Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

32 ߷ Oscars Fury



Brak!

Suara gebrakan pintu yang sangat keras itu membuat seisi kelas terlonjak kaget karenanya. Oscars berdiri di sana dengan kesetanan. Matanya menatap nyalang pada seorang gadis yang duduk di bangku sudut kelas yang tampak asik dengan ponselnya.

Sepertinya gadis itu tidak menyadari akan bahaya yang mengincarnya setelah ini.

Sret!

Krak!

Oscars mengambil ponsel gadis itu secara paksa dan mencengkramnya dengan kuat hingga benda pipih tak bersalah itu sedikit retak. Pemilik ponsel itu membulatkan kedua matanya dengan sempurna.

"Apa-apaan lo?!"

"Gue yang harusnya nanya gitu sama lo, anjing! Lo apain sepupu gue?!"

Oscars menjambak rambut gadis yang ternyata adalah Tamara itu. Oscars menjambak rambut Tamara dengan kuat hingga membuat wajah gadis itu mendongak ke atas. Zhenira berlari memasuki kelasnya tanpa memedulikan kakinya yang masih berdenyut sakit. Diikuti Linda, Kesya dan ketiga anak D'Most Saga lainnya di belakangnya.

"Cukup, Oscars!"

Mata Zhenira memerah menahan tangis melihat sepupunya yang kesetanan seperti ini. Gadis itu melepas paksa jambakan Oscars pada rambut Tamara hingga membuat gadis itu tersentak karena jambakan di rambutnya itu terlepas tiba-tiba. Kulit kepala Tamara terasa begitu panas saat ini.

"Kenapa lo minta gue berhenti, hah?! Dia udah celakain lo!" Oscars berteriak tepat di depan wajah Zhenira. Suasana di kelas itu begitu tegang dan mencekam sekarang.

Jari-jari Zhenira bergetar hebat, ingatannya kembali ke beberapa tahun yang lalu. Kemarahan Oscars saat itu hampir sama seperti kejadian yang terjadi saat ini. Bahkan waktu itu Oscars hampir membunuh orang yang sudah menyakitinya.

Zhenira tidak ingin Oscars yang seperti itu kembali lagi. Zhenira tidak ingin Oscars menjadi pembunuh karena ingin melindunginya.

Melihat diamnya Zhenira, Oscars kembali menatap Tamara yang berdiri kaku di tempatnya.

Plak!

"Jawab gue, bitch!"

Zhenira membulatkan kedua matanya saat dengan keras Oscars menampar Tamara di depannya. Bisa dilihat pipi gadis itu memar dan ujung bibirnya mengeluarkan darah.

"STOP, OSCARS! LO MAU BIKIN DIA CELAKA HAH?! INGET, DIA CEWEK!" Zhenira berteriak meluapkan semua amarahnya dengan napas yang memburu.

Kevin dan Zero yang baru saja datang berniat memisahkan mereka, tetapi lengan Trax langsung menghalangi jalan keduanya. "Jangan ikut campur, biarin mereka selesain sendiri," ujarnya yang membuat Kevin juga Zero tidak bisa berkata apa-apa lagi selain menurut.

Aronaz dan Ravgaz yang berada di bangku paling belakang melihat semuanya. Kedua cowok itu menyeringai lebar, seolah-olah pertengkaran seperti itu adalah tontonan yang menarik untuk kedua Guardian tersebut. Mereka tidak ingin ikut campur dan menjadikan diri mereka akhirnya jadi pusat perhatian. Mereka harus tetap membuat diri mereka seolah-olah tidak terlihat dan menonjol agar misi mereka berjalan lancar tanpa adanya pengganggu. Mereka hanya cukup mengawasi dari jauh dan memberi peringatan pada gadis bernama Zhenira itu di saat yang tepat nanti.

Tamara yang baru saja mendapatkan tamparan keras pada pipinya, tersenyum remeh. Dengan angkuh gadis itu mengangkat wajahnya, bersikap menantang. "Ini nih, ini yang buat gue benci banget sama lo Zhenira! Lo punya segalanya yang gue pengen!"

Zhenira menggigit bibir bawahnya, dengan berani ia menghampiri Tamara dan berdiri tepat di depan gadis yang sedikit lebih tinggi darinya itu. "Ohh, gitu? Berarti lo iri banget dong ya sama gue? Secara kata lo, gue punya segalanya yang lo pengen. Widihh, keren banget dong gue?" Zhenira tersenyum remeh memandang Tamara dari atas ke bawah dengan tangan yang sudah bersedekap.

Tamara berusaha menahan emosinya melihat Zhenira yang 'sok' di depannya ini. Betapa dia sangat membenci gadis yang berdiri angkuh di depannya saat ini.

Zhenira kembali membuka mulutnya. "Gue ingetin sama lo, Tamara. Sekalipun lo itu temen sekelas gue, dan keluarga lo itu derajatnya ada di atas keluarga gue, bukan berarti lo bisa seenaknya. Lo juga harus inget batasan lo di mana. Hmm? Bukankah begitu? Tamara Tzilla." Zhenira mengakhiri kalimatnya dengan smirk yang tercetak jelas pada bibirnya.

"Gue nyegah Oscars agar berhenti nyakitin lo tadi, bukan karena gue peduli. Lo salah, gue cuma merasa lo pantesnya itu berhadapan langsung sama gue. Ngerti lo?"

Tamara marah. Dirinya merasa dipermalukan saat ini. Tanpa aba-aba, dia kembali menjegal kaki Zhenira dengan kuat.

Bruk!

Kejadiannya begitu cepat saat kepala Zhenira menghantam sudut meja dan badan gadis itu terjatuh dengan keras di lantai. Bahkan Oscars yang berada di dekat gadis itu tadi tidak sempat menyelamatkannya. Semuanya terjadi dengan sangat cepat.

Semua cewek di kelas itu berteriak histeris saat darah mulai mengalir dari belakang kepala Zhenira. Linda dan Kesya buru-buru menghampiri sahabatnya itu dengan air mata yang sudah mengalir deras dari mata keduanya.

Oscars menatap kosong ke arah Zhenira yang masih memiliki sedikit kesadaran itu. Teman-temannya sudah mengerubungi sepupunya itu layaknya semut mengerubungi gula. Namun Oscars masih melihat dengan jelas, tatapan mata yang begitu sayu dari sepupunya itu mengarah padanya. Sebentar lagi mata itu mungkin akan menutup karena sang empunya sudah tidak kuat menahan rasa sakit pada kepalanya.

"CEPET PANGGIL AMBULANS, BEGO!" Trax berteriak marah saat semua siswa-siswi di situ bukannya menolong, malah sibuk mengerubungi Zhenira.

Maxime dengan tangan yang sedikit gemetar langsung mengeluarkan ponselnya dan memanggil ambulans dari rumah sakit terdekat. Sementara Kevin menarik Zero keluar dan mengajak sahabatnya itu untuk segera melapor ke ruang guru.

Linda dan Kesya masih menangis hingga sesenggukan. Bahkan keduanya tidak peduli kalau air mata mereka sudah bercampur dengan ingus mereka. Suasana di kelas itu sangat kacau sekarang.

Oscars dengan matanya yang memerah melirik ke arah Tamara yang masih berdiri dengan senyuman puas pada bibirnya. Gadis itu sepertinya sama sekali tidak merasa bersalah atas apa yang baru saja dia perbuat. Dengan napas yang memburu, Oscars menarik tangan gadis itu kuat dan menyeretnya dengan kasar menuju pintu kelas.

"Lepas! Lo mau bawa gue ke mana, hah?! Lepasin gue, Oscars!" Tamara memberontak saat Oscars menyeretnya dengan paksa.

"Diem atau lo mati."

Siswa-siswi yang berada di koridor sampai harus berhenti dan memberikan jalan pada mereka saat melihat Oscars yang sedang dikuasai amarah tersebut. Satupun dari mereka tidak ada yang berani menghentikan Oscars saat ini.

Tamara semakin kuat memberontak saat tahu Oscars akan membawa dirinya ke rooftop sekolah.

"Gue bilang diem, anj!"

Oscars tanpa perasaan mendorong Tamara hingga gadis itu terjatuh di undakan anak tangga yang menuju rooftop. Tamara merasakan semua badannya sakit, terutama bagian punggung. Gadis itu menatap tajam pada Oscars yang balik menatapnya dengan aura membunuh yang siap meledak kapan saja.

Oscars kembali menjambak rambut Tamara dan menyeretnya menaiki anak tangga. Pintu rooftop sudah dekat dan Tamara semakin memberontak, berusaha untuk terlepas dari Oscars yang tampak seperti seorang psychopath sekarang.

Brak!

Sesampainya di rooftop, Oscars membuka pintu itu dengan kasar hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Matanya menatap nyalang pada sekeliling rooftop.

Kalian salah jika mengira ini rooftop yang biasa menjadi tempat nongkrong anak D'Most Saga. Ini merupakan gedung tempat anak kelas 10 yang letaknya berada tepat di belakang gedung utama, tempat anak kelas 11 dan 12. Oscars membawa Tamara ke rooftop gedung kelas 10 itu sekarang.

Oscars memaksa Tamara yang tengah meringis kesakitan itu untuk berdiri. Tangan kekarnya menarik kerah baju gadis itu dengan kuat hingga membuat Tamara merasa tercekik.

"Kkk, akh le-lepa-sin gue."

Tamara berucap dengan susah payah. Bola matanya menatap Oscars dengan tajam karena pemuda itu tak kunjung melepaskan cengkramannya pada kerah bajunya.

Oscars semakin mengeratkan cengkramannya. Tatapan mata pemuda itu begitu dingin, penuh kebencian dan kemarahan.

"Lo salah karena udah main-main sama gue Ta-ma-ra."

Tatapannya menggelap usai mengatakan hal itu. Tanpa banyak bicara, ia kembali menyeret Tamara, membawanya ke pembatas rooftop. Tamara jelas panik, ia mencakar lengan Oscars dengan brutal agar cengkraman pemuda itu terlepas darinya. Namun memang dasarnya kekuatan cowok itu lebih kuat daripada cewek, usaha Tamara untuk lepas dari Oscars saat ini sangatlah sia-sia.

Cowok gila!

Oscars memaksa Tamara untuk menaiki pembatas rooftop itu. Tamara mendelik ketika melihat ke arah bawah, betapa dirinya akan benar-benar mati jika terjatuh dari atas sini.

"Naik."

"LO GILA, YA?! LO MAU BUNUH GUE?!"

Suara teriakan Tamara yang memang sangat keras itu membuat para siswa-siswi yang berada tidak jauh dari rooftop maupun yang berada di lantai bawah langsung melihat ke atas. Mereka terkejut dan panik saat ada dua orang yang sepertinya akan bunuh diri di atas sana.

Ralat, lebih tepatnya seseorang yang ingin membunuh seseorang lainnya.



Wahh, jadi takut sendiri kalau lihat Oscars mode senggol-bacok kayak gitu (⁠๑⁠•⁠﹏⁠•⁠)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro