
Empat Puluh
Hari berlalu begitu saja tanpa terasa. Sudah seminggu ini, kamu juga selalu menghindar dari Yeonwoo yang berusaha mendekat.
Bukan tanpa alasan kamu menghindarinya. Itu semua karena, Soyoung yang selalu mengetahui jika Yeonwoo mencoba mendekati kamu. Sebenarnya, kamu merasa kasihan pada Yeonwoo. Seharusnya, kamu kasih dia alasan. Tapi sepertinya, kamu membutuhkan waktu yang tepat untuk membicarakan hal itu pada Yeonwoo. Yang terpenting, bukan sekarang.
Sena, dia semakin kesal karena melihat Yn yang berusaha menjauhi Yeonwoo. Seharusnya, Yn semakin dekat dengan Yeonwoo agar rencananya berhasil. Membuat Soyoung membenci Yn dan membuat dia nantinya dengan mudah menghancurkan Yn. Tapi sepertinya, rencana dia kembali gagal.
"Soyoung-ah"panggilnya pada Soyoung
Orang yang dipanggil namanya berhenti dan menatap orang itu "wae?"tanyanya
"Jangan terlalu memperhatikan Yn. Kamu mau Yeonwoo curiga denganmu?"tanya Sena
"Tidak. Aku tidak memperhatikannya"balas Soyoung
"Kamu kira, aku tidak tahu? Jika kamu terus-menerus mengawasi Yn? Sudahlah, paling dia juga sudah takut dengan ucapan kamu saat itu"ucap Sena
Dia berusaha untuk menghasut Soyoung, agar Yn bisa dekat kembali dengan Yeonwoo. Agar rencananya berhasil.
Soyoung terlihat berpikir sejenak "geureu"balasnya dan pergi meninggalkan Sena
Sena tersenyum senang. Rencananya akan berjalan kembali.
"Teruslah dekat dengannya, agar aku nantinya bisa melihat kamu disakiti oleh Soyoung. Dan aku, bisa dengan perlahan menyingkirkan kamu"ucap Sena pelan
°°°
"Yn ssi"panggil Yeonwoo
Yn yang mendengar itu, segera mempercepat laju jalannya untuk menghindari Yeonwoo. Tapi kalah. Yeonwoo sudah lebih dulu menarik tangannya.
"Yn?"ucapnya
Yn berhenti dan menatap Yeonwoo yang terlihat putus asa dimatanya
"Yn, neo gwenchana?"tanyanya
Yn hanya mengangguk sebagai jawaban
"Apa ada masalah denganmu?"tanyanya lagi
"Aniyo"jawab Yn
Yeonwoo menatap Yn lekat, dengan tangan yang belum terlepas menggenggam tangan Yn "Kenapa selama hampir seminggu ini kamu menghindari aku?"tanyanya
"Aku tidak menghindari sunbae. Itu perasaan sunbae saja"balas Yn
Yeonwoo beralih memegang kedua bahu Yn, untuk menatap matanya
"Jika ada sesuatu yang mengganggu pikiran mu, katakan saja. Siapa tahu, aku bisa membantumu"ucapnya
Yn mencoba melepaskan tangan Yeonwoo pada bahunya
"Aniyo sunbae, aku baik-baik saja"balasnya
Yeonwoo yang melihat tangannya berusaha Yn lepaskan, hanya menurut. Dia terdiam memandangi Yn. Dia rasa, ada yang aneh dari sikap Yn
"Ada sesuatu yang kamu coba sembunyikan dariku. Iyakan? Katakan padaku, apa itu?"tanyanya
Yn menatap Yeonwoo "sunbae. Aku rasa, cara sunbae untuk membuat aku membuka hati untukmu itu gagal"ucapnya
Yeonwoo terkejut "mwo?"tanyanya bingung
"Mianhae. Aku minta pada sunbae, untuk berhenti mencoba membuat aku membuka hatiku untukmu"ucap Yn
"Wae? Kan aku baru memulainya. Belum lama juga"ucap Yeonwoo
"Iya. Tapi aku rasa, sunbae kalah. Dan Aku tidak nyaman didekat sunbae"ucapnya
Yeonwoo terlihat kecewa mendengar itu. Pasalnya, usahanya saja belum sempurna. Dan masih awal. Tapi Yn sudah mengatakan, jika Yeonwoo gagal. Dan Yn mengatakan, jika dia tidak nyaman. Segitu tidak nyaman kah, kehadiran Yeonwoo di dekat Yn? Sehingga Yn mengatakan jika dia tidak nyaman dan mengatakan usaha Yeonwoo gagal?
"Aku rasa sunbae harus berhenti. Mianhae"ucapnya dan pergi meninggalkan Yeonwoo yang terdiam
"Aku sungguh-sungguh menyukai kamu Yn. Tidak bisakah kamu memberikan aku kesempatan lagi?"ucapan Yeonwoo, menghentikan Yn
"Mianhae. Ada hal yang sangat susah untuk aku jelaskan sekarang. Aku harap, sunbae mengerti"ucap Yn dan
Kembali berjalan menjauhi Yeonwoo.
Sebenarnya, sedikit saja hatinya sudah terbuka untuk Yeonwoo. Tapi kejadian saat itu, membuatnya banyak berpikir. Jika mungkin, Yeonwoo bukan untuknya. Dan nantinya, dia akan bisa bertemu dengan orang yang tepat yang menyukainya. Begitupun untuk Yeonwoo.
°°°
Sena melihat dan mendengar itu semua. Dia marah. Hatinya menyumpahi Soyoung agar tidak bisa bersatu dengan Yeonwoo. Rencananya jadi gagal.
"Berarti, menyingkirkan Yn adalah jalan satu-satunya"ucapnya
Dia pergi dari tempat persembunyiannya itu
°°°
"Yn, gwenchana?"tanya Hani yang melihat wajah Yn yang muram
Yn memaksa tersenyum"Hm gwenchana sunbae"jawabnya
"Mau ikut aku ke mall?"tanya Hani
"Aniyo sunbae. Aku nanti mau langsung pulang saja. Aku sedang masa datang bulanku. Jadi, aku mau langsung istirahat saja dirumah"ucap Yn
"Oh arraseo. Kalau gitu, aku duluan"ucap Hani dan dia pun pergi duluan
Yn pun tak lama selesai mengemasi barang-barangnya, dia langsung keluar dari ruangan untuk segera pulang.
Saat keluar dari lift, dia tidak sengaja bertemu dengan Yeonwoo. Yeonwoo tersenyum melihatnya, namun Yn abaikan.
°°°
"Oh anak eomma sudah pulang?"sambut sang ibu, ketika Yn sampai dirumah
Yn mengangguk "ne"jawabnya
"Ah iya. Sudah makan siang?"tanya ibunya
"Aku tidak nafsu makan"balasnya
"Mau makan siang dulu?"tanya ibunya
"Aku mau langsung istirahat aja. Badanku sakit semua. Aku sedang masa datang bulanku"ucapnya
"Oh arraseo. Istirahat lah. Akan eomma siapkan obat pereda nyeri untukmu, yang sudah appa siapkan jika sewaktu kamu datang bulan"ucap ibunya
"Tidak usah eomma, perutku tidak sakit. Tapi aku hanya ingin istirahat saja"ucap Yn
Sang ibu terdiam sebentar "arraseo. Istirahatlah"ucapnya dan Yn tersenyum lalu segera menuju ke kamarnya
Sampai di kamar, dia segera membersihkan diri dan berganti pakaian. Lalu menuju kasurnya.
"Kenapa rasanya gini?"lirihnya
Dia jadi memikirkan wajah Yeonwoo saat tersenyum padanya tadi. Namun justru dia abaikan. Dia jadi merasa bersalah pada Yeonwoo.
Menghela nafas pelan"Mianhae"lirihnya dengan dia yang membayangkan bagaimana wajah Yeonwoo saat tersenyum padanya tadi
Sebenarnya ini tidak adil untuk Yeonwoo. Tapi, itu tidak adil juga untuknya. Dia mendapatkan kekerasan, karena kecemburuan Soyoung padanya yang dekat dengan Yeonwoo.
Dan Sena, yang cemburu karena dia anak direktur kyunghee. Dia tidak mengerti, kenapa Sena mengatakan jika kehadirannya menggagalkan rencananya untuk menjadi anak angkat keluarga Jung? Kedua orangtuanya pun tidak pernah ada pembicaraan tentang yang Sena ucapkan saat itu.
"Sena? Ah namanya setelah aku ingat-ingat, terdengar tidak asing untukku"ucapnya dengan pandangan menerawang ke langit-langit kamar
Tok tok tok
Pintu kamar diketuk. Itu cukup membuatnya tersadar dari lamunannya
"Yn? Bisa eomma masuk?" Tanya Haera dari balik pintu
Yn segera beranjak dari kasur dan membuka kunci pintu dan setelahnya mempersilahkan sang ibu untuk masuk
"Ini. Eomma siapkan sup untukmu. Bisa mengurangi rasa nyeri saat datang bulan"ucapnya
Yn duduk di kasur dan menatapnya"Tapi perutku tidak sakit, eomma"ucap Yn
Haera tersenyum "Tapi wajahmu pucat. Hanya kamu tidak merasakannya"ucap sang Ibu
Yn terdiam. Memang, dia menahan rasa sakit. Tapi bukan rasa sakit karena datang bulan. Tapi, rasa sakit mengabaikan Yeonwoo dan sakit akibat perbuatan Sena dan Sooyoung saat itu, mengalahkan rasa sakit menstruasinya.
"Makanlah"ucap Haera, menyodorkan semangkok sup
Yn menurut, dia mulai memakan sup yang masih terkebul uapnya
"Ada masalah?"tanya Haera yang memperhatikannya, dengan menyampirkan anak rambut Yn yang menutupi mata
Yn menggeleng dan tetap melanjutkan makan sup nya
Haera tidak bertanya lebih jauh lagi. Membiarkan putri tunggalnya itu, menghabiskan sup buatannya.
Setelahnya, segera membawa mangkuk yang sudah kosong itu untuk disimpan ke dapur. Namun pergerakannya terhenti, oleh pertanyaan Yn.
"Hmm Eomma? Apa Eomma dan Appa, pernah merencanakan untuk mengangkat seorang anak sebelumnya?"tanya Yn ragu
Haera kembali membalikkan badannya dan menatap Yn
"Ne? Mengangkat anak?"tanyanya ulang dan Yn mengangguk
"Aniyo. Aku dan Appa mu tidak pernah berencana mengangkat anak"ucapnya
"Wae? Apa ada yang mengatakan sesuatu padamu?"tanya Haera lagi
Yn tersenyum dan menggeleng "aniyo"jawabnya
Haera menatap Yn, untuk mencari kejujuran dimatanya "katakan. Ada sesuatu yang kamu tutupi?"tanyanya
"Ada yang bilang padaku, jika Eomma dan Appa membatalkan rencana mengangkat anak karena kehadiranku yang kembali kesini"ucap Yn
Dan Haera cukup terkejut mendengarnya
"Eomma dan Appa tidak pernah sekalipun berpikir untuk mengangkat anak. Karena kami sudah mempunyai kamu dan Jaehyun, anak kandung kami sendiri. Siapa yang berani, mengatakan kebohongan itu?"tanyanya penasaran
"Seseorang?"jawab Yn
"Nugu?"tanya Haera lagi
Yn hanya terdiam, tidak menjawab
"Siapa Yang mengatakan itu?"tanya Haera penasaran
"Eomma, aku ingin istirahat. Badanku sakit semua"pintanya
Melihat sang putri seperti itu, membuat Haera menghela nafas. Dia tidak habis pikir, kenapa ada orang yang mengatakan hal itu?
Dirinya dan sang suami saja, tidak pernah ada niatan untuk mengangkat anak. Kenapa ada yang mengatakan hal itu pada Yn?
"Arraseo, istirahatlah"ucapnya dan dia pun keluar dengan membawa mangkok kosong bekas sup tadi
Dia akan membiarkan Yn untuk sementara waktu. Nanti dia akan mencoba kembali bertanya pada Yn.
Keesokan harinya, ketika pulang kerja pun Yn bertingkah seperti kemarin. Bahkan mengajukan pertanyaan yang sama pada Haera dan Haera jawab juga dengan jawaban yang sama.
Yn tidak keluar kamar hingga malam tiba, dia mengurung dirinya di kamar dan tidak berinteraksi dengannya. Haera cukup bingung dengan Yn.
Setiap dia bertanya, siapa orang yang mengatakan itu. Yn selalu mengalihkannya. Yn sepertinya tidak ingin menceritakan dengan lengkap. Entahlah, sepertinya Yn takut untuk menceritakannya. Nanti akan Haera coba bicarakan dengan suaminya tentang Yn.
.
.
Sepertinya, chapter nya bakalan lebih dari 40+ deh. Setelah aku liat
Nanti sore, aku bakalan published 1 chapter lagi ya
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro