Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2

"Kamu sudah menemukan ibu kamu, Coral?"

Aku sontak berbalik dan menemukan ... jelmaan malaikat?

Pria itu memiliki rahang yang bagus, hidung mancung, alis tebal yang rapi, mata tajam, dan ーGod blessed himー bibir tipis merah muda. Rambutnya pendek, hitam, dan disisir rapi belah samping. Badannya yang tegap dan tinggi dibungkus suit berwarna hitam dengan satu kancing kemeja dibuka.

I'd love to unbutton more!
( /// ´ิϖ´ิ/// )

Yang bikin aku ngerasa dia sempurna bukanlah aroma parfumnya yang cocok sama aroma badannya, melainkan kacamata bertangkai ramping di wajahnya. Kacamata yang biasanya aku lihat nangkring di hidung aki-aki malah leveling up his appearance.

"Mas eh Bapak kenal anak ini?" Aku ragu-ragu menyematkan panggilan 'Mas' atau 'Bapak'. Dia nggak terlihat tua, tapi kharismanya membuatku sungkan.

Pria itu tersenyum lembut sambil mengangguk. Kemudian dia berjongkok di sampingku menghadap si mi gemes. Adegan ini bakal tampak romantis andai nggak ada cicak berambut keriting di antara kami. Pose jongkoknya yang ala-ala pangeran mau melamar Princess bikin orang terpesona. Bukan cuma aku loh. Kalau diperhatikan ke sekeliling kami, banyak tuh cewek-cewek yang matanya berubah heart shape menontoni pria ini.

"Bagaimana kamu menemukannya?" Si pria bertanya ke mi gemes.

Anak itu menunjuk hidung.

"Kamu mencium bau Mommy?"

Si rambut keriting mengangguk.

"Kamu melakukan kerja yang baik." Pria itu menepuk kepala si anak.

Kayaknya mereka berdua lagi ngomongin aku dan bau. Aku menghidu ketek. Nggak ada tuh bau-bau mengganggu yang tercium. Parfumku masih semerbak. "Permisi, tapi saya nggak bau. Kalau udah ngobrolnya, bisa tolong bawa anak Bapak?"

Pria itu kembali berdiri. Bibirnya masih merentangkan senyum, kemudian dia berkata, "Tampaknya Anda harus ikut saya. Ada hal yang perlu kita bicarakan."

Apa yang perlu dibicarakan?

Aku memandang mi gemes dan pria jelmaan malaikat bergantian. Then ... I got the point. Pria ini pasti ingin memintaku jadi mommy mi gemes pakai tawaran kontrak sepuluh milyar. Kami pura-pura nikah supaya anak ini senang bisa punya mommy paket lengkap kayak aku. Terus kami tinggal bersama dan timbul chemistry. Sebelum kami menyadari perasaan kami, datang cewek lain yang berniat merebut dia. Aku juga didekati cowok lain yang tertarik sama keceriaan dan sifat baik hatiku.

Tebakanku kayak cerita yang bertebaran di dunia oren banget. But who knows. He may think that way.

Aku menyelipkan sejumput rambut ke belakang telinga dengan anggun. Mengedipkan mata ala-ala cewek polos yang nggak tahu kejamnya dunia sembari memastikan bulu mata palsu anti kemiskinanku ampuh memikat lawan jenis. "Saya sebenarnya agak sibuk," kataku jual mahal.

"Begitukah?" Pria itu menoleh ke pintu keluar, lalu berbalik. "Kelihatannya teman Anda sudah pergi. Apa Anda masih punya rencana lain?"

Ternyata dia menonton dari jauh peristiwa Jordan meninggalkanku. Syalan! Aku mendengkus. "Lima menit aja," kataku tegas.

"Sepuluh menit dan nggak kurang," tawarnya.

"Sepuluh menit dan nggak lebih," aku memutuskan.

Dia menyeringai sekilas. "Kita lihat saja. Mungkin Anda yang butuh waktu lebih dari sepuluh menit."

Sotoy, umpatku dalam hati.

"Silakan ikut saya." Dia merentangkan tangan mengarah ke lorong lift.

Aku hendak berjalan, tapi kakiku ditahan pelukan si anak. "Kamu ikut papa kamu sana," perintahku.

"Mommy," balas anak itu.

"Pak, anaknya nih." Aku beralih memohon bantuan si pria.

"Anda bisa menggandeng tangannya dengan begitu dia tidak merasa akan ditinggalkan," sarannya.

Aku ngeri pada usulan itu. Interaksiku terhadap anak kecil itu sebatas lihat dari jauh terus komentar 'gemesin banget'. Gandengan tangan terdengar kelewat intim. Gimana kalau genggaman tanganku bikin sendi jari anak ini keseleo? Kamu yang jarang berdekatan sama anak kecil pasti paham maksudku.

"Mommy." Mi gemes masih mendongak. Matanya membesar mengirimkan pengharapan.

Pria itu mengangguk kecil seolah meyakinkanku bahwa memegang anak kecil nggak akan membuatku terkena cacar. Sementara sekelompok ibu-ibu berjambul pejabat yang sejak tadi menontoni dari depan concierge hotel melempar lirikan pedas seolah menghujatku sebagai ibu nggak becus. Dua om-om buncit yang lewat berbisik, "Kayaknya ketahuan selingkuh sama suaminya." Dan dibalas temannya, "Anaknya kasihan banget."

Aku mau teriak, CEWEK INI MASIH LAJANG!

Akalku masih lempeng. Konfirmasi begitu nggak berguna. Memangnya siapa aku dan siapa mereka. Opini mereka nggak harus menjadi tanggung jawabku dalam hidup.

Aku mengulurkan tangan kanan setengah hati. Anak itu langsung menangkap tanganku penuh semangat. Aliran listrik menyentakku, lalu lenyap.

Apa itu?

Aku memandang tanganku yang dipegang si anak. Jelas-jelas asal listrik itu dari sana. Apa anak ini superchild yang mempunyai kekuatan listrik?

"Lewat sini." Ucapan pria itu mengembalikan kesadaranku. Dia memimpin jalan menuju lift. Ogah-ogahan aku membuntuti dan bertambah malas karena anak ini memegang tanganku menggunakan kedua tangan.

Kami naik lift ke lantai 28, lalu menuju president suite. Pria ini nggak hanya penampilannya yang tajir, sewa kamarnya pun yang mewah.

"Silakan duduk."

Aku duduk di sofa panjang. Anak itu ikut duduk di sebelahku, masih menawan tanganku dan memandangiku dengan tatapan memuja. Diperhatikan cowok yang naksir berat, aku sudah biasa. Ditatap anak kecil penuh cinta, aku khawatir salah pakai parfum untuk memelet bocah.

Seorang pria muda datang bersama nampan berisi teko dan cangkir cantik. Dia menata cangkir untuk kami dan menuang isi teko dengan terampil. Dia juga meletakan sepiring sandwich. Matanya sempat memicing sekilas ke arahku. Kemudian pamit dengan sopan.

"Sebelum berbicara tentang kita, saya akan memperkenalkan diri. Nama saya Caspian Arnav. Silakan memanggil saya Arnav. Anak perempuan di sebelah Anda adalah anak saya, Cordelia Bi Arnav Aerwyna. Kami biasa memanggilnya Coral. Siapa nama Anda?" Pria itu, Arnav, berbicara dengan kaku.

Ooooh, bapaknya toh.

"Aku Sunshine Putri. Panggil aja Sunshine. Bisa tolong berhenti manggil aku 'Anda'? Kita nggak lagi di filem tempo dulu. Pakai kamu dan aku aja."

Arnav terlihat bingung sesaat, lalu mengangguk singkat. Dia nggak kelihatan tahu gimana bersosialisasi. Seperti orang yang baru balik ke Indonesia dan berbicara ala-ala teks di buku novel lama.

"Saya, ekhm, aku..." Arnav menjeda ucapannya. Dia memandangku ragu-ragu, lalu melanjutkan, "Saya belum terbiasa. Maaf."

"Pak Arnav bisa bicara senyamannya aja."

Arnav menarik napas dan memulai kembali. "Kami sudah mencari Anda sejak lama."

Nah, aku bisa menebak baris ucapannya yang berikutnya. Dia akan memintaku menjadi ibunya Coral. Aku tebak alasannya Coral kehilangan sosok ibunya akibat meninggal saat Coral dilahirkan atau meninggal dalam kecelakaan. Salah satunya pasti benar.

"Ke-kenapa kalian nyari aku sejak lama?" Aku berpura-pura terkejut. Kalau begini, atmosfir sinetron terbentuk sempurna.

"Coral harus mengenal ibunya."

I'm all ears. Aku siap ditawari bayaran sepuluh milyar menjadi ibu pura-pura.

"Ibu kandungnya," lanjut Arnav.

Oh, ibu kandungnya. Aku mengangguk sambil memasang wajah prihatin. Bentar! Ibu kandungnya? Ibu kandung Coral?

"Apa hubungannya sama aku?" tanyaku.

"Kamu ibu kandung Coral," jawab Arnav pelan-pelan seolah sedang mengajari orang dungu bahwa semangka itu buah, bukan sayuran.

"Aku?" Telunjukku teracung ke wajah. "Aku apa?"

"Kamu.ibu.kandung.Coral."

"Mommy."

APAAAA?!

###

22/08/2021

Sunshine bakal jadi kebalikan Sandra 😌 karena di luar sana ada banyak cewek yang gak mudah berinteraksi sama anak-anak, ye kan?

Deskripsi Coral bakal tersebar di narasi Sunshine. Sejauh ini kamu udah baca mi gemes dan mochi kacang merah which means Coral itu mukanya bulat, putih, dan rambutnya keriting. Karena pembaca Miss Bek jago nyari visual cast anak-anak kaya buat Kimkim n Batih, silakan cari gambaran Coral terus colek aku di IG ☺️ Aku juga masih belum nemu cast buat Coral.

Kemarin aku bilang aku lagi demen nonton drama cina. Aku nonton word of honor. Banyak pilihan owok kece di situ dan akhirnya aku milih cowok ini. Fortunately, he played a drama with a child. I figured it out after stalking him through internet. Coincidence banget. Aku jadi nonton dramanya yang ama anak kecil 😭 tapi kuotaku bye-bye karena ngedracin.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro