Resmi|2
Halilintar x Reader
[Not ship]
.
.
.
.
Warn: bahasa tidak baku, alur berantakan.
Happy Reading📖
"Aku tidak mau. Apa-apaan kau ini? Tidak sopan sekali. " ucap Halilintar, menatap [Name] datar.
[Name] hanya diam, perlahan mengeluarkan air matanya. "begitu ya... [Name] tau kok kalau [name] ngeselin... "
orang-orang langsung menatap nya penuh simpati.sementara Halilintar hanya menatap nya malas.
Para orang tua yang di sana langsung menatap Halilintar tajam, seolah mengancam Halilintar agar menerima tawaran anak itu.
Merasa terancam, Halilintar akhirnya terpaksa menerimanya. setidaknya hanya sementara.
"baiklah... aku mau, " gerutu Halilintar.
[Name] tersenyum lebar, melompat dari panggung dan mendarat di kepala Halilintar. Dengan cepat Halilintar langsung menahan tubuh [name] agar tidak terjatuh.
'Anak monyet.. ' batin Halilintar tak habis pikir.
■■■■■
"Pak, kita mau kemana? " ucap [Name], berjalan mengikuti Halilintar.
"Jangan banyak tanya, " ucap Halilintar malas.
[Name] menggembungkan pipinya kesal, berusaha menyamakan langkah kaki Halilintar. "Pak, tungguin! "
"aku bukan dosen, jangan memanggilku bapak. " ucap Halilintar, menatap lurus ke depan.
"Pak de... "
"Aku bukan paman mu. "
"... Papa!! " ucap [Name] riang,membuat Halilintar menghentikan langkah kaki nya sejenak.
"Terserah, " ucap Halilintar sambil mempercepat langkah kakinya.
[Name] tertawa riang, berlari mengejar Halilintar. hampir saja dia terjatuh jika saja Halilintar tidak menahan bajunya.
"Kau ceroboh sekali. " ucap Halilintar, menatap [Name] datar.
"Papa saja yang jalannya cepat! Kaki [Name] jadi lecet! " ucap [Name] menatap Halilintar sebal.
Halilintar mendengus kecil, menggendong [Name] perlahan. "jangan berisik, atau aku akan membuang mu ke tong sampah. "
[Name] tersenyum lebar, memeluk leher Halilintar dan mencium pipinya singkat. "Papa yang terbaik!! "
"Adik ku yang terbaik!! "
Halilintar tersentak, menggeleng pelan. Bagaimana dia bisa teringat orang itu lagi.
"Kenapa, pa? "
"Tidak, kau diam saja. Kau sangat berisik, seperti monyet. "
"tidak boleh berkata kasar kepada anak perempuan. " ucap [Name].
"Tapi aku menganggap mu anak monyet. "
"Papa!! "
Halilintar mendengus malas, sudut bibirnya terangkat sedikit. Tanpa [Name] sadari, dia sudah membuat Halilintar tersenyum setelah sekian lama.
Tak lama kemudian mereka akhirnya sampai di sebuah rumah. Dengan santai Halilintar menendang pintu rumah itu dan berjalan masuk.
"Ga sopan, " ucap Fang.
"bodo amat. Cuma beda lima tahun. "
"Itu jauh, goblok!! "
Halilintar mendengus malas, menurunkan [Name] dan kembali menatap Fang. "Aku mau adopsi dia. Kau urus berkas-berkas nya. "
"Aku bukan babu mu! "
"Tapi muka mu mirip babu, jadi lakukan saja. "
"Tidak akan! "
Halilintar menatap Fang tajam, tiba-tiba pandangan matanya tertuju pada Kaizo yang tertidur lelap di pangkuan Fang.
"Ah... Bagaimana kalau aku menyebarkan kabar bahwa Kaizo ternyata menjadi gila? " ancam Halilintar, tersenyum tipis.
"bangsat... Licik banget lo. "
"Nurun dari si bangsat soalnya. "
"Terserah lah! Akan ku urus, pergi sana! " ucap Fang.
"Dasar penyuka incest. "
"HALI BANGSAT!! "
■■■■■
"Hali lama banget pulang nya, " gumam Amato.
"Emangnya ayah nyuruh dia ngapain? " ucap Taufan.
"cuma ngantar paket. "
"Emangnya bang Hali kurir? "
"Mirip soalnya,hehe."
"Bapak bangsat, ngomongin orang sembarangan. "
Seketika pandangan semua orang tertuju pada Halilintar yang masuk dengan tubuhnya yang berlumuran lumpur.
"bang Hali, lo bau banget. " ucap Thorn polos, menutup hidungnya.
"Bocah bangsat. "
"Kenapa kotor gitu sih, bang? " ucap Gempa, menatap Halilintar cemas.
"Jatuh ke selokan. "
"pengen ketawa sumpah" Batin Blaze, berusaha menahan tawa nya agar tidak di pukuli Halilintar lagi.
"Ceroboh banget lo. " ucap Solar malas, membetulkan kacamata.
"Bacot, mata empat. "
"Daripada lo, abang ga guna. " Halilintar menatap Solar dengan tajam. Sementara yang di tatap hanya bersikap santai sambil meminum kopinya.
"Itu siapa? " ucap Ice, menunjuk [Nam] yang daritadi berdiri tak jauh dari Halilintar.
"Anak ku. "
"HAH?!! "
"ga usah teriak, bau. "
"Anak sialan. " ucap Amato, memukul kepala Halilintar.
"Itu... Bang Hali serius? " ucap Gempa.
"Ya, surat adopsi nya sudah di urus. Sekarang dia ku pelihara. "
"Jangan nyamain [Name] sama hewan! " protes [Name].
"Mirip."
"Mirip dari mana?!! "
"Otaknya, sama-sama ga berakal. "
"papa bangsat!! " ucap [Name], menggembungkan pipinya kesal.
'Lucunya... ' batin semua orang yang ada di sana.
"Terserah, aku mau mandi. " ucap Halilintar, berjalan menjauh.
"Jadi.. Siapa nama mu, nak? " ucap Amato.
"[Name]!! "
"Lucunya! Hobi mu apa? " Tanya Blaze.
"Gosip!! " ucap [Name] polos.
'Kece... ' batin Solar, mengangguk pelan.
"Makanan kesukaan? " ucap Blaze.
"Apapun, asal gratis! "
"Sama!!" ucap Ice yang tiba-tiba saja antusias jika membahas makanan.
"Kalau game? " Tanya Taufan.
"Pou!! Pou nya [Name] namanya tojan! " ucap [Name], membuat Taufan tersenyum lebar.
"Benarkah? Dia laki-laki atau perempuan? " ucap Taufan.
"Perempuan! Tojan itu sensian, jadi suka ngeong! " ucap [Name]
"Wahaha!! Kucing dong?! "
"Dia temenan sama kucing soalnya!! " ucap [Name], membuat semua orang yang ada di sana tertawa.
Tak lama kemudian Halilintar yang baru saja selesai mandi menatap mereka. "Kalian berisik sekali. " ucap nya kesal.
"Hei... coba buat kak Hali tersenyum. " bisik Thorn.
"Papa!! "
"Apa, bodoh? "
"Makasih udah adopsi [Name]!! "
Halilintar tanpa sadar tersenyum tipis, dengan cepat masuk ke kamarnya.
Semua orang yang melihat itu terdiam cukup lama, sampai mereka semua bersorak dan memeluk [Name] erat.
"BOCAH EDAN!! "
bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro