Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

28 ߷ Three Ghost Children 👻



"Jadi, bisa kamu jelaskan ke mana saja kalian pergi hingga sampai sore begini tanpa berpamitan?"

Oscars menggaruk tengkuknya untuk mengurangi rasa gugup dan takutnya. "Jadi Om, tadi saya sama Zhenira pergi ke mall sama temen-temen juga. Kami ke sana karena ingin memenuhi tugas sekolah mengenai laporan perekonomian tempat-tempat umum di sekitaran kota. Kami memilih mall sebagai bahan laporan kami, itulah kenapa kami ke sana untuk riset. Mengenai kenapa sampai pulang terlalu sore, kami sambil bermain dulu di sana. Hehe, maaf Om."

"Hahaha, wajah takutmu membuat Om terhibur Oscars. Baiklah, lain kali usahakan izin terlebih dahulu ya. Saya dan Tante Dhian merasa khawatir karena Zhenira pun tidak mengabari kami. Apa kau mengerti?"

Oscars mengangguk cepat, ia membungkukkan badannya beberapa kali seraya meminta maaf. Om Darren aka Ayah dari Zhenira itu hanya tersenyum maklum dan menawarkan keponakannya itu untuk masuk. Namun Oscars menolaknya dengan alasan, ia pun belum izin kepada sang papa. Takutnya beliau sama khawatirnya sekarang, makanya ia menolak tawaran Om Darren dan memutuskan untuk langsung pulang.

Huh? Memangnya pak tua itu bakalan khawatir sama gue?? Cih! Yang ada gue diledekin kalo sampe papa tau gue nggak bisa berkutik di depan Om Darren.

"Baiklah kalau begitu, hati-hati di jalan. Titip salam buat Papa kamu ya."

"Siap Om, pasti di sampein. Oscars pamit ya. Titip salam juga buat Tante Dhian."

"Iya, hati-hati di jalan."

Oscars mengangguk dan segera pergi dari sana setelah menyalimi punggung tangan Om Darren. Ia harus kembali ke sekolah dulu untuk mengambil motor miliknya.

🌌🌌🌌

Jam saat ini telah menunjukkan pukul 19.45 tepat setelah Zhenira baru saja memasuki kamarnya usai makan malam bersama kedua orang tuanya. Gadis itu meringis begitu merasakan pergelangan kakinya kembali berdenyut-denyut. Ia memutuskan untuk segera berjalan dan mendudukkan dirinya di ranjang.

Pikirannya kembali melayang pada saat dirinya terkunci di toilet tadi siang. Rasa-rasanya tidak mungkin jika itu ulah orang iseng. Secara toilet di belakang mall itu begitu sepi kemarin. "Apa ada seseorang yang berniat celakain gue, ya?" gumam Zhenira pelan, ia mencoba menerka-nerka siapa sekiranya orang yang dikenalnya yang patut untuk dicurigai.

Nihil.

Ia tidak bisa menuduh siapa-siapa dan menjudge orang sembarangan saat ini. Dirinya perlu bukti dan analisis, yahh dia akan mencari orang yang tengah mencoba mengajaknya bermain-main saat ini.

Zhenira meraih ponselnya yang terletak di atas nakas, tangannya bahkan sudah menari-nari dengan lincah di atas keyboard. Mengirim pesan di grup chat yang berisi dirinya, Linda dan Kesya.

👻Tiga Anak Setan👻

Kesya :
Sumpah ya, tiap gue baca
judul nih grup, gue selalu
bertanya-tanya.

'Apa iya gue anak setan?'

Gitu anjirrr, ganti lah
namanya, elah.

Linda :
Hahaha, bukannya lo
emang setan_ Key?

Kesya :
Sialan, tapi kaki gue
nggak melayang tau!

Zherira :
Tiga anak setan itu
bukan berarti kita anak
setan beneran, anjir.

Kan kita udah sepakat
kalo nama itu dibikin karena
emang kelakuan kita kek
setan semua, terutama
si Kesya. (´∀`)♡

Kesya :
Apa-apaan, kok gue?!

Zhenira :
Terus siapa lagi? Gue?
Ya enggak lah, gue kan
anak Bunda Dhian
dan Ayah Darren.
Princess satu-satunya
di Keluarga Evans😎

Kesya :
Bodo amat ya anjir,
lo ada di grup ini juga.
Berarti lo anak setan juga!

Linda :
Kebiasaan deh, ribut mulu.
Mending nih bantuin gue
masukin jarum ke benang.
Gue mau jahit lengan baju
gue yang sobek.

Zhenira :
Bentar deh bentar,
masukin jarum ke benang?

Kesya :
Iya, kenapa?
Mata lo burem?
Sampe ga bisa baca
ketikan Linda.

Zhenira :
Ck, bukan gitu anjir.
Dia bilang masukin
jarum ke benang!

Kesya :
Ya iya benerr!

Terus apa masalahnya?

Zhenira :
Ya kaga bisa, pinter!

Yang bener itu masukin
benang ke jarum! Bukan
masukin jarum ke benang!

Kesya :
Oh iya yah, gimana si?!

Lindaaa, muncul lo sialan!

Gue jadi keliatan bego kan
di depan si Zhenira😡

Zhenira :
Emang bego.

Kesya :
Diem lo, Zhe😑

Linda tanggung jawab!

Linda terkikik geli sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Apalagi Zhenira yang sudah tertawa terbahak-bahak setelah membaca roomchat grupnya itu. Dia jadi bayangin kalau Kesya sekarang pasti lagi mencak-mencak kesal di kamarnya.

Ketiganya pun memutuskan untuk kembali memulai aktivitas masing-masing di malam penuh bintang itu setelah berinteraksi di grup whatsapp mereka.

Linda yang saat ini benar-benar menjahit lengan bajunya di rumah, Kesya yang tengah asik melanjutkan streamingnya dan Zhenira yang tengah mencatat materi Fisika di buku pelajarannya.

🌌🌌🌌

Mentari pagi memang selalu menyejukkan hati. Apalagi jika ditemani dengan sang pujaan hati.

Setidaknya itulah yang terjadi dengan Linda saat ini. Lihatlah dia, masih pagi sudah nangkring di depan mobil Marcell. Pemuda itu sedang membeli camilan di indomaret seberang jalan sana. Marcell meminta Linda menunggunya di sini.

Tentunya Linda tidak bisa menolak permintaan sang kekasih saat dengan tegas Marcell ingin dia menunggu di sini dan tidak perlu ikut pemuda itu masuk ke indomaret segala. Lagian, pacarnya itu cuma sebentar.

Linda tersenyum begitu melihat Marcell yang baru keluar dari pintu indomaret dengan seragam putih abu-abunya yang tampak pas di badan tegap pemuda itu. Rambut klimisnya yang sedikit tertiup angin sempat membuat Linda terpesona.

Ia tidak menyangka bisa menjadi kekasih dari seseorang yang hampir mendekati kata sempurna seperti Marcellino Bintara. Jika dibandingkan dirinya yang hanya siswi biasa, Marcell jauh lebih bersinar daripada dirinya. Kadang kala Linda merasa tak pantas bersanding dengan Marcell, tapi semua itu dipatahkan dengan perkataan Marcell yang sampai sekarang selalu dia ingat.

"Mereka nggak berhak ngejudge lo kayak gitu. Gue yang jalanin, jadi cuma gue yang berhak nentuin siapa yang pantes bersanding sama gue."

Linda melebarkan senyumannya saat Marcell sudah berada di depannya. "Yuk, langsung ke sekolah kan? Kamu gamau mampir ke mana-mana lagi?"

Linda menggeleng pelan, ia mengamit lengan Marcell dan mendorong cowoknya itu ke bagian kursi kemudi. "Langsung ke sekolah aja. Cepetan ya, takutnya telat."

Marcell tersenyum lembut, lantas mengacak rambut Linda dengan gemas hingga membuat sang empunya merengut kesal.

"Jangan diberantakin!"

Marcell terkekeh geli. "Iya-iya maaf, udah sana cepat duduk. Makin telat nanti kita."

Linda menurut, ia langsung berjalan memutari mobil dan duduk di kursi samping kemudi. Tanpa berlama-lama lagi, Marcell langsung tancap gas menuju sekolah. Tidak membutuhkan waktu lama, hanya perlu waktu sekitar 7 menit, gerbang SMA Negeri Majalengka sudah terpampang gagah di depan mata.

Sepasang kekasih itu turun dan seketika menjadi pusat perhatian. Linda menunduk, suara-suara mencemooh itu masih seringkali dia dengar, tetapi Marcell dengan tenangnya merangkul bahu gadisnya.

"Nggak usah di dengerin."

Linda tersenyum dan langsung mengangkat wajahnya dengan percaya diri. Senyuman angkuh dan sinis tercipta di bibir gadis itu.

Benar, di sini Marcell itu pacar gue! Emangnya mereka siapa berani ngejudge kayak gitu? Cih!

Marcell tersenyum puas melihat gadisnya yang sudah bisa mengendalikan rasa tidak nyamannya. Bagaimanapun, Marcell ingin gadisnya bahagia dan terus tersenyum.



Suka banget sama kepercayaan diri Linda🥰 Benar, Lin. Kamu nggak perlu insecure karena Marcell milih kamu♡

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro