Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

I don't Like Him.. What should I Do?

Story Original by: Risicy 💕

---


Restoran Doodles

Tod Pov

Aku kembali mengejar Cheque setelah dia berjalan ingin keluar restoran ini dan menuju mobilnya setelah kami selesai makan di Doodles.

Grab!

Aku segera menggengam tangannya dan dia segera menoleh ke arahku.

“Ada apa Phi?”

“Hm.. Phi ingin mengantarmu sampai ke mobil..”

“Ow.. Baiklah.. Tetapi.. bisakah Phi melepaskan genggaman tangan Phi? Aku tidak ingin membuat P’Kavin marah kepadaku..”

“Tidak mau..”

Aku terus menggengam tangan Cheque sambil berjalan keluar dari ruangan ini dan sama sekali tidak peduli dengan semua orang yang memperhatikan kami. Aku melihat Bua mengikuti kami dari belakang.

---

Halaman Parkir Restoran Doodles

Tod Pov

Saat kami sampai di lapangan parkir dan sudah berada di depan mobil Cheque, aku lalu segera menarik dia untuk aku peluk.

Hug!

Cheque terlihat sedikit memberontak dan ingin melepaskan tubuhnya dari pelukkanku.

“Phi.. lepaskan aku!! Nanti ada orang yang melihat..”

“Tidak akan ada.. disini gelap. Paling yang memperhatikan kita hanya Bua saja..”

Setelah itu kami berdua segera melihat ke dalam mobil dan melihat Bua sedang tersenyum menatap kami.

Puk!

Aku merasakan Cheque memukul bahuku pelan.

“Aiz.. Phi benar-benar sangat suka membuat aku malu.. Lalu kenapa tadi tiba-tiba Phi memeluk aku di dalam restoran? Tidakkah Phi menyadari semua orang menatap kita?”

“Hahah.. Kamu sangat menggemaskan Ter..”

Aku mengatakan itu dan memeluknya semakin erat sebelum berkata lagi.

“Yeah.. Phi tahu tetapi bukankah Phi sudah mengatakan bahwa Phi merindukanmu. Untuk orang-orang di restoran Phi sama sekali tidak peduli karena yang Phi pedulikan hanya kamu. Maukah kamu ikut Phi liburan ke Paris dan Iceland?”

“Wekk! Gombal! Hah? Paris dan Iceland? Phi tidak salah mengajakku? Kenapa tidak mengajak P’Kavin?”

“Hm.. Tidak salah.. Iya Paris dan Iceland. Karena Phi ingin mengajakmu dan ingin berdua saja denganmu di kota yang romantis itu. Dia sedang ada pekerjaan di Swiss. Bagaimana kamu mau ikut kah?”

“Hm.. Biarkan aku memikirkannya dulu. Kapan Phi akan berangkat rencananya?”

“Mungkin sekitar tanggal 15 atau 16 February.. Phi ingin disana sekitar 2 minggu. Jangan lama-lama memikirkannya karena kita perlu mengurus visa 2 mingguan sebelum pergi..”

“Hm.. Lalu jika aku pergi dengan Phi.. Bagaimana dengan perasaan P’Kavin? Tidakkah Phi memikirkan perasaannya?”

“…”

Saat mendengar perkataan Cheque aku sempat terdiam sebentar. Aku berpikir sehabis ini pasti aku dan Jo akan bertengkar.

“Huf.. Tidak usah memikirkan dia. Bukankah Phi pernah mengatakan jika kita sedang bersama-sama pikirkan tentang kita saja..”

“Hm.. Baiklah.. Sekarang lepaskan aku.. Aku akan memikirkannya dan ingin pulang sekarang Phi karena sudah malam..”

Aku akhirnya perlahan-lahan mulai melepaskan pelukkanku. Sebenarnya aku masih ingin memeluknya karena saat memeluknya aku merasa tenang dan damai.

Setelah aku melepaskan pelukkannya, Cheque segera membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalamnya lalu menutupnya.

Bruk!

Aku memperhatikannya sesaat lalu tanganku terangkat untuk mengetuk kaca mobilnya saat dia mulai menyalakan mesin mobilnya.

Tok! Tok! Tok!

Cheque terlihat menatapku lalu segera menurunkan kaca mobilnya.

“Ada apa lagi Phi?”

Cup 😘

Aku segera memajukkan wajahku dan mencium pipinya yang lembut itu. Aku melihat Cheque sedikit membelakkan matanya karena merasa terkejut dan dia terlihat sangat manis. 😄

“😳”

Sret!Sret!Sret!

Aku segera mengusap kepalanya dan tersenyum saat melihat ekspersi wajahnya yang terlihat sangat lucu.

“Hhah.. pikirkan dengan baik-baik perkataan Phi dan selamat malam Ter.. Menyetirlah dengan hati-hati.. Jangan lupa memberikan kabar Phi saat sudah sampai di rumah ya..”

Setelah aku mengatakan itu, Cheque segera menganggukkan kepalanya dan menutup kaca mobilnya. Dia lalu mulai menjalankan mobilnya dengan aku yang berdiri menatap mobilnya sampai mobilnya tidak terlihat lagi.

Aku lalu berbalik untuk kembali masuk ke dalam restoran itu dan berniat akan pulang juga dengan mengajak Jo.

Tetapi..  saat aku berbalik, aku sedikit merasa terkejut karena melihat Jo berdiri di lapangan parkir yang gelap ini.

“Waa.. Aizz.. Jo!! Kenapa kamu berdiri di tempat gelap begitu? Kamu membuat Phi kaget saja.. Phi berpikir kamu hantu..”

Aku mengatakan itu sambil memegang jantungku yang terasa berdebar-debar dengan kencang karena merasa terkejut yang tadinya aku kira hantu. 😅

“…”

Tetapi Jo sama sekali tidak menjawab pertanyaanku dan segera membalikkan tubuhnya lalu berjalan kembali masuk ke dalam restoran.

Huf.. Apakah Jo melihat semua yang aku lakukan kepada Cheque? Apakah dia marah?

Saat memikirkan hal itu, aku hanya bisa menghela napas lelah. 😔

Seperti kami akan bertengkar hebat nanti di rumah..

Aku memikirkan itu lalu mengikutinya masuk ke dalam restoran untuk berpamitan kepada teman-temanku.

---

Cheque Pov

Saat P’Tod mencium pipiku dan mengajak aku pergi ke Paris dan Iceland dengannya, aku merasakan senang wajahku memanas. ☺️

Aizz.. mengapa P’Tod sangat manis hari ini membuat jantungku berdebar-debar kencang dan seperti aku memiliki harapan untuk bisa mendapatkannya.

Aku memikirkan itu sambil tersenyum senang dan menjalankan mobilku. Tiba-tiba aku mendengar suara Bua yang membuyarkan pemikiranku.

“Cie.. Cie.. yang sedang merasa senang bertemu dengan orang yang dicintai setelah menahan rasa rindu selama sebulan.. Di cium juga pipinya.. hehehe..”

“Aizz.. Apa si sista.. Gk aku biasa saja..”

Aku berusaha untuk mengelak karena aku merasa malu.

“Kamu tidak perlu merasa malu karena ekspresi wajahmu menunjukkan hal itu semua..”

“Oh.. Benarkah?”

Aku lalu segera memegang wajahku dengan satu tangan karena satu tanganku masih memegang setir mobil.

“Hm.. kamu lihat saja photo yang aku ambil tadi di restoran dan yang kamu upload di IGS mu.. Apakah itu ekspersi wajah yang menujukkan bahwa kamu tidak menyukainya?”

Saat mendengar perkataan Bua, aku hanya bisa tersenyum simpul dan sedikit menundukkan kepalaku.

Yeah.. mulutku mungkin bisa berkata bohong tetapi ekspersi wajahku tidak bisa berbohong bahkan sorot mataku juga tidak bisa menyangkalnya. Aku tahu itu.. 🥰

Apakah aku harus menceritakan kepada Bua bahwa P’Tod mengajak aku pergi ke Paris dan Iceland?

Hm.. sepertinya tidak usah. Biarkan saja ini menjadi pembicaraan antara aku dan P’Tod saja. ☺️

Aku memang hanya mencintai P’Tod dan hanya dia yang aku inginkan di dalam kehidupanku. Entah bagaimana caranya, aku harus membuat dia menjadi milikku. 😏

---

Jo Pov

Aku merasa benar-benar terkejut sekaligus marah dengan apa yang P’Tod lakukan dengan Cheque di depan mataku. 😠

P’Tod dengan seenaknya memeluk tubuh Cheque di depan teman-teman kami dan terus ingin bersama-sama dengannya.

Aku tidak buta dan tahu bahwa P’Tod sangat menyukai Cheque sejak mereka bermain di drama Venus in The Sky. Aku bisa melihat dari sorot mata dan tingkah laku P’Tod saat dia bersama-sama dengan Cheque. 😔

Apakah perasan P’Tod kepadaku sudah berubah? Apakah P’Tod tidak mencintaiku lagi?

Aku memikirkan hal itu dan saat melihat P’Tod mengejar lalu menggengam tangan Cheque saat dia mau pulang. Aku lalu memutuskan diam-diam mengikuti mereka dan mereka tidak sadar bahwa aku mengikuti karena aku bersembunyi di tempat yang sedikit gelap.

Aku melihat dengan mataku sendiri bagaimana P’Tod memeluknya dan mengatakan perkataan yang membuat hatiku semakin sakit. Lalu aku juga melihat dia mencium pipi Cheque dan berbalik dengan senyuman sumringah di wajahnya.

Segitu tidak berartikah diriku? Apakah selama ini tidak ada artinya aku selalu berada di sampingnya dan menemani dia saat susah sampai saat ini?

Saat P’Tod menyadari keberadaanku dan bertanya kepadaku, aku hanya diam saja lalu menatapnya dengan tajam. Aku lalu segera berbalik dan tidak ingin menjawabnya karena aku berusaha untuk menahan amarahku dan air mata yang hampir jatuh dari mataku. 😟

Kami lalu masuk ke dalam restoran dan segera berpamitan kepada teman-teman kami lalu pulang. Di dalam mobil, aku dan P’Tod tidak berbicara sama sekali karena aku sedang berusaha menahan amarahku. Aku hanya menatap keluar jendela dan mendengarkan lagu yang diputar di radio di dalam mobil ini sampai kami berdua sampai di rumah.

---

Rumah Tod

Kavin Pov

Saat kami sudah sampai di rumah dan P’Tod memarkirkan mobilnya di garasi, aku segera turun dan menutup pintu mobilnya.

Aku segera berjalan dengan cepat ke dalam rumah dan membanting pintu saat menutupnya.

Brak!

Lalu aku berjalan ke arah dapur dan segera membuka kulkas untuk mengambil sebotol air dingin. Aku segera meneguknya sampai habis bermaksud untuk mendinginkan kepalaku, tetapi.. hatiku tetap terasa panas.

Saat aku ingin berjalan ke arah tangga, tiba-tiba aku merasa tanganku di tarik oleh P’Tod.

“Jo.. ada apa denganmu? Mengapa kamu hanya diam saja?”

Aku yang mendengar perkataan P’Tod segera membentaknya.

“ADA APA DENGANKU?? APA YANG TADI PHI LAKUKAN DI DOODLES DAN DI TEMPAT PARKIR TADI DENGAN CHEQUE? APAKAH PHI TIDAK MEMIKIRKAN PERASAANKU? PHI SEENAKNYA MEMELUK CHEQUE DI DEPAN TEMAN-TEMAN KITA DAN MENCIUM PIPINYA DI TEMPAT PARKIR!! AKU BENAR-BENAR MARAH KEPADAMU PHI!! KAMU BENAR-BENAR SUDAH MEMBUAT AKU MALU HARI INI!!”

“UNTUK APA KAMU MERASA MALU? HARUSNYA PHI YANG MERASAKAN HAL ITU BUKAN? PHI SUDAH MUAK DENGAN SEMUA INI DAN INGIN MELAKUKAN APA YANG PHI RASAKAN DI HATI PHI!! PHI TIDAK INGIN MENUTUPINYA LAGI!! APAKAH PHI SALAH?”

Aku yang mendengar P’Tod balas berteriak kepadaku merasa sedikit terkejut. Dia bahkan tidak merasa bersalah kepadaku. 🥺

“TENTU SAJA AKU MERASA MALU!! PHI LUPA STATUS KITA? KITA MASIH BERPACARAN DAN KITA BELUM PUTUS!! PUTUSKAN AKU DULU JIKA PHI INGIN BERSAMA-SAMA DENGAN CHEQUE ATAU SIAPAPUN ITU!! JANGAN SEENAKNYA MEMPERMAINKAN PERASAANKU INI!! AKU SELALU MENEMANI PHI SEJAK DULU DAN DENGAN MUDAHNYA PHI MELUPAKAN HAL ITU LALU MENGGANTINYA DENGAN ORANG LAIN!! PHI KIRA AKU BONEKA YANG BILA SUDAH JELEX DI BUANG BEGITU SAJA??”

“BENARKAH STATUS KITA BERPACARAN? BUKANKAH SELAMA INI HANYA KAMU YANG INGIN BERPACARAN DENGAN PHI SEHINGGA KITA MELAKUKAN PERJANJIAN SIALAN INI!! PERJANJIAN YANG MEMBUAT PHI TIDAK BISA DENGAN BEBAS MENGUNGKAPKAN PERASAAN PHI KEPADA ORANG YANG PHI SUKA?!!! FUCK!!”

“MENGAPA PHI BARU MENGATAKAN HAL ITU SEKARANG?!! APAKAH KARENA ADA CHEQUE MAKANYA PHI MENGATAKAN HAL ITU SEKARANG?!! DULU PHI TIDAK PERNAH BERSIKAP SEPERTI INI KEPADAKU!! APAKAH PHI BENAR-BENAR INGIN BERPISAH DARIKU??!! KATAKAN SEKARANG BILA PHI INGIN PUTUS DENGANKU!!”

“JANGAN MEMBAWA-BAWA  NAMANYA SAAT KITA BERTENGKAR!! PHI TIDAK SUKA KAMU SELALU MENYALAHKAN ORANG LAIN TETAPI TIDAK MELIHAT KEDALAM DIRIMU SENDIRI!! BAIKLAH.. KITA PUTUS SEKARANG JIKA ITU YANG KAMU MAU!!”

“LALU KALAU BUKAN KARENA DIA KARENA SIAPA?! APA KURANGNYA AKU SELAMA INI DI MATA PHI? PHI SELAMA INI TIDAK PERNAH MENGHARGAI AKU DAN AKU TAHU PHI TIDAK PERNAH MENCINTAI AKU MESKIPUN AKU SUDAH MENYERAHKAN SEGALANYA KEPADA PHI!! BAIKLAH JIKA ITU YANG PHI INGIN! KITA PUTUS!!”

“YEAH.. AKU MEMANG TIDAK PERNAH MENCINTAIMU ATAU MUNGKIN AKU PERNAH MENCINTAIMU TETAPI CINTAKU SUDAH PUDAR SEKARANG!! BAIKLAH.. MULAI SAAT INI KITA SUDAH TIDAK ADA STATUS LAGI!!”

Aku benar-benar marah saat ini dan setelah P’Tod mengatakan hal itu, aku dengan cepat berbalik dan menaiki tangga ke lantai 2 untuk masuk ke dalam kamarku.

---

Kamar Jo

Jo Pov

Brak!

Aku kembali membanting pintu kamarku dan segera menguncinya.

Aku lalu segera bersandar di belakang pintu kamarku dan menjatuhkan diriku ke lantai. Aku menekuk lututku dan membenamkan wajahku.

“Hik.. Hik.. Hik..”

Aku mulai menangis karena rasanya hatiku hancur dan sangat sakit. Setelah apa yang aku lakukan kepada P’Tod rasanya semua tidak ada artinya lagi. 😭

Bahkan aku rela meninggalkan kedua orang tuaku untuk tinggal bersama-sama dengannya karena aku sangat mencintainya. Tetapi.. sepertinya pengorbananku selama ini sia-sia dan rasa cintaku yang besar kepadanya tidak ada artinya.

P’Tod tidak benar-benar mencintaiku selama ini.

Setelah setengah jam berlalu..

Saat aku sudah merasa puas menangis dan sedikit tenang, aku lalu segera berdiri dan pergi ke kamar mandi. Aku segera mandi dan setelah mandi, aku segera berjalan ke tempat tidur lalu menyelimuti tubuhku.

Aku berbaring telentang dan menatap ke arah langit-langit kamarku.

Sudah tidak ada lagikah kesempatan untuk memperbaiki hubungan kami ini? Sudah tidak bisakah aku mendapatkan ciuman selamat malam lagi atau pelukan hangat dari P’Tod lagi?

Aku memikirkan itu dan mencoba untuk memejamkan mataku. Aku berharap bahwa semua ini hanya mimpi buruk fan jika aku terbangun besok pagi semua akan baik-baik saja.

---

Tod Pov

“ARGHHH!!”

Aku segera mengacak-acak rambutku dengan kesal saat melihat Jo segera naik ke lantai dua dan membanting pintu kamarnya.

Bodoh!! Bodoh!! Tod mengapa kamu begitu bodoh dan terusulut emosi juga!!

Aku mengutuki diriku sendiri dan sedikit memukul mulutku. Aku berusaha untuk menarik napas pelan dan menghembuskan dengan perlahan untuk membuat diriku kembali tenang.

Setelah sedikit tenang, aku berjalan ke arah dapur dan membuka kulkas. Aku mengambil sekaleng bir untuk menenangkan diriku. Aku lalu segera membukanya dan meninumnya sampai habis dalam sekali tegukan. Setelah habis, aku segera membuang kaleng itu ke tempat sampah lalu berjalan ke lantai 2 menuju kamarku.

Saat aku sampai di lantai 2.. Aku menatap pintu kamar Jo sesaat dan aku mendengar suara isak tangisnya samar-samar.

Huf.. apa yang sudah kamu lakukan Tod? Mengapa kamu membuat anak orang menangis?

Aku memikirkan itu dan berjalan dengan pelan ke dalam kamarku. 😔

---

Kamar Tod

Tod Pov

Aku membuka dan menutup pintu kamarku dengan perlahan lalu berjalan ke arah meja riasku untuk menaruh tasku.

Aku mengeluarkan ponselku dan mengechargenya di samping tempat tidurku lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk segera mandi agar pikiran dan tubuhku sedikit terasa segar.

Tidak membutuhkan waktu lama aku sudah selesai mandi dan memakai pakaianku.

Aku lalu segera duduk di atas tempat tidurku dan melihat pesan Line. Aku melihat Cheque mengirimkan aku pesan dan mengatakan bahwa dia sudah sampai di rumahnya setengah jam yang lalu.

Entah mengapa aku sangat ingin mendengar suaranya dan menceritakan apa yang sudah terjadi antara aku dan Jo. 😔


Tod

Ter.. bolehkah aku meneleponmu?
Aku butuh teman berbicara.. 🥺

Che

Memang ada apa Phi?

Yeah.. Boleh saja..

Tod

Aku akan menceritakannya saat aku mendengar suaramu..

Aku telepon sekarang ya..

Che

Iya..


Saat aku melihat jawabannya, aku segera meneleponnya karena aku terlalu malas untuk mengetik pesan dan menceritakan yang baru saja terjadi. 😟

Tidak membutuhkan waktu lama dia segera mengangkat panggilanku.

“Hallo Ter.. kamu sedang apa?”

“Hallo Phi.. Aku baru selesai mandi dan sekarang duduk di atas tempat tidur.Phi sudah sampai di rumah? Sudah mandi kah?”

Aku segera tersenyum kecil saat dia sepertinya merasa khawatir kepadaku. 🙂

“Hm.. sudah dari 1 jam yang lalu dan sudah mandi juga.. Ter…”

“Hm.. ada apa Phi? Katakan saja..”

“Aku tadi habis bertengkar dengan Jo..”

“Hah?! Bertengkar karena apa Phi?”

Cheque terdengar terkejut saat aku mengatakan bahwa aku bertengkar dengan Jo. Sebenarnya hal ini biasa terjadi diantara kami berdua, tetapi.. kali ini yang paling parah. 😔

“Yeah.. dia tidak suka melihat aku memelukmu saat di restoran tadi dan dia juga melihat aku mencium pipimu di parkiran tadi..”

“Hah.. Apa yang aku katakan tadi.. pasti akan ada yang melihat..Lalu apa katanya?”

Aku mendengar Che menghela napas dan merasa cemas saat aku mengatakan bahwa Jo merasa marah atas apa yang aku lakukan kepada Cheque tadi.

“Yeah.. Dia tadi bilang bahwa dia merasa cemburu dan dia memarahi Phi sehingga kami bertengkar hebat.. Bahkan Phi meminta putus dengannya karena terlalu emosi tadi..”

“Hah?! Putus Phi? Lalu kata P’Kavin apa?”

“Dia bilang ayo putus.. Lalu setelah itu dia segera masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintunya. Phi merasa bersalah..”

“Hm.. jadi sekarang kalian sudah putus? Atau hanya karena saat ini kalian sedang emosi saja? Apakah kalian pernah mengatakan hal ini sebelumnya?”

“Belum pernah.. entahlah.. biasanya kami marah hanya akan saling memaki dan keesokannya sudah baik-baik saja. Tetapi.. ini adalah yang terparah..”

“Apakah semua ini karena aku? Maafkan aku Phi..”

“No.. Bukan.. Ini bukan karena kamu Ter.. ini mungkin karena Phi yang tidak bisa bersikap tegas saja..”

“Lalu apa yang akan Phi lakukan?”

“Entahlah.. Phi juga merasa lelah dengan semua ini dan ingin pergi liburan. Mungkin Phi akan mengambil cuti dua minggu. Phi ingin pergi ke Paris dan Iceland seperti yang Phi katakan kepadamu. Apakah kamu ingin ikut dengan Phi?”

“Sebenarnya aku ingin ikut Phi.. Tetapi tadi Mommy mengatakan bahwa kami sekeluarga akan pergi ke Jepang di tanggal 16 Feb jadi.. maaf Phi aku tidak bisa ikut..”

“Benarkah? Ya sudah tidak masalah.. Pergilah dengan Keluargamu saja dan lagi pula kamu suka dengan Jepangkan?”

“Hm.. Suka sangat suka.. Apakah tidak apa-apa Phi? Phi tidak marah kepadaku bukan?”

“Iya tidak apa-apa. Aku tidak marah kepadamu. Aku mungkin akan mengajak temanku saja. Baiklah.. sudah malam lebih baik kamu tidur Ter.. jangan sampai sakit..”

“Hm.. Phi juga tidurlah jangan kebayakan mikir heeh..”

“Iya.. Selamat malam Ter.. Semoga mimpi indah.. Phi Rak Ter na..”

“Selamat malam juga Phi.. Che Rak P’Tod..”

Setelah itu kami segera mengakhiri pembicaraan kami. Aku merasa sedikit lega karena sudah menceritakan masalah ini kepada Cheque.

Aku lalu segera mengirimkan pesan kepada sahabatku Ben dan mengajak dia untuk pergi ke Paris serta Island denganku. Kami membuat janji akan bertemu besok untuk membicarakan hal ini dan mengurus semua itu.

Setelah mengirimkan pesan, aku lalu kembali meletakkan ponselku di samping meja tempat tidur dan merebahkan tubuhku di atas tempat tidur.

Aku melipat tanganku di belakang kepalaku dan menatap langit-langit.

Huf.. meskipun aku sudah putus dengan Jo, tetapi aku masih memiliki beberapa pekerjaaan dengannya sebelum aku bisa liburan artinya aku harus bisa menyembunyikan semua hal ini di depan para fans kami bukan?

Benar-benar melelahkan.. Aku lelah menjadi seorang public figur..

Aku memikirkan itu dan menghela napasku pelan lalu mulai membalikkan badanku untuk mematikan lampu. Aku mulai memejamkan mataku dan mencoba untuk tidur..

---

Keesokan Harinya

Tod Pov

“Hoaamm.. ugh…”

Aku mulai membuka mataku dan menguap serta meregangkan badanku.
Sudah jam berapa sekarang?

Aku bertanya dalam hati dan melihat ke arah jam dinding di kamarku yang sekarang sudah menujukkan jam 9.00.

Aku lalu perlahan-lahan mulai bangun karena aku ada janji bertemu dengan sabahatku Ben jam 11.00 siang ini untuk membicarakan tentang rencana liburan kami ke Paris dan Iceland. Aku kembali meregangkan tubuhku sedikit lalu melakukan pemanasan sebentar lalu segera push up dan sit up selama 10 menit sampai berkeringat.

Setelah itu aku mematikan AC kamarku dan berjalan membuka jendela agar sirkulasi berganti. Aku lalu berjalan untuk mengambil handukku dan segera masuk ke dalam kamar mandi.

Tidak membutuhkan waktu lama aku mandi dan setelah selesai mandi dengan berlilitkan handuk di pinggang, aku berjalan ke lemari pakaianku. Aku memutuskan untuk memakai kemeja berwarna putih dengan kembang-kembang hitam dan celana jeans biru tua.

Lalu aku berjalan ke arah meja riasku untuk memakai pelembab wajah dan sunscreen. Lalu memakai bedak tipis-tipis dan juga lipbalm, tidak lupa menyemprotkan parfum favoriteku. Setelah semuanya beres, aku memakai jam tanganku, mengambil ponselku di samping tempat tidur, mengambil dompetku dan tas selempangku. Aku memasukkan barang-barang yang aku perlukan ke dalam tas itu.

Hari ini aku memakai tas selempang yanh sedikit besar karena harus membawa beberapa dokument untuk mengurus visa ke Paris dan Iceland.

Setelah semuanya lengkap, aku lalu segera berjalan ke luar kamarku dan menuju ke ruang makan.

Saat aku berada di lantai bawah, rumahku sudah terlihat sepi. Aku tidak tahu apakah Jo belum bangun atau sudah pergi.

---

Ruang Dapur

Tod Pov

Aku segera berjalan ke arah ruang tengah untuk meletakkan tasku dan membawa ponselku ke ruang dapur untuk sarapan.
Saat aku ingin membuka kulkas aku melihat ada post it yang tertempel di kulkas.


To: P’Tod

Phi hari ini Jo pergi keluar mungkin akan pulang malam. Maaf Jo tidak menyiapkan sarapan untuk Phi.

From: Jo

Aku membaca post it itu dan tahu bahwa Jo masih marah kepadaku. Aku lalu membuang post it itu ke tempat sampah.

Baguslah aku tidak perlu berpura-pura baik kepadanya atau aku akan berubah pikiran lagi.

Aku mengatakan itu di dalam hatiku dan segera membuka kulkas.

Aku melihat masih ada roti  tawar di dalam kotak makan dan juga ada telur serta bacon. Aku memutuskan membuat roti bakar dengan omelet bacon saja untuk sarapan kali ini karena sangat mudah dan cepat.

Aku mulai mengeluarkan bahan-bahan yang aku perlukan dan mulai memaksanya. Tidak membutuhkan waktu lama sarapanku sudah siap. Lalu aku segera membuat kopi Expresso untuk menemani sarapan pagiku serta segelas air.

Aku membawa semua itu ke ruang makan dan mulai memakan sarapanku sedikit demi sedikit sambil melihat ponselku. Setelah aku selesai sarapan, aku segera mencuci piring dan gelas yang aku gunakan.

Aku kembali melihat jam di dinding dan sekarang sudah terlihat jam 10.15. Aku lalu segera menelepon Ben.

“Hello Ben.. kita akan bertemu dimana hari ini?”

“Bagaimana kalau kita bertemu di mall Siam saja? Sekalian makan siang..”

“Baiklah.. aku berangkat sekarang.. Sampai jumpa disana..”

“Ok.. sampai jumpa Tod..”

Setelah aku memutuskan teleponnya, aku lalu segera bangun dari kursiku dan berjalan ke ruang tengah untuk mengambil tasku. Aku kemudian berjalan ke arah meja tempat aku menggantungkan kunci mobil dan mengambilnya lalu segera keluar rumah.

Aku membuka mobilku dan menaruh tasku lalu segera masuk kedalam.

Bruk!

Aku menutup pintu mobilku, menyalakan mobil dan memanasinya sebentar sebelum mengarahkan mobilku ke Siam untuk bertemu dengan Ben.

---

Siam Square

Restoran Western

Tod Pov

Aku akhirnya sampai di Siam setelah menempuh perjalanan 1,5 jam dari rumahku dan sekarang sudah jam 11.45.

Aku melihat Ben mengirimkan aku pesan dan mengatakan bahwa dia sudah menungguku di salah satu restoran di sini.

Jadi setelah aku memarkirkan mobilku, aku segera turun dan berjalan ke arah lift untuk menuju restoran yang Ben maksudkan.

Jam 11.50

Aku sudah sampai di depan restoran yang Ben katakan dan melihat dia melambaikan tangannya kearahku saat dia melihat aku datang.

Aku segera berjalan masuk ke dalam restoran ini dan duduk di depannya.

“Hello bro.. apa kabar?”

“Hello Ben.. kabarku baik. Kamu apa kabar? Sudah lama juga ya kita tidak bertemu heheh..”

“Yo.. sudah lumayan lama mungkin sebulan kali ya.. Ayo kita pesan makanan sebelum bertambah rame karena sudah jam makan siang sebelum kita membicarakan apa yang kita bicarakan semalam..”

Aku lalu segera melihat buku menu yang Ben sodorkan kepadaku beberapa saat sebelum memutuskan apa yang ingin aku makan.

“Hm.. aku pesan steak ayam dengan kentang dan salad sayur saja. Untuk minumnya.. teh hangat saja..”

Aku mengatakan itu kepada Ben dan dia menganggukkan kepalanya lalu memangil pelayan yang ada di restoran ini untuk memesan makanan kami. Setelah selesai, sambil menunggu pesanan kami datang Ben kembali berbicara lagi.

“Jadi Bro.. Kamu benar-benar mau pergi ke Paris dan Iceland? Berapa lama?”

“Iya jadi.. Mau refresing karena pikiran lagi mumet heheh.. Mungkin sekitar 2 mingguan. Apakah ada tiket pesawat yang tidak terlalu mahal?”

“Sebentar aku cari dulu..”

Ben lalu mengeluarkan ponselnya dan mengetik beberapa saat, dia terlihat menscrool ponselnya dan terlihat serius.

“Ada bro.. Kita mau pergi tanggal berapa?”

“Hm.. bagaimana sehabis valentine tanggal 15 February ini? Kita harus mengurus visa dulu bukan? Kira-kira berapa lama visa kita jadi? 2 minggu atau 1 minggu?”

“Yeah.. Kita harus mengurus visa dulu mungkin bisa cepat atau lama. Tergantung dokument yang kita bawa dan apakah embassy sedang sibuk atau tidak. Btw.. ada ni tanggal 15 February – 26 February naik Emirates mau pesan sekarang? VIP class atau bisnis class?”

“Boleh tuh.. iya pesan sekarang saja.. aku transfer kamu sekarang.. Kalau hanya beda sedikit mending VIP class saja.. lumayan bukan perjalan kita..”

“Iya.. lumayan 13 jam dengan transit di Dubai dulu karena tidak ada yang langsung ke Paris. Lalu bagaimana kalau sekalian kita memesan hotelnya juga?”

“Iya.. pesanlah.. Atur saja dan berapa semua total harganya di screenshot dan kirimkan aku via Line habis ini aku transfer..”

“Baiklah Boss..”

“Hahahah..”

Setelah mengatakan itu, Ben terlihat mengotak atik ponselnya dan tidak lama dia mengirimkan aku pesan Line harga tiketnya dan jadwal penerbangan kami.

Aku segera mentransfer uang tiket pesawat kepadanya. Setelah itu makanan yang kami pesan datang.

“Hm.. Bro.. habis ini kita langsung pergi ke embassy untuk mengurus visa kan?”

Aku bertanya kepada Ben sambil kami menyantap makanan kami.

“Boleh saja.. Kamu sudah membawa dokumen-dokumen yang di butuhkan?”

Saat mendengar perkataan Ben, aku segea menujuk ke arah tasku.

“Semua sudah siap bro.. hehehe..”

“Ok.. Kalau begitu kita hanya perlu mampir ke tempat print untuk mengeprint tiket dan hotel kita selama disana untuk di lampirkan juga..”

Aku segera menganggukkan kepalaku dan setelah itu kami membicarakan hal lain sampai makanan kami habis.

Setelah makanan kami habis, kami berjalan-jalan di Siam sebentar sebelum pergi ke embassy untuk mengurus visa.

The End

Vote and comment 😄✌️

See you next story

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro