarang soalnya."

Para remaja yang terdiri dari dua siswa dan dua siswi itupun saling berpandangan dan akhirnya kembali mengangguk secara serempak. "Tenang aja Bu, kami bakalan jaga Zhenira di sini. Ibu bisa pulang kok, jangan khawatir," ujar Kevin mencoba menenangkan.

Bu Erna tersenyum lega. Wanita yang sudah lanjut usia itupun berpamitan dan langsung bergegas pulang setelah mengangkat panggilan dari suaminya.

Setelah Bu Erna berpamitan pergi, keheningan kembali terjadi di antara mereka. Kesya dan Linda yang saling memeluk, saling memberi kekuatan. Kevin yang bersandar di salah satu tiang sembari mendongak dan menutup mata. Zero yang tengah berusaha menghubungi nomor Trax karena sampai sekarang, anak D'Most Saga masih belum menampakkan batang hidungnya sama sekali.

🌌🌌🌌

Sementara itu di tempat lain, terlihat Oscars yang mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Di belakangnya ada Trax yang berusaha mensejajarkan motornya dengan motor Oscars. Keduanya kebut-kebutan di jalan raya, caci maki dari orang-orang mereka hiraukan. Yang terpenting sekarang adalah sampai ke rumah sakit terlebih dahulu.

Ckiittt!

Suara ban motor yang menggesek aspal berderit nyaring. Oscars langsung membuka helmnya dan bergegas turun dari motor saat dirinya sudah tiba di halaman Petra Hospital. Tanpa menoleh ke belakang lagi, Oscars langsung berlari ke dalam meninggalkan Trax yang menggerutu karena kelakuan salah satu membernya itu.

Baru saja ia hendak turun dari motornya, tiba-tiba saja ada satpam yang menghadangnya. "Maaf Mas, Anda tidak boleh parkir di sini. Silakan ke tempat parkir di sebelah sana. Oh iya, apa ini motor milik temen Masnya? Yang tadi langsung lari itu? Tolong sekalian parkirkan di sana juga ya, terima kasih Mas."

Trax melongo.

"Oscars bangke!"

Akhirnya dengan setengah ikhlas, Trax memarkirkan motornya terlebih dahulu, kemudian kembali lagi dan memarkirkan motor Oscars yang ditinggal begitu saja oleh sang pemiliknya. Setelahnya, Trax langsung berlari menyusul Oscars ke dalam yang sepertinya sudah sampai duluan.



Zheniraaaa😭 Semoga lo baik-baik aja, sayangku. Si Tamara bener-bener emang😤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro