Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bonus Chapter #6

🔞 PERINGATAN!
Chapter ini berisi beberapa percakapan diatas 18 tahun. Diharapkan, untuk pembaca dibawah umur harap dipertimbangkan lagi.

.

Pagi itu, seorang anak lelaki berumur 7 tahun sudah siap dengan seragam sekolahnya. Tapi masih berkutat didepan cermin, menatapi wajah tampannya. Persis seperti sang Ayah yang selalu mengagumi wajahnya sendiri.

"Jin Hoo-ya. Palli kita sarapan dulu"ucap sang Ibu, dari dapur

"Ne eomma"balasnya

Dia segera turun ke lantai 1 untuk segera ke dapur. Namun saat akan masuk dapur, hampir saja menabrak sang Ayah.

"Oho jagoan Appa sudah siap? Baru saja Appa akan ke kamarmu disuruh eomma"ucap Sang Ayah, SeokJin

Anak lelaki itu tersenyum "aku sudah disini, Appa tidak perlu ke kamar memanggil ku"ucapnya

"Tentu. Untuk apa aku ke kamarmu, jika kamu sudah disini? Kajja, duduk lah di kursi meja makan"perintah sang Ayah

Dia pun menurut dan segera duduk di kursi meja makan

"Caaa ini sarapannya. Cepat makan, nanti kamu terlambat berangkat ke sekolah"ucap sang Ibu, Yn

"Ne eomma"jawabnya, dia segera memakan makanan yang telah ibunya siapkan

"Ini untukmu"ucap sang Ibu, pada Ayahnya

"Gomawo"balas sang Ayah

Dia memperhatikan interaksi kedua orang tuanya itu. Jika di lihat-lihat, Ayah dan Ibu nya sangat tampan dan cantik. Pantas saja, ketampanan dan kecantikan mereka menurun padanya. Anak lelaki itu tersenyum sendiri melihat kedua orang tuanya itu.

"Wae?"tanya sang ibu, ketika dia memperhatikan tingkah putranya itu

Jin Hoo menatap sang Ibu "ani"jawabnya dan melanjutkan makan

Sang Ibu menatapnya curiga "wae? Ada yang kamu ingin bicara kan?"tanyanya

"Aniyo"jawabnya

Sang Ibu tidak membalas dan lebih melanjutkan sarapannya

"Aku sudah selesai"ucap Jin Hoo

"Oh kamu sudah selesai? Jakkaman, Appa sebentar lagi"ucap sang Ayah

"Aku tunggu di mobil ne, Appa?"tanyanya

"Oh arraseo. Pintunya tidak appa kunci. Lalu kamu jangan terlalu keras menutup pintunya, buka sedikit"ucap sang Ayah

"Ne"jawabnya dan segera membawa tas nya menuju ke mobil

Melihat putranya itu sudah berjalan meninggalkan meja makan, membuat Yn terus memperhatikannya.

Sang suami yang bingung, lantas bertanya "wae? Kenapa memperhatikan Jin Hoo seperti itu?"tanyanya

Yn tersenyum "aniyo. Hanya, sedang berpikir. Uri Jin Hoo, sudah tumbuh besar saja. Padahal, seperti nya baru kemarin aku melahirkannya dan menyusuinya pertama kali"ucap Yn sedikit mellow

SeokJin menyimpan sumpitnya dan menggenggam tangan kanan Yn. Dia menatap Yn dan dibalas tatapan pula oleh sang istri.

"Waktu terus berputar, jadi wajar. Kita nikmati waktu kita bersamanya, hingga dia dewasa"ucap SeokJin

Yn tersenyum dan mengangguk "ne, majayo. Geunyang, bayiku itu ternyata sudah tidak bayi lagi. Juga Kemarin saja, dia bisa menolak pakaian yang ingin aku belikan untuknya. Dia lebih memilih apa yang dia inginkan"ucap Yn

SeokJin tersenyum "jinjja? Waaah putraku memang sudah pintar memilih pakaian yang dia inginkan. Sama seperti Appa nya"ucap SeokJin percaya diri

Yn meliriknya dan menghela nafasnya kasar "wae? Kenapa kamu menghela nafas seperti itu?"tanya SeokJin

"Jika aku lihat-lihat, memang benar kalian itu mirip sekali. Dari wajah, cara berpikir, bahkan tingkah laku kalian. 11 12"ucap Yn kesal

SeokJin tertawa mendengarnya "yak. Berarti gen ku lebih kental di dirinya"ucap SeokJin senang

"Padahal, aku yang mengandungnya, melahirkannya dan menyusuinya. Tapi, tidak ada satupun sifat yang mirip denganku"rengek Yn

SeokJin semakin tertawa kencang mendengar rengekan istrinya itu "wae?"rengek Yn melihat SeokJin mentertawakan nya

"Bagaimana, jika kita memiliki anak lagi? Siapa tahu, sifatnya, tingkah nya nanti mirip denganmu. Bagaimana?"tanya SeokJin dengan menggoda

"Aish kamu saja yang melahirkan. Aku tidak mau"ucap Yn

"Loh aku kan pria, masa iya aku yang melahirkannya. Kodratku hanya menyumbang spermaku"ucap SeokJin sedikit frontal

Yn membulatkan matanya mendengar ucapan sang suami. Bisa-bisanya dia berkata seperti itu. Untung, Jin Hoo sudah ke mobil duluan. Jika tidak, bisa gawat jika anak itu terkontaminasi otaknya.

"Tolong di filter ucapannya. Untung Jin Hoo tidak ada disini"ucap Yn

"Loh kan benar, aku pria. Hanya menyumbang sperma, yang akan nantinya menghasilkan bibit-bibit unggul"ucap SeokJin

Yn menutup wajahnya. Kenapa pembahasannya ini, membuat dirinya malu sendiri. SeokJin benar-benar, jika berbicara terlalu frontal.

"Ah sudah sudah. Cepat antar Jin Hoo, dia bisa terlambat masuk sekolah"ucap Yn

SeokJin menatapnya "arraseo. Aku akan mengantarnya. Aku pergi dulu kalau begitu"ucap SeokJin tak lupa, dia mencium kening dan bibir Yn terlebih dahulu

Namun, dia juga membisikkan sesuatu yang membuat wajah Yn memerah dan langsung memukul lengan SeokJin. Lelaki itu langsung lari, setelah mendapatkan pukulan di lengannya dari sang istri.

"Aku akan balik lagi nanti setelah antar Jin Hoo. Kita buat adik untuknya"

°°°

Sejam kemudian. Benar saja, SeokJin Benar-benar balik lagi ke rumah. Bukannya langsung ke kantor agensi nya.

Yn yang baru saja selesai memasukkan pakaian kedalam mesin cuci, terkejut karena pelukan SeokJin di belakangnya.

"Ayo, kita buat adik untuk Jin Hoo"bisiknya

Yn yang masih membelakangi SeokJin, wajahnya sudah memerah. Padahal, ini bukan pertama kalinya SeokJin berkata seperti itu. Tapi tetap saja, dia masih suka malu.

Yn membalikkan badannya, membuat SeokJin melepaskan pelukan itu.

"Jin Hoo sudah diantar sampai masuk kedalam sekolah?"tanya Yn

SeokJin mengangguk, tangan kanannya dia gunakan untuk menyampirkan anak rambut Yn

"Tidak ke agensi?"tanya Yn

"Agensi bisa nanti"ucapnya

Yn mengulum bibirnya dan mengangguk. Membuat SeokJin tersenyum senang. Dia membawa kedua tangannya untuk memegang pipi Yn dan mendaratkan ciuman lembut di bibir Yn.

Mata mereka terpejam, menikmati kecupan yang SeokJin buat. Tangan Yn memeluk leher SeokJin. Membuat SeokJin memperdalam ciumannya. Lenguhan Yn terdengar, ketika ciuman SeokJin turun ke daerah leher Yn.

Tangan kiri SeokJin turun ke arah baju Yn. Membuka satu persatu kancing kemeja yang dikenakan Yn saat ini. Yn menahan pergerakan SeokJin, ketika kancing terakhir

"Wae?"tanya SeokJin bingung

"Jangan disini"ucao Yn

SeokJin tersenyum dan segera menggendong Yn. Dia membawa ke kamar mereka.

Tahu kan apa yang terjadi ketika sampai di kamar? Tidak perlu dijelaskan deh ya.

5 jam berlalu, Yn dan SeokJin tertidur setelah kegiatan panjang mereka. Yn membuka matanya pertama kali. Melihat sang suami, masih anteng dalam tidurnya.

Yn tersenyum menatap SeokJin. Dia mengelus pipi sang suami. Mengelus dada SeokJin. "Jangan membuat aku terangsang lagi"ucap SeokJin, yn terkejut mendengarnya. Reflek, tangannya dia turunkan dari dada SeokJin.

SeokJin membuka matanya dan menatap Yn. "Apa sakit?"tanyanya

Yn menggeleng "tidak seperti waktu pertama"jawabnya

SeokJin tersenyum "aku harap, ada SeokJin junior kedua setelah ini. Aku mengeluarkan banyak sekali di dalam sana"ucapnya

Yn langsung memukul dada SeokJin agak keras, membuat sang suami mengaduh

"Kenapa di pukul?"tanya SeokJin

"Stop berbicara seperti itu. Sangat frontal sekali"ucap Yn

SeokJin tersenyum "iya iya. Mianhae"ucapnya

Yn bangun dari tidurnya dan itu SeokJin perhatikan "kenapa bangun?"tanyanya

"Sudah jam 1 siang. Sebentar lagi waktunya Jin Hoo pulang. Kamu harus menjemputnya di sekolah dan aku akan menyiapkan makan siang"ucap Yn dengan bangun dari tidur dan segera memakai pakaiannya  dan menuju kamar mandi

"Arraseo"jawab SeokJin


°°°

"Oh Oppa disini?"tanya Yn, ketika melihat Jaehyun datang ke rumahnya

"Hm dimana Jin Hoo?"tanyanya, Jaehyun langsung duduk di sofa ruang tamu

"Dia belum pulang sekolah. Sebentar lagi dia pulang. SeokJin oppa akan menjemput nya dari kantor agensi"ucap Yn

"Arraseo. Ini untuk Jin Hoo"ucap Jaehyun, dengan menyerahkan tas berisi mainan anak lelaki

Yn menerima itu "gomawo. Tapi sepertinya, lain kali jangan oppa bawakan mainan untuk Jin Hoo. Dia sudah memiliki banyak mainan. Terlalu tidak bermanfaat jika mainan yang selalu dibawakan"ucap Yn

"Arraseo. Lain kali, akan aku bawakan buku saja"ucap Jaehyun

Yn mengangguk "hm itu lebih baik. Dia sedang suka buku tentang astronomi"ucap Yn

Jaehyun menatap tak percaya pada ucapan adiknya itu "astronomi? Waah jinjja. Anak SeokJin hyung sekali"ucapnya

Yn tertawa mendengarnya "benarkan? Sifatnya persis Appa nya. Sifatku tidak ada sama sekali. Padahal, aku yang mengandungnya"ucap Yn

Jaehyun tersenyum "penyumbang terbesar SeokJin hyung berarti"ucap Jaehyun

Yn membulatkan matanya "waah itu ucapan yang diucapkan SeokJin oppa. Percaya dirinya tinggi sekali"ucap Yn

Jaehyun tertawa mendengarnya. Tak lama, sebuah mobil berhenti dihalaman rumah.

"Eomma"teriak putra Yn itu, memasuki rumah

"Oh Jin Hoo ya? Kamu sudah pulang?"tanya Yn

Jin Hoo berlari mendekati Yn, dan menunjukkan sebuah kertas padanya

"Ige mwoya?"tanya Yn

"Ini tugas di sekolah tadi. Tentang rasi bintang. Aku mendapatkan nilai tinggi"ucapnya senang

Yn tersenyum dan mengelus rambut putranya itu "Pintar nya anak Eomma"ucap Yn

"Iya dong, siapa dulu. Kim Jin Hoo"ucapnya dengan percaya diri dan itu membuat Yn langsung memeluknya gemas dan memangkunya

"Lihat. Dia persis sekali SeokJin hyung"ucap Jaehyun

"Karena dia anakku. Masa iya, mirip orang lain"ucap SeokJin, yang baru saja masuk kedalam rumah dengan membawa tas sekolah Jin Hoo

"Jadi tidak perlu diragukan lagi, hyung"ucap Jaehyun

"Siapa juga yang meragukan. Dia anak kandungku"ucap SeokJin

"Caa eomma akan menyiapkan makan siang dulu. Oppa, kamu makan disini kan?"tanya Yn pada Jaehyun

"Ne. Aku akan makan disini"ucap Jaehyun

"Arraseo. Jin Hoo-ya, bangunlah dulu. Eomma akan memanaskan masakan dulu"ucap Yn dan Jin Hoo langsung bangun dari pangkuan sang Ibu


°°°

Beberapa hari berlalu, Jin Hoo libur sekolah langsung diculik oleh para pamannya. Seperti Jaehyun, Haechan, Doyoung, Jaemin, Jungwoo dan pokoknya semua anak dream.

Jin Hoo itu, senang sekali jika sudah bersama para pamannya itu. Bahkan sampai lupa waktu.

"Samchon. Aku mau itu"ucapnya, ketika melihat pedagang permen gulali

"Kamu tidak boleh terlalu banyak makan manis. Nanti samchon yang bisa di marahin eomma mu"ucap Jaehyun

"Aaa samchon"rengek Jin Hoo

"Jakkaman. Aku akan menelepon ibumu dulu, bertanya boleh atau tidak"ucap Jaehyun dan benar saja, dia langsung menelepon Yn

"Oh oppa?"

"Boleh tidak Jin Hoo makan permen gulali?"

"Ne. Asal tidak terlalu banyak. Giginya baru saja dicabut beberapa hari lalu"

"Yeyy. Tuh kan boleh"

Ucapan Jin Hoo terdengar senang

"Arraseo. Aku tutup teleponnya jika begitu"

Panggilan pun berakhir.

"Tuh kan bener, tidak apa-apa"ucap Jin Hoo

"Kajja, kita beli permen nya"ajak Jaehyun

Jin Hoo yang senang pun langsung lari terlebih dahulu dan langsung dikejar oleh para anak dream.

"Aigoo. Tapi sifat manja nya ini, seperti Yn"ucap Jaehyun pelan, ketika melihat Jin Hoo bergelayut manja di lengan Jaemin yang sedang memesan permen gulali

Mereka menikmati waktu bersama dengan menunggu pesanan gulali itu, dengan Jin Hoo yang selalu manja menggelayuti satu-persatu anak dream.

"Lihatlah. Dia persis Yn. Sangat dekat dengan anak dream"ucap Doyoung

"Benar. Aku jadi iri dengan mereka. Dulu iri karena Yn lebih dekat dengan Dream, sekarang harus iri dengan Jin Hoo yang juga dekat dengan dream"ucap Jungwoo

Ya begitulah, sedikit curhatan ketiga pamannya Jin Hoo yang iri dengan keakraban Jin Hoo dengan anak dream. Maklum aja, meskipun anak dream sudah pada dewasa, tapi sifat dan wajah mereka awet muda. Jadi bisa menyeimbangkan sifat mereka dengan umur anak kecil itu.

°°°

"Bilang apa pada Samchon?"ucap Yn, ketika anaknya dikembalikan pulang ke rumah dan tak lupa Beberapa bungkusan berisi makanan, buku dan entah apa yang dia beli hasil rampokan dompet para pamannya

"Gomawo samchon. Jin Hoo senang sekali bisa jalan-jalan dengan samchon"ucapnya

"Ne, Jin Hoo-ya. Samchon juga senang"ucap Doyoung dan Jungwoo

"Tidak denganku. Uangku habis untuk membelikanmu buku"lirih seseorang

Mereka menatap tak percaya orang itu "mwo?"tanyanya heran

"Hyung, kamu tidak ikhlas?"tanya si bungsu, Jisung

"Mau dikatakan tidak ikhlas, tapi aku sayang sekali dengannya karena dia ponakanku. Tapi uangku habis, untuk menuruti kemauannya"ucapnya

"Ah mianhae oppa, nanti akan aku minta SeokJin oppa untuk mengganti uangmu"ucap Yn

Lelaki itu terkejut mendengarnya "yak. Aku hanya bercanda. Tidak mungkin aku tidak senang, membelikan ponakan ku sendiri barang-barang yang dia inginkan"ucapnya, siapa lagi jika bukan Jaehyun

"Gomawo. Oppa memang yang terbaik"ucap Yn

"Iya lah. Siapa lagi kakakmu, selain aku?"tanyanya

"Doyoung oppa, Taeil oppa, Taeyong oppa, Yuta, oppa, Johnny oppa, Kun oppa dan semua yang lebih tua darimu itu kakakku"jawab Yn

"Woah semenjak menikah dengan SeokJin hyung, kamu pandai menjawab ya Yn?"ucapnya

"Mwo? Ah berarti SeokJin oppa membawa pengaruh baik untukku"ucap Yn

"Hyung, kamu akan kalah berbicara dengan Yn nuna"ejek anak dream

"Hah memang, aku selalu kalah berbicara dengannya"ucap Jaehyun

"Samchon. Eomma bilang, dia sayang sekali dengan samchon. Eomma pernah nangis, waktu samchon ada kabar punya pacar"ucap Jin Hoo

"Ne?"Jaehyun terkejut

Yn menutup mulut sang anak "Jin Hoo-ya, jangan berbicara yang tidak benar. Kapan eomma menangis, hanya karena Jaehyun samchon punya kekasih?"ucap Yn

Jin Hoo berusaha melepaskan tangan sang Ibu "waktu itu. Kan eomma menangis"ucapnya dengan polos

Jaehyun tersenyum mengejek menatap sang adik "jadi, kamu sedih jika aku memiliki kekasih? Iya?"tanyanya

"Aniyo. Aku senang, sangat senang malah"jawab Yn

"Kamu merasakan apa yang kurasa, saat kamu memiliki SeokJin hyung. Aku seperti kehilangan separuh hidupku yang diambil seokjin hyung"ucap Jaehyun

Yn terdiam mendengarnya "yak. Adikmu bahagia dengan orang yang dia cintai dan mencintai nya"ucap Doyoung

"Iya, aku tahu. Aku hanya mengatakan fakta saja ko"ucap Jaehyun

Yn memeluk sang kakak "gomawo, sudah menjadi kakak yang pengertian untukku. Jika kamu tidak mengerti diriku, mungkin aku tidak bersama SeokJin oppa"ucap Yn

Jaehyun membalas pelukan sang aduk "ne. Aku bahagia, jika adikku bahagia. Karena aku tahu, kamu mencintai SeokJin hyung. Jadi aku sebagai kakak, hanya bisa memberikan semangat dan dukungan untukmu"ucap Jaehyun

"Gomawo oppa"ucap Yn dan Jaehyun mengangguk

Mereka melepaskan pelukan mereka "kalau gitu, kami pulang dulu. Kami harus kembali, karena masih ada kegiatan"ucap Doyoung

"Jaehyun oppa. Tapi, kamu beneran punya kekasih?"tanya Yn

Jaehyun tersenyum "nanti akan aku kenalkan, jika sudah waktunya"ucapnya

Yn terkejut mendengarnya "oppa beneran sudah memiliki kekasih ya?"tanyanya tak percaya dan Jaehyun hanya tersenyum mengejek

"Bye Jin Hoo. Samchon pergi dulu. Kajja"ucap Jaehyun

"Annyeong Jin Hoo. Annyeong Yn?"

"Annyeong nuna"

Mobil NCT pun pergi meninggalkan halaman rumah Yn

"Eomma?"ucap Jin Hoo

Yn menatapnya "wae?"tanyanya

Jin Hoo terlihat takut pada sang Ibu "bantu bawain"ucapnya, menunjukkan tas belanjaan yang dia bawa

Yn menghela nafasnya dan membantu membawa tas belanjaan sang anak. Jin Hoo langsung masuk, membawa tas berisi buku

"Aigoo Jin Hoo, ya? Kamu masih saja membeli mainan? Mainan mu sudah banyak"omel Yn

Ya, akhirnya Yn kembali mengomel karena anaknya membeli mainan lagi. Melupakan tentang, Jaehyun yang benar atau tidaknya sudah memiliki kekasih.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro