16
Lokasi dimana Bos Taeyong dan aku melakukan games berpasangan semakin padat.
Aku tidak tahu, perasaan apa yang tiba-tiba menyerangku. Tubuhku menjadi lemas dan gemetar. Aku menarik nafas dan membuangnya pelan. Paling tidak, sedikit ketenangan berhasil kudapat.
Sohyun.. bersikaplah biasa.
"Tenang Bos. Kita akan menang!"
"Kau percaya diri sekali Nona Kim! Awas saja kalau kau membuatku sakit perut. Aku tak tahu apakah mie ini higienis atau tidak."
"Bos.. ini hanya seutas mie. Tidak akan berpengaruh pada perut kecilmu itu."
"Aishhh!!"
Baiklah. Kita akan segera memulai pertandingannya. Pastikan bahwa pasangan di hadapan Anda siap untuk dicium. Haha...
Yap. Permainan ini akan segera dimulai. Aku menatap wajah Bos, tetapi tatapannya seperti kosong. Atau dia sedang memikirkan sesuatu? Kelihatannya begitu. Sedari tadi, Bos fokus memperhatikan sesuatu dari wajahku. Entah apa, yang jelas kelakuannya semakin membuatku gugup.
Satu...
Oh tidak. Angka satu telah disebut. Bos Taeyong bersiap melahap mie yang ada di puncak bibirnya.
Tunggu.
Bibir??
Oh! Jangan-jangan dia memperhatikan bibirku sedari tadi?
Dua...
Kenapa angka dua cepat sekali datang? Bagaimana? Apa yang harus aku lakukan? Sial! Sepertinya mengikuti games ini adalah kesalahan besar.
Bos semakin mendekatkan wajahnya. Aku masih melihat wajah fokusnya yang menyorot intens pada bibirku. Iya. Aku yakin ia sedang mengamati bibirku. Sangat yakin!
Tiga!
Taeyong's POV
Ini bukan keputusan yang buruk. Aku rasa tidak masalah jika aku mencoba berciuman dengan Sohyun sebelum aku melakukannya bersama Jennie. Aku tidak mau Jennie menganggapku payah dalam hal berciuman. Aku ingin terlihat gentle.
Baiklah.
Suara pemandu menghitung mulai dari angka satu dan suara tepuk riuh penonton yang begitu antusias terus mendengung di kepalaku.
Aku sama sekali tidak terusik. Bibir kemerahan Sohyun tak dapat aku elakkan.
Aku mendekatkan kepalaku seirama dengan nada menghitung yang diucapkan si pemandu.
Lihatlah.. apakah berciuman memang terasa manis? Apakah bibirnya selembut yang dideskripsikan di film-film? Apakah aku akan ahli walau dalam sekali uji coba? Teknik mencium apa yang harus ku pakai?
Ketika angka tiga telah diteriakkan, aku dengan rakus menggigit untaian mie yang menghubungkan bibirku dan bibir Sohyun.
Kami semakin mendekat. Bersamaan dengan itu, aku merasakan udara sekitarku semakin memanas.
Wajah Sohyun yang bulat, matanya yang hitam jernih serta semburat kemerahan yang ada pada kedua pipinya membuatku semakin kagum dan sadar.
Sohyun cantik secara alami.
Kami lebih mendekat. Jantungku berubah menjadi tidak stabil. Deru nafasku juga semakin tak teratur.
Masa bodoh dengan mie ataupun mantel putih susu itu! Yang aku inginkan saat ini adalah merasakan bibir Sohyun yang mungkin terasa kenyal.
Mie yang membatasi jarak kami sudah habis terjatuh. Sohyun terkejut ketika aku memegang tengkuknya secara sigap. Lalu menarik dan menekannya ke arahku dengan cepat!
Aku langsung memiringkan kepalaku ke arah kanan, bibir Sohyun seakan terus memanggilku agar aku mencobanya.
Gejolak apa ini?
Sohyun masih diam mematung, saat hidung kami saling bersentuhan. Matanya terbuka lebar, bahkan ketika aku berhasil menempelkan kedua bibir kami!
Aku memejamkan mataku. Aku menggerakkan bibirku seakan-akan sedang melumat sesuatu. Menyesap, membuka dan mengatup kembali.
Apa benar ini rasanya berciuman?
Aku merasa tubuhku semakin memanas. Aliran darahku mengencang. Aku semakin tegang pada satu titik yang tak dapat aku gambarkan. Secara naluriah, bibirku terus menjamah dan menghisap bibir milik Sohyun. Kini suara decakan yang menghiasi kepalaku. Tak ada suara lain yang berhasil kudengar selain itu. Aku tak tahu bagaimana reaksi Sohyun saat ini karena mataku masih terpejam menikmati aroma green abdanum yang menguar dari tubuhnya. Sungguh membuatku tenang dan rileks. Aku menikamti sesi ini dengan penuh gairah.
Hanya aku saja.
Hingga tiba-tiba, suara heboh dari penonton lain membuyarkan kenikmatan yang aku rasakan.
Aku terkesiap. Ketika menyadari apa yang sudah aku lakukan, aku menjauhkan diri dari Sohyun. Gadis itu diam tak berkutik dengan matanya yang masih membulat sempurna.
Apa dia juga menikmati ciumanku? Apa teknik yang aku lakukan sudah benar? Apa dia suka?
Bodoh sekali! Kenapa otakku terus berkutat dengan dua pertanyaan pertama?
Bagaimana ini? Apa Sohyun akan marah??
Gawatt!! Aku sudah mengambil ciuman darinya tanpa ia ketahui. Tanpa ia setujui. Aku melakukan ini? Aku tidak percaya!
Telapak tanganku berkeringat dingin. Sisa lipstiknya yang masih menempel di bibirku memberikan rasa vanilla yang begitu manis dan sulit dihilangkan.
Beginikah akhir dari momen berciuman?
Aku akan merasakan rasa manis yang membuatku ketagihan?
"Apa yang kau lakukan Bos?!"
Sohyun tersadar dari ketegangannya. Kedua tangannya menggerayang labium mungli yang tadi aku sempat rasakan. Ah.. wajahnya berubah drastis. Terkesan seperti tidak suka.
"S-sohyun.. a-aku bisa j-je-laskan.."
"Tidak! Bos keterlaluan!"
Sohyun langsung menyabet tasnya yang ada di sebelah kiri. Lalu ia berlari meninggalakanku sendirian bersama dengan sorakan para penonton yang mengamati ciuman yang kulakukan.
Aish.. malunya!
Dia pasti marah.
........................
Aku membuang tasku ke lantai kamar sembarangan. Aku merasa seolah-olah ingin meledak. Aku sedang dirundung emosi!
Bisa-bisanya Bos menciumku di hadapan umum?
Bos tega!! Padahal aku sudah merencanakan akan memberikan ciuman pertamaku pada Doyoung. Tapi apa yang terjadi?
Semua tidak sesuai dengan ekspektasiku! Aku sangat dungu! Harusnya aku mempertimbangkan konsekuensi yang aku dapatkan jika bermain games itu. Apalagi dengan Bos Taeyong!
Bodoh sekali kau Sohyun...
Aku menatap diriku di depan cermin. Aku sangat frustasi. Aku mengacak-acak rambutku sendiri. Mencoba menghapua jejak bibir Bos yang masih terasa pada bibirku. Menjijikkan! Dan aku merengek tidak jelas. Aku tak peduli jika Yuta akan terbangun dari tidurnya. Aku hanya ingin berteriak! Meluapkan semua kekesalanku pada Bos!
"SIALAANNN KAU BOOOSS!!! KAU CURAAANGGG!!"
"YAK!! TUTUP MULUTMU SEPUPU BAWEL!! AKU TIDAK BISA TIDUR! ATAU AKAN AKU SUMPAL BIBIRMU DENGAN CELANA DALAMKU!"
Yuta!!!
Aku membuka pintu kamarku. Membantingnya dengan keras. Aku melihat sosok Yuta dengan mata pandanya. Ia kaget saat aku mendadak ada di depannya dan muncul dari dalam kamar dengan penampilan mengerikan.
Aku lalu menjambak rambutnya habis-habisan!
"KAU YANG DIAM SEPUPU IDIOT!! AAGHHHH RASAKAN INI!!"
"AWW.. SAKIT.. AA.. CUKUPP!! KAU BISA MEMBABAT HABIS RAMBUTKU"
"YAAKKK!! KIM SOHYUN! LEPASKAN! SAKIIT!!"
"EOMMAA!!!"
Yuta berteriak habis-habisan. Maafkan aku Yut.. aku menjadikanmu pelampiasan kemarahanku. Aku sungguh tak bermaksud.
......................
Taeyong's POV
Aku tidak bisa tidur. Memikirkan Sohyun yang meninggalakanku dengan kekesalannya membuatku jadi tidak tenang.
Aku bingung. Bagaimana caraku agar dia memaafkanku?
Yang tadi itu..
Aku benar-benar tidak sadar telah memilih tindakan yang mengejutkan. Sungguh tak terduga bukan?
Selama 27 tahun aku menjalani hidup, Sohyunlah gadis pertama yang aku cium.
Tetapi, kejadian itu pasti memberikan kenangan terburuk bagi Sohyun.
Aku ceroboh sekali!
Namun aku tidak menyesal. Sekarang aku sudah tahu seperti apa ciuman itu.
Manis? Iya.
Kenyal? Iya.
Menyenangkan dan menengakan? Sangat.
Nikmat? Bisa jadi!
Alih-alih memikirkan solusi untuk menghadapi Sohyun, aku malah sibuk membayangkan. Bagaimana kalau Jennie yang berada di posisi Sohyun tadi?
Apakah rasanya akan sama juga?
To be Continued.
Ada yg masih melek??
Maaf up nya malem2😅
Suasana yg sepi adalah pemberi inspirasi terbaik.😋
Terima kasih telah berkunjung. Mohon maaf jika nggak ada feel sedikit pun.
Nggak terbiasa nulis adegan2 ciuman😆
Sulit sekali.😣
Semoga kalian bisa membayangkan dan menyukainya.🙏
Next (?)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro