Sembilan belas
Ada aku yang menemani nuna
"Oh Haechan-ah"ucapmu, ketika panggilan masuk berupa video call itu, kamu terima
"Nuna, aku merindukanmu. Hari ini kami akan berangkat ke Korea"ucapnya
"Oh hati-hati disana, selamat sampai di Korea"balasmu seadanya. Karena saat ini kamu sedang berada di rumah sakit, kamu akhirnya mendapatkan shift malam
"Nuna lagi dimana?"tanyanya
"Aku lagi bekerja"jawabmu
"Malam-malam nuna bekerja?"tanyanya heran
"Aku mendapatkan shift malam untuk hari ini"balasmu
"Nuna habis darimana itu?"tanyanya, ketika melihatmu baru saja keluar dari sebuah ruangan
"Aku akan ke ruang lab, untuk mengantarkan sample darah pasien"ucapmu
Kamu berjalan memasuki lift, untuk ke ruang lab. Ruang lab berada di lantai 1, jadi kamu harus turun untuk kesana. Sebenarnya ada alat khusus pengantaran untuk memudahkan perawat, agar tidak bolak-balik ke ruangan lab. Tapi ternyata alatnya sedang dalam perbaikan, jadilah kamu harus mengantarnya sendiri kesana.
"Sendiri nuna?"tanyanya, ketika dia melihat suasana di dalam lift yang cuma ada dirimu
"Hm aku sendiri"ucapmu. Tangan kananmu memegang sampel darah dan tangan kiri memegang handphone
"Ya udah, aku temani dari sini"ucap Haechan
Kamu tersenyum mendengarnya.
"Nuna sudah makan malam? Sebelum bekerja, harus makan dulu"ucapnya
"Hm aku sudah makan tadi, sebelum berangkat"balasmu
"Nuna, aku membelikan beberapa oleh-oleh untuk nuna?"ucap Haechan
"Wah jinjja? Apa itu?"tanyamu
Ting
Kamu segera keluar dari lift, ketika lift sudah tiba di lantai 1. Kamu menyusuri koridor rumah sakit seorang diri, ah ralat. Dengan di temani Haechan melalui panggilan video.
"Aku membelikan gantungan kunci"jawabnya
"Hanya itu?"tanyamu
"Jaehyun hyung sudah membelikan oleh-oleh untukmu, jadi aku bingung harus memberimu apalagi"jawabnya
"Ah Jae oppa sudah membeli untukku, jadi kamu hanya memberiku gantungan kunci?"tanyamu lagi
"Ne. Aku bingung, mau memberi nuna apa lagi"jawabnya sedih
Kamu kembali kembali tersenyum mendengarnya "aku menyukai apapun yang berbahan dasar coklat, Haechan-ah"ucapmu
"Ne, aku tahu. Tapi, Jaehyun hyung sudah membelikan beberapa coklat dan oleh-oleh khas sini dengan beberapa rasa coklat juga"ucapnya
"Ah gitu"balasmu, kamu terus berjalan untuk sampai di ruang. Namun tak lama, seseorang memanggilmu
"Yn?"panggil seseorang
"Oh sunbae?"balasmu ketika menemukan sosok Yeonwoo diseberang. Dimana, ruang radiologi berada
Yeonwoo berada di depan ruang radiologi sendirian dan tak sengaja melihatmu yang lewat, di depan ruangan radiologi.
"Mau kemana?"tanyanya, dia menghampirimu
"Aku mau ke ruang lab, menyerahkan sampel darah pasien"jawabmu, dengan memperlihatkan sampel darah
Haechan hanya menyimak pembicaraan kalian, tapi dia penasaran dengan sosok yang berbicara denganmu itu.
"Mau aku antar?"tanyanya
"Tidak usah sunbae, aku berani sendiri ko"tolak mu
"Nuna ada aku yang menemani"ucap Haechan akhirnya bersuara
Yeonwoo terkejut mendengar suara itu. Dia mencari asal suara itu darimana. Dia tengak-tengok kanan kiri, untuk menemukan orang yang berbicara.
Kamu yang mengerti, meminta maaf "ah mianhae sunbae. Ini aku sedang melakukan panggilan video call, dengan adikku"ucapmu
Yeonwoo mengerutkan keningnya, karena setahu dia kamu itu anak bungsu. Jung sajangnim hanya memiliki dua anak.
"Aku adiknya yn nuna. Ahjushi jangan dekat-dekat dengan nuna ku. Dia hanya milikku"ucap Haechan
Itu membuat kamu terkejut dan memperbesar bola matamu, karena perkataan Haechan.
"Yak. Jaga ucapanmu"bisikmu padanya, karena merasa tidak enak dengan Yeonwoo
"Sunbae, aku duluan ya. Annyeong"ucapmu dan mulai berjalan meninggalkan Yeonwoo yang masih kebingungan
"Tapi nuna kan memang milikku"ucap Haechan
"Aku milik orang tua ku dan kakakku"ucapmu sambil terus berjalan menuju lab
"Kata Jaehyun hyung, dia mau berbagi"ucap Haechan
Kamu mendelikkan mata mendengarnya "Memangnya aku barang, yang bisa dibagi?"tanyamu kesal
Haechan hanya tertawa di seberang sana
"Haechan-ah kajja, kita harus segera masuk pesawat"
"Ne hyung. Ah Nuna mianhae, aku harus tutup panggilannya"ucapnya merasa tak enak
"Gwenchana. Have a safe flight untuk kalian"ucap mu, yang juga turut mendengar panggilan dari manager kang
"Annyeong nuna. Sampai berjumpa di Korea"ucap Haechan dan panggilan berakhir
"Katanya mau menemaniku, tapi dia sendiri yang mengakhirinya karena harus masuk pesawat. Dasar"ucapmu dengan tersenyum
°°°
"Yn, mau aku antar pulang?"tanya Yeonwoo, ketika menemukan kamu baru keluar dari lift
Kamu terkejut dengan keberadaannya.
Pagi ini, kamu baru selesai shift dan segera untuk pulang. Karena badanmu sudah lelah semua. Tapi tidak disangka, kamu bertemu dengan Yeonwoo.
"Aku sudah di jemput, sunbae"jawabmu
"Ah begitu. Aku kira, kamu belum di jemput"ucapnya
"Mianhae"balasmu
"Gwenchana. Mau sarapan dulu?"tanyanya lagi
"Aniyo. Aku ingin langsung pulang. Aku udah lelah"balasmu
Yeonwoo bingung mau apalagi, untuk membuat kamu memiliki waktu berdua dengannya.
"Kamu harus sarapan dulu, Yn"ucapnya
"Aku bisa sarapan di rumah, sunbae"tolakmu lagi
Yeonwoo menggaruk kepalanya pelan, dia bingung harus bagaimana.
"Mianhae sunbae, aku duluan ya?"ucapmu dan mulai melangkah menjauh dari Yeonwoo
Yeonwoo benar-benar terlihat sedih, karena susah sekali mengajak kamu sekedar makan berdua saja. Karena kamu yang sepertinya menghindar darinya.
°°°
Kamu meminta Lee Ahjushi untuk mampir dulu, ke sebuah restoran. Tempat dimana kamu untuk membeli sarapan.
Sebenarnya kamu merasa lapar sedari tadi, dan inginnya kamu mengiyakan ajakan Yeonwoo. Tapi kembali kamu mengingat perkataan Sena kala itu, yang menanyakan hubungan kamu dengan Yeonwoo. Kamu hanya tidak ingin, nantinya di cap menjadi perusak hubungan orang. Karena sepertinya, Sena menyukai Yeonwoo. Walau pada nyatanya, kamu tidak tahu kalau antara Yeonwoo dan Sena tidak memiliki hubungan apapun.
Kamu memesan makanan cepat saji, Disebuah restoran Jepang.
"Di take away, ya?"pesanmu
"Baik. Ini akan berbunyi jika pesanan sudah siap. Silahkan ditunggu pesanannya"ucap pelayan itu, dengan nenyerahkan sebuah benda. Dimana untuk petunjuk pemesanan, jika sudah selesai.
"Ne. Gamsahabnida"ucapmu dan mulai mencari tempat duduk untuk menunggu
"Oh"ucap seseorang, ketika terkejut melihatmu
Kamu menatapnya dari ujung kaki sampai kepala, dengan kening berkerut. *Lama-lama kerutan deh tuh kening *ups
"Ahgashi?"tanyanya
Kamu tidak menjawabnya, kamu hanya terdiam.
"Anda yang waktu minggu lalu, ke apartemen Hannam kan?"tanyanya
Kamu mengangguk "ah anda sepertinya lupa dengan saya ya? Saya yang mengantar anda melihat apartemen"ucapnya
Kamu terkejut dan mulai mengingatnya "ah mianhae, saya hampir lupa"ucapmu
"Tidak apa. Bagaimana, anda jadi berniat membeli apartemen disana?"tanyanya, dia duduk dihadapanmu
Kamu menggigit bibir bawahmu, menatapnya ragu "aku sedang ada masalah sedikit. Aku juga belum membicarakan tentang ini dengan orang tuaku. Mianhae. Tapi saya akan menghubungi anda, jika saya akhirnya berminat membeli apartemen"ucapmu
"Gwenchana ahgashi, tidak perlu terburu-buru. Anda bisa bicarakan dengan keluarga anda terlebih dahulu"ucapnya
Kamu tersenyum "ne, gamsahabnida. Jeongmal mianhae"ucapmu merasa tidak enak
"Gwenchana ahgashi. Tidak usah merasa tidak enak denganku"ucapnya
Kamu hanya tersenyum mendengarnya. Tak lama, benda yang kamu pegang berbunyi. Menandakan jika pesananmu, sudah jadi.
"Mianhae, saya harus mengambil pesanan saya. Saya permisi duluan"pamitmu
"Ne, ahgashi. Silahkan"ucapnya dan kamu pun segera berlalu mengambil pesananmu dan segera pulang ke rumah
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro