Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

END


Ini hari paling membahagiakan dalam hidupku. Hari dimana aku dan orang yang aku cintai mulai merakit bahtera untuk berlayar mengarungi lika-liku rumah tangga bersama.

Ya. Akhirnya, aku dan bos menikah.

Aku bahagia. Keluargaku hadir saat ini. Mereka berbaur hangat bersama kelaurga bos hingga membuatku berlinang air mata. Tak dapat kubayangkan jika pernikahan itu akan terjadi hari ini. Dan tentu saja, semua berkat Doyoung. Kalau saja dulu dia tidak datang dan membongkar kelakuan Jennie dan papanya, mungkin aku sudah tenggelam dalam air mataku sendiri.

Cinta tidak bisa dipaksakan kan?

Kau sudah memilih siapa cintamu.

Walau aku juga mencintaimu, dan tak rela kehilanganmu, aku cukup paham. Bahwa kebahagiaanmu jauhlah lebih prioritas.

Sekarang berbahagialah. Taeyong lebih pantas bersanding denganmu. Aku akan selalu mendukung kalian dan menjadi fans nomor satu kalian.

Begitulah yang Doyoung ungkapkan padaku sebelum ia pergi ke London untuk mengatur bisnis barunya.

Aku sedih. Seharusnya Doyoung hadir di pernikahan kami.

"Kenapa cemberut? Sekarang kita sudah menikah. Apa kau sedih??"

"Doyoung tak ada bersama kita. Tentu saja aku sedih. Menurutmu?? Dia lah yang sudah menyelamatkan kita dari situasi buruk itu. Dia yang menghilangkan badai dan membuatnya berlalu."

"Alah.. lebay. Ini semua berkatku juga. Karena cintaku lah yang membawa kebahagiaan untukmu. Iya kan?"

Kata bos sambil mencubit pipiku gemas.

"Sudah ah, Bos. Malu dilihatin tamu!"

"Malu?? Kenapa harus malu?? Toh kita sudah menikah!"

"Dan-- jangan dipanggil 'bos' dong, Sayangku. Kan nggak enak, masa udah nikah masih ba-bi-bu-bos segala?"

"Iya, Taeyong.."

"Kok Taeyong??

Panggil Oppa, atau Sayang gitu..."

"Iya Sayangku yang cerewet."

"Astaga. Aku geli memanggilmu begitu."

"Jangan geli duluan.. kan kita belum-- ekhemm... malam pertama."

"Mulai nakal ya?"

Kesalku sambil mencubit perutnya. Menikah atau tidak, sepertinya otak bos masih teracuni film-film biadab yang selalu di tontonnya di jam makan siang.

..............................

Tiga hari sudah semenjak berlangsungnya acara pernikahan kami.

Aku senang, keluarga bos menyambutku dengan sangat baik. Terutama ahjussi yang dulu sempat menolakku. Sekali lagi, ini berkat Doyoung. Dan aku tak akan pernah melupakan itu.

Aku dan bos sedang menyempatkan waktu berjalan-jakan berdua. Dia merangkul tubuhku mesra. Kami sudah memakai pakaian hangat. Malam ini, katanya salju pertama akan turun. Dan seperti mitos yang kudengar, jika kita mengatakan cinta di saat salju pertama, maka cinta kita akan bertahan lama dan menjadi abadi.

Kami ingin membuktikan hal tersebut.

"Jadi, bagaimana?? Apa kau sudah mempertimbangkan kita akan mengolah berapa baby?"

Sontak aku mendorong tubuh bos menjauh. Kenapa pertanyaannya selalu seputar bayi?? Aku masih belum siap.

"Kenapa malah mendorongku??"

Bos menarikku kembali dalam pelukannya seolah tak memperkenankanku pergi se-inci saja dari raganya.

"Kau selalu membahas itu. Kan aku sudah bilang, aku masih belum siap hamil."

"Lalu kapan kau akan memenuhi tuntutanmu sebagai seorang istri? Aku berhak mendapatkannya. Aku sudah tidak sabar, Sayang"

"Astaga.. Sayang... kau bisa mendapatkan itu kapan pun. Asal tidak sekarang."

"Eh??"

"Ada apa?"

"Lihat..."

Bos menyodorkan telapak tangannya ke depan mataku. Aku melihat kristal-kristal es berwarna putih jatuh dari atas langit. Tepat mengenai permukaan telapak tangannya.

"Salju sudah turun.."

Aku tersenyum gembira.

Dadaku bergemuruh, ketika bos, alias suamiku itu mengambil kedua tanganku.

Pandangan mata bulatnya yang sejauh ini menjadi bagian paling mempesona, menghapus segala pikiranku sehingga aku hanya bisa berfokus padanya.

Senyumnya juga terukir. Senyuman termanis yang pernah ada. Aku melihat asap-asap putih yang mengepul di udara pada setiap desah nafasnya. Aku tahu, ia pasti gugup sepertiku.

Meski begitu, ia tetap terlihat tenang.

"Sohyun.. ini salju pertama kita setelah kita menikah."

"Daripada memikirkan apakah mitos itu nyata, bukankah lebih baik kita menciptakan momen terindah malam ini?"

"Sehingga, jika ada salju kedua, ketiga, dan salju terakhir pada saat kita tiada pun, kita akan selalu mengenang momen ini."

"Mitos atau fakta, aku akan tetap mencintaimu sampai kapan pun. Dan perasaanku padamu tak akan pernah bisa berubah seiring berjalannya waktu."

"Awalnya, aku tak percaya pada cerita bos yang jatuh cinta pada bawahannya. Dan sejujurnya, itulah yang terjadi padaku. Terima kasih sudah hadir dalam lembar kisahku dan membuatku merasakan cinta yang sesungguhnya. Kau sangat istimewa."

"Maka, ingatlah Sohyun. Hari ini, di malam salju pertama, aku mengatakan bahwa aku sangat-sangat mencintaimu. Jangan pernah tinggalkan aku, dan tetaplah berada disisiku. Karena, selama kita bersama, apapun menjadi lebih indah dan sempurna. Kita saling melengkapi dan mari kita buka perjalanan hidup kita yang baru."

Aku terharu akan setiap kata-katanya menyentuh.

Aku pun demikian cinta padanya. Aku yakin, kali ini tidak salah memilih lelaki. Hatiku berkata bahwa dia adalah takdir hidupku. Dia jodoh yang dikirimkan Tuhan untuk gadis biasa sepertiku.

Aku memeluk tubuhnya dan kala itu hujan salju menghiasi malam kami.

Bos mencium puncak kepalaku dan mengelus rambutku yang tak tertutupi apapun.









































"Ayo kita buat 10 anak malam ini...."

....................................

2

tahun kemudian...

"Yakk!!  In Su! Jangan menggigiti berkas-berkas penting Papamu ini!! Ya ampuun!!"

"In Na!! Kenapa kau melamun terus?? Makan makananmu, Nak. Nanti kau sakit.."

"In Su!! Papa bilang berhenti menggingiti pekerjaan Papa! Aduh.. kemana sih Mamamu??"

Di sela-sela kesibukanku, suamiku yang cerewet selalu saja menganggu. Tak ada bedanya, baik kami menikah ataupun tidak, kerjaannya hanya mengusikku di saat yang tidak tepat. Aku terpaksa menutup telepon dan berjalan mengikuti suaranya.

"Ada apa sih? Kenapa teriak-teriak begitu?? Klienku jadi terganggu kan.."

"Bagus.. urusi saja klienmu sana. Mentang-mentang kemampuan meramalmu sudah kembali."

"Tidakkah kau lihat? Kedua perusuh kecil ini hampir membuatku gila!"

Wajah suamiku lucu sekali. Bukannya panik, aku malah tertawa melihatnya. Memang benar, semenjak salju pertama itu turun, mendadak insting memprediksi jodohku mulai kembali lagi. Dan bukan hanya itu. Bos menjadi salah satu jenis manusia yang sama sepertiku.

Ia jadi percaya bahwa cahaya hitam merah yang selalu aku lihat ketika memperhatikan pasangan memang ada. Benar-benar ada!

Singkatnya, ia pun mendapatkan kemampuan istimewa tersebut.

Percaya atau tidak, tampaknya keterkaitan hilangnya kemampuanku itu dikarenakan aku sendiri yang mengingkari jodohku selama ini. Dan sejak aku menyatakan diri bahwa aku mencintai pria yang ada di depanku, kemampuanku kembali.

Bos lah yang berjasa mengembalikan kehidupanku seperti semula. Bahkan, disamping bos menjalankan usahanya yang sedang meroket, dia bersamaku juga menjalani bisnis biro jodoh yang sempat aku jalankan.

Alhasil, kami berdua telah menjadi pasangan matchmaker yang paling serasi!

"Kenapa kau melamun? Tolong urus In Su dan In Na. Aku harus selesaikan pekerjaanku, baru aku menghabisi pipi kedua perusuh kecilku ini sampai puas! Awass saja!"

"Baru dua anak cerewetnya minta ampun. Katanya mau bikin 10 anak??"

Ucapku menyindirnya. Dasar laki-laki!

"Aduh Sayang.. mana aku tahu. Kau melahirkan sekali saja sudah keluar dua bayi. Mana In Su nakal sekali.. aku kewelahan menghadapinya. Mulutnya tidak bisa diam mengunyah kertas-kertas kerjaku. Bisakah kau memasukkannya kembali ke dalam perutmu?? Nanti kalau In Na sudah agak besar baru kau keluarkan In Su lagi."

"Dasar bodoh! Mana bisa begitu?? Kau menyebalkan sekali! Kalau tidak mau mengurus putraku yang tampan ini, jangan harap aku mau mengurusmu!"

"Eh. Kok gitu?? Jangan ngambek dong, Sayangku.."

"Iya deh.. aku akan merawat putra kita ini dengan sangatttt baik."

"Iya kan putri Papa yang cantik?? Kau percaya jika Papa akan mengurus adik tampanmu ini dengan baik kan?? "

Seru bos sambil mengangkat tubuh mungil putriku, In Na.

Ah senangnya. Kami memiliki dua anak kembar laki-laki dan perempuan. Lee In Su dan Lee In Na. Dan kini margaku tersemat marganya.

Lee Sohyun.

Semoga hubungan kami ke depannya bisa semakin harmonis. Dan kami akan tetap saling mencintai serta melindungi satu sama lain. Sampai kami tua, dan sampai kami menyaksikan kedewasaan In Su dan In Na dengan bahagia.

Beginilah kisahku.

Kisah seorang matchmaker.

Memang tidak mudah ketika kau harus mengatur waktu antara pekerjaanmu dengan orang kesayanganmu. Hubunganku dan Doyoung berakhir karena ketidakcocokan di antara kami. Aku yang bersikeras memaksakan diri untuk selalu mencintainya.

Tanpa aku sadari, Tuhan malah mengirimkanku sosok lelaki yang menerima pekerjaan dan kemampuanku apa adanya. Bahkan kami menjalani hari-hari kami dengan ceria, walau terkadang ada saja perdebatan yang mewarnai rumah tangga kami. Justru perdebatan itu yang menambah kadar cinta di antara kami.

Kami pun semakin tangguh menjalani kehidupan baru bersama dua orang malaikat kecil kami.


Sungguh akhir yang membahagiakan..

Pada intinya, aku ingin mengatakan pada kalian. Cinta lahir dari sebuah kepercayaan. Cinta bertahan juga dengan kepercayaan satu sama lain.

Aku ingin kalian menjadikan kisahku ini sebagai sebuah pengalaman.

Jangan memaksakan diri mencintai orang lain yang jelas-jelas meninggalkanmu. Aku tahu, kau pun pernah mencintainya. Namun, jika takdir memang tidak merestui hubungan kalian, mencobalah terbuka. Dan jangan pernah mengingkari apa yang hatimu rasakan pada diri orang lain.

Tuhan tahu garis hidup kita seperti apa. Karena ia yang telah menciptakannya. Aku pun akhirnya mengerti sebuah kalimat yang pernah dinasehatkan padaku.

"Bisa jadi ada seseorang yang menunggu kita disana. Namun kita terlalu fokus pada orang lain sehingga kita tak menyadarinya."


Apa kau juga merasakan hal yang sama denganku?

Adakah seorang lelaki tulus yang menunggumu tapi kau mengabaikannya??





















































END....

Finally over~~~


(Tersenyum lega)

Akhirnya selesai juga setelah tiga bulan memeras otak buat menulis cerita ini.. wkwk.

Makasih yaaaa❤❤❤ saranghae..

Baca work-work aku yg lain. Tapi-- jika kalian suka aja sih..😁 Soalnya kebanyakan work-ku itu tokohnya bangtan. Jadi aku nggak maksa kalian buat baca😆

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro