Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

08

Bos dan wanita bernama Jennie itu kini sedang asik bicara. Berulangkali aku mengkode Bos agar dia segera menemui wanita yang sudah aku janjikan ketemuan. Tetapi.. dia mengabaikanku.

Aku pun terpaksa mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan singkat ke nomornya.

Bos! Kita sudah terlambat!

Ting. Suara pesan masuk.

Tolong batalkan saja.





Apa?

Ia memintaku membatalkan pertemuannya? Apa dia tidak tahu betapa sulitnya mencari wanita yang bisa diajak serius berkomitmen?

Ini Korea Selatan. Kebanyakan wanita karier akan menghabiskan waktunya di meja kerja. Di depan layar komputer. Mereka memutuskan menikah di kepala empat atau bahkan rela menjadi lajang selamanya. Dan ketika aku menemukan wanita yang pas, yang mau diajak menuju ke jenjang pernikahan, Bos malah mengusirnya mentah-mentah walau secara tidak sengaja.

Apa maunya?? Padahal dia yang memintaku membantunya.

Ugh!

Aku marah padanya. Akhirnya, aku pun pergi meninggalkannya bersama Jennie. Dan aku benar-benar meminta maaf kepada wanita yang sudah dikecewakan Bos hari ini.

............................

Taeyong's POV

Kemana anak itu?

Apa aku bilang supaya dia meninggalkanku?

Baru saja aku selesai berbincang dengan Jennie. Tetapi dia sudah pergi dulu. Lalu bagaimana dengan kencan butaku? Apa dia sungguh membatalkannya?

Aku menelponnya berkali-kali namun tak diangkat.

Ketika mobil yang aku kendarai tepat melewati sebuah halte, disanalah aku melihat karyawan peramal itu.

"Sohyun-ah!"

"Sohyun!!"

Aku menghentikan mobilku tepat di depannya. Tetapi dia bangkit dari tempat duduk halte, dan pergi begitu saja tanpa memandangku.

Hh.. merepotkan saja! Dasar wanita! Memang susah dimengerti.

Aku terpaksa turun dari mobil dan mengejarnya.

"Yak!! Kau mau kemana?"

"Pulang."

"Pulang? Lalu bagaimana denganku?"

"Terserah. Aku tidak peduli!"

"Kau marah?"

"Menurutmu?"

"Ckk..."

Sohyun bergegas pergi lagi. Untung aku menangkap lengannya sebelum ia menjauh.

"Lepasin Bos!"

"Hei... jangan marah.. please?"

"Apa Bos sekarang sedang memelas padaku?"

"Tidak!"

"Baiklah. Aku pergi.."

"Heeyyyyyy!! Iya iya.. oke. Aku memelas padamu. Puas?"

Sohyun berbalik badan dan melipat kedua tangannya di depan dada.

.

.

.

.

.

.

.

"Jadi.. siapa itu Kim Jennie?"

Tanya Sohyun memecah keheningan di antara kami di dalam mobil.

"Kenapa kau tiba-tiba menanyakannya?"

"Oh! Jangan-jangan kau.."

"Mana ada! Aku tidak cemburu!"

"Siapa yang bilang kau cemburu? Ooh.. jadi kau cemburu padaku, huh??"

"Ayolah Bos! Bagaimana aku bisa menyadarkanmu kalau aku sedang kesal!! Kau membatalkan kencanmu hanya karena Kim Jennie??"

"Dia orang penting. Setidaknya pernah menjadi penting dalam hidupku."

"Apa?"

Aku melihat ke arah Sohyun. Sudut matanya menunjukkan bahwa ia sangat penasaran. Haruskah aku menceritakan siapa itu Kim Jennie?

Semua perubahanku yang aku alami hari ini bermula darinya. Kim Jennie.

"Apa kau ingin tahu?"

Sohyun mengangguk semangat.

"Tapi untuk apa aku memberitahumu? Memang kau siapaku?"

"Oke. Aku tidak akan membantu Bos. Dan Bos akan dinikahkan dengan anak manja itu. Selesai kan.."

"Dasar pengancam!"

Sohyun menyeringai puas.

"Baiklah. Aku cerita."

"Kim Jennie dan aku dulunya sahabat semasa sekolah menengah atas. Kami sangat dekat. Bahkan, bisa dikatakan kedekatan kami lebih dari seorang sahabat. Namun, hubungan kami hancur ketika aku mengatakan bahwa..."
.

.

.
Aku tak bisa melanjutkan ini. Sama saja aku membongkar aib ku pada Sohyun kan? Tidak. Tidak. Tidak. Tidak.
.

.

.

"Bahwa apa Bos?"

"Tidak. Tidak jadi."

"Apa?"
"Dasar labil! Tapi.. percuma saja Bos tidak memberitahuku. Toh aku sudah tau kelanjutannya."

"Apa memang?"

"Bahwa.... Bos mencintainya."

Astaga. Apa dia memang peramal? Bagaimana dia bisa tahu?

"Aku tahu Bos.. aku sudah berpengalaman mengurus masalah seperti itu. Lagian itu hal basic yang sering terjadi saat masa-masa remaja. Pada intinya.. Bos mendapat penolakan. Iya kan?"

"Dia tidak menolakku. Dia tidak berkata begitu. Hanya saja dia  mengatakan... 'Mari saling mencintai sebagai seorang sahabat'."

"Sama saja.."

"Berbeda!"

"Terserah.. lalu.. bagaimana kelanjutan kisahmu itu? Apa kejadian itu yang membuat Bos takut jatuh cinta?"

Aku terdiam. Sohyun terlalu mengorek informasi privasiku. Kurasa cukup. Giliran aku yang bertanya padanya. Boleh kan?

"Sudah. Cukup. Sekarang giliran aku yang bertanya padamu."

Sohyun menoleh.

"Apa hubunganmu dengan Doyoung?"

Wajahnya pun menjadi berubah. Aku tidak bisa menjelaskannya dengan baik. Hanya saja.. aku melihat sedikit sirat kekecewaan terpancar dari binar matanya.

"Doyoung... ???

Sohyun menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya.

Dia mantan kekasihku."





"Apa?!"

"Kenapa Bos kaget? Begini-begini aku juga pernah punya mantan yang keren sepertinya."

"Heol. Bukan itu maksudku. Lagipula.. masih keren juga aku daripada si ceking itu."

"Apa?? Kau mengatainya ceking? Kalau dia ceking kau kerempeng begitu?"

Aku melotot ke arah Sohyun. Seketika dia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya itu.

"Kau belum tau saja.. Bagaimana rasanya jika tubuh kerempeng ini menekan tubuhmu di atas kasur dan tidak bisa membuatmu bergerak kemana-mana!"

Sohyun melebarkan mata. Dia pastilah sangat terkejut.

Aku tersenyum jahil.

...............................


"Nah Nona... kau bisa turun"

Ucapku setelah mobil yang kami kendarai tiba di halanan depan sebuah apartemen.

Aku melepaskan seatbelt yang melilit sebagian tubuh Sohyun. Membiarkan nafasku sejenak menerpa lehernya. Ia sama sekali tak bergerak. Mirip seperti mayat. Apa dia mati gara-gara pesonaku?

















"Yakk!!"





Bugh.








"Menjauh dariku! Menjijikkan!"

Apa?

Beraninya dia mendorong Bosnya sendiri di dalam mobilnya?? Dan mengataiku menjijikkan???

Aku tak percaya ini!!

"Kim Sohyun!"

Kim Sohyun segera keluar dari mobilku. Aku buru-buru menyusulnya sebelum ia masuk ke apartemen.

Ia berhenti. Menengok ke arahku dengan raut datarnya.

Ternyata dia juga bisa seperti itu ya?

Mirip sekali seperti beruang yang terganggu hibernasinya.

Galak.

"J-jangan menatapku seperti itu.. kau mengerikan.."

Sohyun berdecih dan kembali melanjutkan langkahnya.

"Yak! Kim Sohyun! Aku Bosmu! Ingat itu! Bersikap sopanlah.."

Akhirnya dia berbalik badan. Walau aku melihat kejengahan dari mimik wajahnya saat ini.

"Iya Bos?"

Jawabnya sinis.

Aku mengabaikan sikapnya lalu menuju ke inti pembicaraan.

"Eih... Pokoknya kau masih harus melanjutkan pekerjaanmu! Menjadi peramalku!"

"Bukankah Bos bisa kembali mendekati Kim Jennie?"

"Dia? Dia hanya masa lalu."

"Oh ya?? Sepertinya kau cocok dengannya."

"Benarkah??"

Sohyun mengangkat bahu.

"Tapi itu tidak mungkin sekarang!"

"Kenapa? Tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini."

































"Karena dia adalah kekasih Doyoung!"

.

.

.

.

Apa???

Batin Sohyun dalam hati.




































To be Continued.

Hay hay hay.. author balik lagi nih..

😆😆😆

Nggk usah banyak cang cing cong lah.. selamat menunggu kelanjutannya.. hehe..



Mau diajak mandi kembang sama Taeyong nih.. 😂😂

Jadi gemay

Bye..😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro