Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

-[7/10]


----------


Ethecismus Project

My Cool Darling
[HighSchoolAU!]

Nakajima Atsushi x Kuudere!Reader's


----------







Ada kalanya, Atsushi bertanya-tanya. Bisakah sosok gadis yang tengah menjadi kekasihnya ini menunjukkan ekspresi selain senyuman atau muka datar? Bahkan senyuman yang [Name] tunjukkan itu pun nyatanya bisa dihitung dengan jari.

Sebenarnya, pemuda Nakajima tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Selama Ia dan pacarnya damai-damai saja, maka tidak apa.


*


Angin sepoi berhembus, menggoyangkan surai panjang berkuncir dua yang membingkai kelereng samudra. Tak lama kemudian, rasa dingin menyentuh pipinya. Gadis yang kira-kira berusia 15 tahun tersebut menoleh ke arah sang pelaku dengan helaian abu.

"Terimakasih," ucapnya singkat sambil menerima pemberian dari temannya, yang tak lain dan tak bukan adalah Atsushi.

"Hm? Yang harusnya berterimakasih, 'kan, aku." Sang lelaki membuka bungkus eskrimnya lalu mulai memakannya. "Kau sangat membantu. Terimakasih, Kyouka-chan."

"Hm, bukan masalah," balas gadis bernama Kyouka tersebut, melanjutkan kembali acara makan eskrimnya. Tak membutuhkan waktu lama, tepukan ringan muncul di atas kepala sang gadis. Kyouka menoleh dengan mata yang membulat.

"Um ... kau tidak ....-"

"Atsushi-kun."

Panggilan dari seseorang yang sangat sang pria kenali membuat dua orang yang sedang makan eskrim mengalihkan perhatiannya. Dan seketika, salah satu dari mereka alias Atsushi menunjukkan wajah tercengang dengan keringat dingin yang mulai muncul di pelipisnya. Bagaimana tidak? Orang yang baru saja memanggilnya adalah [Name]! Yang sepertinya telah salah paham atas hubungan Atsushi dengan Kyouka.

Menyadari bahwa tangannya masih menyentuh kepala Kyouka, Atsushi melepasnya dengan segera.

"[Name]-chan, anu ... k-kenapa kau bisa disini?" Lelaki tersebut meneguk ludah. Meskipun ekspresi gadis bermanik ungu hampir tak berubah, aura kekesalan atau bahkan kemarahannya sangat terasa sampai-sampai membuatnya merinding.

"'Kenapa' kau bilang? Ini jalan pulangku." [Name] kembali berucap dengan nada dingin. Menatap Atsushi dengan kilatan tajam yang membuat Atsushi semakin tak bisa berkata-kata.

Helaan nafas berat terdengar, yang sudah pasti asalnya dari [Name], "Sepertinya sudah jelas, ya?"

"Bukan seperti yang kau pikirkan ...."

"Ya ... terserah." Gadis bersurai hitam itu melenggang pergi, melewati Atsushi dan Kyouka dengan tatapannya yang tak berubah.

Melihat [Name] yang melewatinya begitu saja, Atsushi berusaha menghampiri sang kekasih, "Tunggu, [Name]-chan!"

"Tinggalkan. Aku. Sendiri." [Name] menoleh ke belakang, menekankan setiap abjad dari kalimat yang Ia katakan. Lalu, bergegas pergi kembali. Dimana hal tersebut berhasil membuat Atsushi mematung bagaikan disambar petir di siang hari.

Beberapa saat setelah gadis Nagasawa itu berlalu, Atsushi menoleh ke arah Kyouka yang masih menikmati es krimnya dengan santai, meminta bantuan. Sebagai perempuan, pastinya gadis kecil ini tahu apa yang harus dia lakukan, 'kan? Iya, 'kan?!

"Kau ternyata cukup mudah terintimidasi oleh pacarmu sendiri," komentar gadis Izumi dengan raut muka datar dan dengan santainya membuang stik eskrim yang Ia pegang seolah tak pernah terjadi apa-apa barusan.

"A-ap-! Sekarang bukan itu masalahnya, Kyouka-chan!" Atsushi menggosok muka dengan frustasi. Kepalanya dipenuhi rasa bingung akibat kekasihnya yang salah paham terhadap dirinya. Berbagai skenario buruk sudah terbayang dalam benak sang pria. Entah kecanggungan yang harus Ia jalani atau bahkan [Name] yang akan ngajak putus di esok hari.

"Lalu, aku harus apa?" celetuk sang gadis berkuncir dua lagi dengan kepala yang dimiringkan.

Atsushi cemberut. Berharap pada gadis polos seperti Izumi Kyouka tentang hubungan sama saja seperti mengharapkan ular memiliki bulu di antara sisik-sisiknya. Ia menundukkan kepalanya putus asa.

Melihat hal tersebut, Kyouka mendekat, merasa agak kasihan terhadap sosok yang telah Ia anggap sebagai kakak sendiri, "Kau ingin aku membantu mencarikan solusi untuk masalahmu?"

"Huh?" Atsushi menoleh, sorotnya yang tampak putus asa kini kembali menjadi cerah seolah menemukan lentera dalam gelapnya malam. Dimana hal tersebut sudah cukup untuk menjadi jawaban.

"Yah ... Atsushi-kun, padahal solusi untuk masalahmu sudah kau siapkan sejak tadi." Gadis muda tersebut mengangkat bahu. Tatapannya tetap datar terhadap kakak psikologisnya.

"Hah?!"







Tbc~


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro