Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

My Change

My Change
-
-
-
-
By: AristaKujo

Ini adalah kisah antara aku dan Ogami Banri. Kami memang berbeda jauh soal usia, tapi itu tidak membuat perasaan di antara kami berubah.

Pria itu membuat seorang gadis penyendiri sepertiku berubah menjadi diri sendiri sebelum di- bully. Dialah yang selalu ada untukku, mengajarkan banyak hal tentang pertemanan kepadaku. Bahkan saat sebuah insiden yang hampir membuat kepalanya pecah, rela dalaminya demi seorang Orikasa Yukito.

Dan kini, kami merayakan tahun baru bersama. Ingin tau kisahnya? Baiklah, akan ku ceritakan.

⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰

Beberapa tahun lalu, saat kami masih SMA

Hari ini, seperti biasanya aku selalu dijadikan sebagai bahan gosip anak - anak di sekolah. Yah, aku sudah jengah melihat kelakuan mereka itu. Cih, hanya karena aku ini bukan orang yang suka bergaul dengan sembarang orang, mereka malah menggosip seenak jidat.

"Apa kalian sudah tau? Ada siswa yang membuat band lho." Ucap salah satu siswi di kelasku.

"Maksudnya anak kelas 12 itu? Emm Ogami Banri dan Orikasa Yukito bukan?" Tanya siswi lainnya.

"Benar, ahh mereka itu benar - benar pria idaman." Timpal siswi lain yang ikut masuk pembicaraan. Sementara aku hanya sibuk membaca buku, aku tak peduli dengan apa yang mereka sedang ributkan.

"Hee? Bukankah Yuki yang kalian bicarakan itu setingkat diatas kita ya? Dia kan anak kelas 11A." Timpal diswi lain yang berjalan ke arah mereka.

"Apa? Band? Hah, aku rasa mereka tidak sehebat itu." Batinku mulai lelah. Tak lama kemudian terdengar bel masuk berbunyi.

Tadinya kupikir yang akan masuk adalah Shiroishi-sensei. Tapi ternyata kakak kelas dari OSIS. Yah, dan itu adalah Ogami Banri.

"Ohayou semuanya. Ah maaf Shiroishi-sensei sedang ada rapat dengan guru lain. Jadi kelas 10 dan 11 akan melakukan kegiatan bersama anggota OSIS. Dan perkenalkan, namaku Ogami Banri. Aku dari kelas 12C. Yoroshiku onegaisimasu." Ucapnya memperkenalkan diri. Entahlah, aku merasa sangat berbeda. Jarang ada kakak kelas yang lembut seperti dia dari OSIS selama aku masuk di kelas 10 ini.

"Yoroshiku onegaisimasu senpai." Seru semua murid di kelas termasuk diriku.

"Yosh aku akan meng absen kalian satu persatu. Lalu kalian maju ke depan dan memperkenalkan diri kalian." Ucap Banri dengan senyuman yang.... Ugh, manis. Lalu ia pun mulai msng absen kami semua satu persatu.

Sambil menunggu, aku hanya duduk, tapi entahlah, pikiranku melayang kemana-mana saat itu. Sampai akhirnya Banri memanggil namaku.

"Matoba Kizu. Ayo maju kedepan." Panggil Banri padaku. Aku pun berdiri dan maju kedepan, semua orang di kelas itu menatapku sinis kecuali Banri. Ia memandang ku dengan tatapan yang berbeda.

Banri menatapku seperti orang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ia bahkan tetap berdiri disampingku selama aku memperkenalkan diri di depan kelas. Sementara orang - orang yang lain, hah, mereka menatapku dengan tatapan yang sama.

Skip saja, saat jam istirahat, aku berjalan sendirian menuju kantin. Lagi - lagi aku berpapasan dengan Banri. Dan sekali lagi orang-orang disana masih mendelik pada kami.

"Yo Kizu-chan. Mau ke kantin bersama?" Sapa sekaligus tanya sang pemilik surai reven pendek itu padaku yang mendapat delikan tajam dari semua orang.

"A... Ahaha, yo Ogami senpai. Ah aku bisa sendiri kok." Jawabku gugup bercampur kesal dengan delikan tajam dari orang di sekitar kami.

Banri yang menyadari tatapan orang di sekeliling kami pun lantas membalas tatapan tajam mereka dengan cibiran.

"Apa yang kalian lihat? Apa kalian memandang rendah seseorang dari cara mereka bersikap dan berpenampilan? Hanya karena dia berpenampilan seperti ini, kalian menatapnya aneh begitu?!" Lalu dengan cepat ia menarikku berlari menuju kantin.

Maa, jika kalian ingin tahu, saat itu penampilanku memang seperti perempuan tomboy pada umumnya. Yah, hanya saja sikapku yang agak dingin juga cukup membuat orang-orang jadi memandang ku dengan rendah.

Saat kami sampai di kantin, aku dan Banri memilih duduk di tempat yang agak jauh dari keramaian. Dia bilang untuk antisipasi kalau - kalau orang-orang memberi tatapan aneh lagi.

"Kau selalu sendiri ya?"

"Eh?"

"Ya, aku perhatikan orang-orang selalu menjauhimu, hanya karena penampilanmu... Maaf sebelumnya, seperti preman."

"Maa, aku tidak peduli. Walau mereka menatapku seperti itu aku tidak peduli. Mereka juga hanya akan baik padaku saat mereka butuh, sejak lulus SD aku sudah seperti ini, ditinggalkan teman sendiri." Ucapku lalu msmakan makananku.

"Jujur aku tidak suka cara mereka mwnatapmu sejak di kelas tadi." Ketusnya sambil melipat kedua tangannya.

"Kenapa begitu? Kenapa kau berpikiran seperti itu?" Tanyaku bertubi - tubi.

"Karena aku merasa kau adalah orang yang spesial."

Deg

"A... Apa? Spesial?"

Banri mengangguk, lalu ia menatapku dan memegang salah satu tanganku sambil berkata "Dengar, seperti apapun dirimu, mau sebenci apapun orang padamu, jangan pernah hiraukan omongan mereka. Karena mereka tidak tau sama sekali tentang dirimu yang sebenarnya."

"Dan lagi, Orang-orang di sekolah ini hanya memandang kita layaknya ampas yang tidak pernah disukai sama sekali. Jadi, kau harus bisa menjadi dirimu sendiri. Tunjukkan pada mereka, kalau kau bisa melampaui ekspektasi mereka." Imbuhnya lagi.

Yang aku lihat dari matanya, ada kilauan cahaya seperti api semangat yang menyala - nyala. Tatapannya itu, mampu membuatku bersemangat lagi. Entahlah, rasanya seperti.... Kembali jadi diriku sendiri.

"Mulai sekarang, panggil saja aku Banri atau Ban. Jangan sungkan lagi ya." Ujarnya sambil tersenyum lembut.

-
-
-
-

Semenjak hari itu, Banri lebih sering mengunjungi aku di kelas. Kami selalu ke kantin bersama, latihan musik bersama, dan melakukan berbagai macam hal lain bersama. Yah walau masih saja ada oknum yang menebar berita bohong mengenai hubungan kami.

Sampai suatu hari, ia dan Yuki senpai mulai membentuk band seperti yang digosipkan anak - anak di kelasku. Tetapi, aku selalu menemani mereka setiap latihan band.

Sampai sebuah insiden dimana seorang gadis yang merupakan anggota band Yuki senpai dan Banri yang punya pacar di band yang sama. Si pacar merasa di duakan, band itu bubar. Namun, saat insiden itu aku tidak ada disana karena sedang ada urusan lain.

Author POV

Malam itu, Yuki dan Banri tengah berlatih bersama band mereka. Yuki yang terlibat memperhatikan seorang gadis yang menjadi basist band tersebut.

Namun, salah satu anggota terlihat tidak suka dengan itu. Ia lantas melabrak Yuki tanpa pikir panjang.

"Berani sekali kau merebut gadisku!"

"Hey ada apa ini?" Tanya Banri yang baru saja datang. Ia dan anggota lainnya lantas mengerumuni Yuki dan si profokator.

Seketika lelaki yang merupakan pacar dari sang basist langsung meraih kerahasiaan Yuki dan menatapnya tajam. Sementara sang gadis mencoba menahan pergerakan sang kekasih.

"Aku hanya membantu Yuki-kun karena dia bilang dia menyukai permainan bass ku."

"Hah, aku memang suka permainan bass mu. Tapi kau bukan tipe ku." Jawab Yuki tenang, namun mampu membuat si lawan bicara tersulut emosi.

Sang pria yang enggan mendengarkan perkataan kekasihnya pun lantas ingin mwmukul Yuki. Namun....

Plak

"Ban...."

Banri lah yang terkena pukulan itu, dan berakhir band itu bubar.

-
-
-
-

"Maaf Ban, malah kau yang kena."

"Aku tidak apa - apa."

"Kasihan kau."

"Ne, bagaimana jika kita membuat grup sendiri?" Tanya Banri

"Tentu, aku punya nama yang bagus."

"Apa itu?"

"Re:vale."

Author POV End

Saat konser pertama Re:vale, aku datang bersama salah satu temanku yaitu Sonohara Ruri dan adiknya, Sonohara Momose. Atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Momo.

Sebenarnya Ruri-san adalah kakak kelasku semasa SD yang masih kontak denganku, jadi kami tetap berkomunikasi. Sedangkan Momo adalah teman seangkatan ku, tetapi kami berbeda kelas di SMA ini.

Kami berada di barisan depan, menonton konser Banri dan Yuki senpai dengan terkagum. Apalagi Momo yang sangat menikmati konser itu.

Mereka menyanyikan lagu berjudul Mikansei na Bokura dengan indah, tariannya pun sangat serasi dengan lagunya. Ahh, aku tidak akan pernah lupa bagaimana Banri menyapa penonton sebagai Center saat itu.

Namun, sebuah insiden tak terduga membuat kami semua histeris, pasalnya Banri harus mengalami hal yang amat menyakitkan.

Ia melihat lampu panggung yang nyaris menimpa kepala partner nya. Ia refleks mendorong Yuki senpai ke arah berlawanan, sedangkan dirinya sendiri malah terkena lampu itu.

Kami semua shock, bahkan aku sendiri tidak kuat sama sekali. Aku.... Aku merasaa sangat sakit. Aku dan yang lain segera membawa Banri ke Rumah Sakit.

"Baka.... Jika saja aku menyadari kalau lampu itu akan jatuh, mungkin Ban tidak akan mengalami hal ini." Lirih Yuki senpai merutuki dirinya sendiri.

"Ne Yuki senpai, ini bukan sepenuhnya salahmu. Aku tau, Ban begini karena ingin melindungi temannya. Dia rela melakukan apapun demi seorang teman. Bahkan, aku sendiri pun bisa kembali menjadi diriku sendiri. Berkat banyak pelajaran yang dia berikan padaku, aku telah menemukan jati diriku yang sebenarnya."

"Menurutmu begitu?"

Aku mengangguk sebagai jawaban iya. Namun, beberapa hari setelah insiden itu, Banri menghilang tanpa kabar, bahkan, teman sekelasnya pun tidak mengetahui alasan mengapa ia tidak masuk sekolah, padahal Banri sudah pulih saat itu.

-
-
-
-

"Yo Kizu-chan, apa Ban menghubungi mu? Dia menghilang tanpa kabar." Ahh, Yuki senpai sangat panik pagi itu. Ia benar-benar panik. Karena Banri memang tidak menghubungi kami sama sekali.

"Ha? Hilang tanpa kabar?! Kabar... Kau sudah cek ke rumahnya?!"

Yuki senpai menggeleng, menandakan ia belum mengunjungi rumah Ban. Akhirnya kami sepakat untuk terus mencari keberadaan Banri.

Tetapi, beberapa bulan kemudian, aku dan Yuki senpai harus terpisah karena kepindahan nya. Dan akhirnya, aku harus kesepian lagi setelah putus kontak dengan Banri.

⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰

Masa sekarang

Dan kini, kami telah bertemu kembali setelah 12 tahun. Haha, itu memang waktu yang lama, tapi setidaknya aku bisa menemukan kembali semangatku. Orang yang selalu menuntunku untuk tetap maju.

Aku bersyukur bisa bertemu lagi dengannya di tempat konser IDOLiSH7 beberapa bulan sebelum tahun baru. Awalnya kami sama - sama tak percaya, apalagi dengan perubahan penampilan Banri, aku tidak menyangka ia akan memanjangkan rambutnya itu.

Dan malam ini, tepat saat malam pergantian tahun, kami meluangkan waktu berdua untuk menikmati momen yang hanya bisa di dapat sekali dalam satu tahun. Kami bertemu di sebuah tempat konser. Ah, lebih tepatnya tempat konser para idol muda berbakat yang hebat. Yaitu Zero Arena.

"Kizu-chan, ayo ikut aku." Ujar Banri sambil menggandeng tanganku.

"Kemana?"

"Ayo ikut saja."

Akhirnya aku menuruti perkataannya dan msmbiarkannya msmbawaku pergi. Ternyata, ia membawaku pergi ke Jembatan dekat Zero Arena.

"Kenapa kita kesini?"

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

Hening, tak ada lagi yang membuka suara di antara kami. Sampai Banri berdehem sejenak, memecahkan keheningan yang tercipta beberapa saat lalu.

"Sebentar lagi tahun baru ya? Hah, aku jadi ingat saat kita masih SMA dulu."

"Aku senang, akhirnya kau bisa kembali menjadi dirimu sendiri lagi. Ditambah lagi, sekarang kau sudah menjadi manajer idol solo. Aku bangga padamu." Ujar Banri sambil tersenyum lembut dan mwmbelai rambut merah semangka ku dengan lembut pula.

"Itu berkat kau juga Ban, kau mengajariku banyak hal. Terimakasih banyak." Balasku lalu membalas senyumannya.

"Sejujurnya, ada sesuatu."

"Eh?"

Banri mengambil kedua tanganku lalu menggenggamnya. Kemudian, ia menatapku. Itu sekitar 3 menit sebelum waktunya pergantian tahun.

"Aku mencintaimu, Matoba Kizu."

Deg

Perasaan apa ini? Kenapa tiba - tiba begini? Jantungku berdebar tak menentu. Rasanya seperti terbang.

"Aku menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu di kelas itu. Tapi, aku melihat pandangan mata iblis di seluruh penjuru kelas mengarah padamu, jadi aku bertekad untuk membantumu menemukan dirimu yang sesungguhnya."

"Dan sekarang, disini, malam ini. Aku ingin kau menjadi kekasihku. Tak apa jika kau tidak mau menjawabnya sekarang, aku akan menunggu."

Aku terdiam sejenak, tubuhku seakan membeku salam bongkahan es. Aku merasa bahagia. Ternyata dia juga merasakan hal yang sama.

Saat itu juga, terdengar hitungan mundur menuju pergantian tahun dari arah panggung. Akhirnya keputusanku sudah bulat.

"Ya, aku mau."

3

2

1

"Aishiteru Kizu-chan." Ucap Banri bersamaan dengan suara kembang api pertama yang meluncur ke langit malam. Lalu ia memelukku dengan penuh kehangatan, aku pun membalas pelukannya.

"Akeminashite omedetou Kizu-chan."

"Akeminashite omedetou mo, Ban."

The End

⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰

Yosh, akhirnya beres juga setelah nekat dari semalem ngerodi. Semoga kalian suka ya.

Dan.....

HAPPY NEW YEAR GESS. Semoga di tahun 2022 ini kita bisa lebih baik dari tahun sebelumnya.

Yosh, otsukare untuk para author yang sudah mengikuti upload cerita terlebih dahulu. Semoga banyak yang suka.

Yep, sampai sini dulu ya.

Sore jaa bye bye

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro