18
Malam semakin tua, kegembiraan yang menjagaku tetap merasa muda, seakan hilang sirna. Aku berjalan menembus malam, bersentuhan dengan udara yang membuatku menggigil.
Aku menggigil, memang.
Namun, perasaan itu mendadak tak dapat diraba oleh kulitku. Ia, orang yang aku cintai, meninggalakan kekecewaan yang mendalam.
Apa aku salah?
Iya. Aku rasa aku memang salah dan ikut bertanggung jawab atas segala apa yang terjadi.
Tetapi itu semua hanya kesalahpahaman!
Aku menendang-nendang udara di bawahku. Merasa jenuh dan seakan tak ada orang yang pernah mempercayaiku selama aku hidup. Kecuali orangtua dan para klienku!
Tapi Doyoung?
Dia yang bilang bahwa dia sangat mencintaiku dan ingin memulai semua dari awal. Dia sendiri pula yang mengkhianati kata-katanya.
Adakah hubungan yang terjalin harmonis tanpa dilandasi rasa saling percaya?
'Apa kau putus dengan pacarmu dan bertemu lagi?
Tentu saja kau bisa bertemu dan jatuh cinta lagi.
Dan itu mungkin akan lebih dalam dari pada sebelumnya.
Orang yang mencintai lebih banyak adalah yang lemah.
Kau lemah terhadap yang kuat.
Tapi dalam masalah cinta, yang lemah lebih bahagia.'
Aku harap kalimat itu ada benarnya. Aku lemah jika sudah terlibat urusan dengan Doyoung. Aku harap aku lebih bahagia. Perbedaannya adalah, aku tidak jatuh cinta lagi padanya. Melainkan aku selalu mencintainya semakin dalam saja meski ia meninggalkanku tanpa rasa percaya.
Aku terduduk di jalanan kota yang sepi. Baru setengah jam lalu Doyoung menjatuhkanku dengan kalimat-kalimatnya.
.
Aku tidak menyangka! Sebegitu dendamnya kah kau padaku?
Apa kau ingin mengerjaiku karena dulu aku meninggalkanmu?
Benar. Benar kata Jennie. Kau itu munafik! Tidak pernah puas dengan apa yang diberikan orang lain. Kau tidak pernah menghargaiku. Kau dulu menyia-nyiakan ketulusanku.
Aku bodoh! Aku menyesal harus mempercayai Taeyong. Seorang sahabat yang ternyata menusukku dari belakang. Kalian busuk!
Kalian bekerja sama untuk menghancurkanku kan?
Sekarang aku tahu.
Dan untuk kedua kalinya, aku akhiri hubungan yang mengikat di antara kita.
Kita PUTUS!
Aghhh..
Dadaku terasa sesak. Aku tidak kuat menampung lagi air mata ini dan menahannya keluar.
Kenapa Doyoung lebih mempercayai Jennie daripada aku?
Kenapa ia begitu mudah dihasut?
Apa mungkin foto-foto itu dari Kim Jennie? Bagaimana mungkin?
Gemuruh dalam jiwaku semakin memburuk dengan turunnya hujan di malam yang sunyi ini. Bahkan tak banyak kendaraan yang berkelebatan. Toko-toko sudah tutup dan hanya ada lampu-lampu kota berkedap-kedip di sela-sela keheningan.
Aku masih belum beranjak dari tempatku. Aku benar-benar lelah sampai tak bisa mengangkat kedua lututku.
"Menyayat luka seorang diri di tengah malam itu bukan ide yang bagus. Harusnya kau memberitahu kesedihanmu!"
Aku mendengar langkah kaki dari belakang. Lalu, tetesan hujan berhenti menghantam tubuhku yang sudah basah kuyub.
Pria itu. Perusak hubunganku dan Doyoung. Apa dia tidak puas sudah membuatku terluka??
Semua ini gara-gara dia. Sungguh!!
"Berdirilah. Nanti kau sakit. Ayo. Aku antar pulang."
Bos meraih pundakku dan menuntunku untuk bangkit. Aku menepisnya!
Dia terlihat terkejut.
"Kau kenapa?"
"Jangan menyentuhku!"
"Jangan mengajakku bicara!!"
"Jangan lagi berhubungan denganku!"
"Aku membencimu!"
"Sohyun? Kau kenapa? Kau marah-marah tidak jelas padaku?"
"Jangan pura-pura tidak tahu Bos! Karena alasan konyolmu menciumku malam itu, hari ini, Doyoung mengakhiri hubungannya denganku! Semua salahmu Bos! Bos egois! Bos hanya memanfaatkanku demi kepentingan Bos! Sekarang inilah akibatnya! Kenapa Bos lakukan ini padaku??"
Akhirnya air mata yang kutahan berhasil lolos. Aku tak peduli lagi akan rasa malu. Toh ini malam hari, sudah larut dan tak ada seorang pun yang terlihat berlalu-lalang aku berteriak begitu kencang meluapkan semua kemarahan yang membakarku.
"Apa?? Doyoung memutuskanmu? Bagaimana mungkin??"
"Ini semua karena Jennie pacarmu! Aku yakin dia yang memberikan foto-foto bukti saat kita berciuman kepada Doyoung. Dia sangat marah sampai-sampai aku tak bisa menenangkannya. Bahkan dia tidak mau mendengar penjelasanku!"
"Kalau saja Bos tidak melakukan itu padaku.. "
Aku bungkam! Tiba-tiba mulutku tak dapat merangkai kata-kata yang hendak kuucap. Aku kelu. Seakan seluruh kata sudah aku keluarkan habis tak tersisa.
Bos memelukku. Aku memberontak namun pelukannya semakin kuat. Tubuhnya yang hangat menandingi rasa dingin yang mulai menikamku. Aku menangis di dada bidangnya. Satu-satunya pria yang aku harapkan kini telah pergi. Sekali lagi. Ia meninggalkanku. Dan kali ini aku tak pernah memintanya.
Dunia sungguh kejam!
Bos mengelus puncak kepalaku dan mengencangkan rengkuhannya di pinggangku. Samar tetapi jelas, aku mendengarnya mendesahkan kata-kata penyesalan.
"Kalau sulit merelakan ketika kehilangan sesuatu, sebaiknya tidak memilikinya sejak awal"
"Seharusnya aku mempertimbangkan kalimat itu sebelum aku mengajakmu bernegosiasi, Sohyun. Orang bijak membuat pilihan dan membuat jawaban yang tepat. Orang bodoh menyesali keputusan dan membuat keputusan yang salah.
Tidak ada jawaban yang tepat dalam hidup. Orang bodoh itu adalah aku bukan?"
"Aku yang salah disini. Aku mengorbankan perasaanmu. Aku minta maaf. Mungkin rasa sakit yang kau alami jauh lebih dalam daripada yang aku alami saat Doyoung memenangkan Jennie dariku."
"Apakah itu terlalu berat, rumit atau menyedihkan. Aku harap kau mempunyai pilihan lain selain selalu terluka"
"Sungguh maafkan aku. Aku akan perbaiki segalanya. Tolong jangan menangis. Aku tidak tega."
"Aku menyesal Sohyun. Maafkan aku."
.......................
Sinar matahari yang terik membangunkanku dari tidur yang terasa begitu panjang. Aku mengerjapkan mata. Atap plafon berwarna minimalis dan sebuah lampu cantik yang menggantung di tengah-tengahnya membuatku sadar. Bahwa aku sedang tidak ada di apartemenku!
Aku memperhatikan sekeliling. Merasa was-was, bagaimana kalau aku sedang diculik?
Lalu aku mendapati tasku berada di atas nakas sebelah kananku. Aku meraihnya.
Syukurlah! Isi tasku lengkap setelah aku mengabsennya satu per satu. Aku pun mengambil handphoneku.
Setelah aku buka, terdapat 30 panggilan tak terjawab dari Yuta. 15 panggilan tak terjawab dari eomma dan 13 panggilan tak terjawab dari Samchon. 21 pesan singkat dari Yuta dan 5 pesan singkat dari Saeron. Ah.. dia pasti hendak membahas masalah pekerjaan.
Aku akan menelpon Yuta kembali. Dan sialnya baterai handphone ku habis!
Terdengar suara pintu terbuka. Aku cukup kaget!
"Sudah baikan?"
Bos.
Jadi aku di tempat Bos??
Aku tak sempat menjawab. Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat muda melintas dari belakang.
"Apa kau baik-baik saja Sohyun? Aku sangat mengkhawatirkanmu semalaman."
"Ahjumma?"
"Iya. Taeyong membawamu semalam dalam keadaan pingsan. Apa kau sakit?"
"Ah itu. Bukan masalah yang besar. Aku hanya sedikit pusing saja."
Bos mengernyit. Aku memberi isyarat padanya agar ia tak menceritakan apapun masalahku pada ahjumma.
"Ma, aku ada perlu dengan Sohyun. Bisa kau tinggalkan kami sebentar?"
"Oh.. baiklah. Lagipula Mama juga mau membuatkan sub hangat untuk Sohyun."
Tak banyak kata terucap, ahjumma sudah meninggalkan ruangan dan menutup pintunya kembali.
Hanya tersisa aku dan bos. Dia mendekat dan duduk di pinggiran ranjang yang menampung beban tubuhku. Aku mengabaikan keberadaannya. Aku mengalihkan pandangan. Seketika tanganku serasa ada yang menggenggam.
"Sohyun, kau masih marah padaku?"
Aku bosan. Apa harus aku katakan berkali-kali atau menyindirnya kalau kesalahannya benar-benar besar sampai sulit aku maafkan?
Kukira dia akan peka. Atau dia pura-pura tidak peka?
"Sohyun.. maafin aku. Please.."
Walau bagaimanapun juga, aku masih punya tanggungan dengan Bos. Mengabaikannya dan bersikap dingin padanya tidak akan mengubah segalanya. Ahjumma lah yang sudah mengikatku dengan Bos Taeyong terhadap satu titik permasalahan.
Jodoh!
Kemudian aku teringat akan Jennie si brengsek. Ah..
Maafkan aku karena aku banyak mengumpatinya. Aku sangat kesal.
Sebuah ide memaafkan Bos pun muncul. Tentu saja dengan sebuah syarat yang harus Bos penuhi.
"Baiklah. Aku bisa memaafkan Bos. Asalkan... Bos menerima syarat dariku."
"Syarat? Katakan! Syarat apa itu? Aku pasti akan memenuhinya."
"Bos harus meninggalkan Jennie. Dia bukan wanita yang baik. Dia bukan jodoh Bos."
"Apa?"
To be Continued.
Keseringan update nggak sih?😅😅
Maaf ye.
Bentar lagi author ada ujian akhir. Doakan lancar ya🙏🙏🙏🙏
Ntar biar semangat dan cepet up.
Next (?)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro