Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

03

"Sohyunie...!!"

"Apa?"

"Nanti malam kita jadi berkencan kan? Aku ingin nonton film bersamamu. Lalu kita makan malam berdua."

"Tentu saja.. apapun untuk oppaku yang tersayang."

Lelaki manja itu lalu mencubit kedua pipiku dengan gemas. Aku pun membalasnya dengan memberi ciuman di pipinya. Ia tertawa kegirangan.

Ini adalah pertama kalinya aku menjalin suatu hubungan. Bersamanya, cinta pertamaku. Orang yang membuat hatiku meleleh ketika masa-masa SMA. Sebenarnya, dia lebih tua tiga tahun dariku. Kami bertemu di sebuah toko buku dan mulai saling menyukai karena hobi yang sama.

"Kamu hari ini sangat cantik. Haruskah kita berfoto? Aku ingin memiliki banyak kenangan bersamamu."

"Tentu saja oppa. Kenapa harus meminta izin padaku? Kau bisa melakukan apapun sesukamu.."

Aku pun tersenyum kembali. Sebelum berangkat ke bioskop, malam itu pun kami berfoto. Entah mengapa, namun aku sangat menyukai pipinya. Jadi, kami berfoto dengan poseku yang sedang mencium pipinya. Dia sangat manis dan juga lucu.

Drrttt.. drrtt...

"Halo?"

".."

"Iya. Dengan saya sendiri."

".."

"Oh.. iya. Maaf. Maafkan saya karena saya lupa. Baik. Saya akan segera kesana."

Tut.

"Klien lagi?"

Aku melihat wajahnya mulai berubah. Dari yang sangat ceria.. menjadi murung.

"Iya.. maaf. Maafkan aku. Aku lupa kalau hari ini ada janji dengan klien."

"Sohyun.. bisakah kau membatalkan janjimu itu?"

"Mana mungkin. Aku butuh uang untuk biaya hidup di Seoul. Lagipula.. orangtuaku tak setiap hari memberiku jatah."

"Jadi kau lebih mementingkan uang daripada hubungan kita?"

"Bukan begitu.."

"Sudahlah Sohyun! Selama ini aku selalu bersabar denganmu. Padahal.. sudah berapa kali kau membatalkan kencan kita? Apa kau tahu, aku sangat bahagia ketika mendengarmu mengatakan 'iya' setiap kali aku ajak berkencan. Namun... saat kencan itu tiba.. kau malah membatalkannya. Aku sangat kecewa padamu!"

"Jangan marah.. aku janji tidak akan mengulangi hal seperti ini lagi. Tapi kali ini tolong izinkan ya?"

"Sohyun..."
"Ah.. kau pasti tak akan mengerti perasaanku. Aku hanya mau mengatakan. Beberapa temanku tahu kalau kau adalah biro jodoh. Mereka selalu mengolok-olokku akan pekerjaanmu itu. Mereka juga berkata, kalau selama ini kencan kita adalah kau yang membayarinya. Mereka bilang kalau aku hanya memanfaatkan gadis SMA yang beruang banyak."

"Aku lelah Sohyun. Dan aku malu.."

"Aku mau kau berhenti dari pekerjaan itu."

"Apa?!"

Aku sedikit kesal mendengar permintaannya. Berhenti dari pekerjaanku? Karna dia malu?

"Apa hakmu memintaku berhenti dari pekerjaan ini? Kau tahu kan, aku butuh---"

"Uang? Iya. Aku tahu kau butuh uang!"

Ucapnya memotong kalimatku.

"Aku bisa memberimu apapun Sohyun. Jadi berhenti saja dari pekerjaan itu."

"Kalau kau memintaku berhenti, lebih baik kita putus saja!"

"Oke! Kita putus. Hari ini, kau, Kim Sohyun, sudah bukan pacarku lagi. Maka jangan menyesal di kemudian hari!"

.........................

"Nona Sohyun??"

"Nona?"

Brak. Brak. Brak.

Sebuah pukulan tangan di atas meja membuatku tersadar dari lamunan masa laluku.

"Apa kamu masih niat bekerja disini?"

Suara dingin itu lagi.

"Iya Bos. Masih."

Aku menunduk takut.

"Apa kamu memperhatikan yang barusan manajermu katakan?"

"I-iya. Saya mendengarkannya Bos."

"Dengar. Hal kedua yang saya tidak sukai setelah ketidakdisiplinan adalah ketidakfokusan. Tolong pisahkan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan! Saya tidak mau perusahaan saya hancur hanya karena satu karyawan lalai. Mengerti?!"

"Mengerti Bos. Maafkan  saya."

Wajah Bos Taeyong kembali datar. Selalu saja begitu.

...........................

Inilah ruangan kerjaku. Didesain khusus bagi tim pemasaran. Sangat nyaman. Letaknya yang berada di lantai 10 gedung, membuatku dapat menatap indahnya Kota Seoul dari atas sini. Terlebih lagi, mejaku di samping dinding kaca.

Langkahku terhenti.

Aku menelisik ke seluruh ruangan. Dan memang benar. Dia adalah Kim Doyoung! Mantan kekasihku, cinta pertamaku. Ia sedang duduk di mejanya sambil mengamatiku.

Bahkan.. hatiku masih berdebar meskipun kami telah lama berpisah.

Ayo Sohyun.. kau harus bisa mengatasinya. Tenangkan dirimu.

Hal pertama yang membuatku berdecak kagum adalah, penampilannya!

Kim Doyoung yang pernah aku kenal adalah seseorang yang kekanakan dan sangat suka beraegyo dengan wajahnya yang imut.

Namun sekarang? Wajahnya benar-benar semakin tampan. Penampilannya jauh lebih dewasa dan ia sangat cocok dengan kemeja kerja yang kini ia pakai. Gaya rambutnya pun berubah.

Kenapa Tuhan mengujiku dengan mempertemukanku padanya? Aku sungguh canggung. Bagaimana aku harus memulai hubungan kerja ini dengannya?

"Sohyun?"

Suara khasnya kini mengeja namaku. Aku terhenyak.

"Doyoung Oppa?"

Suasana ruangan ini masih belum begitu ramai. Doyoung oppa mendekatiku. Aku semakin tak bisa mengontrol gejolak dalam diriku. Aku tak bisa mengontrol nafasku dengan teratur. Aku begitu gugup.

Bagaimana ini? Aku tak mungkin menunjukkan kegugupanku di depannya. Bisa-bisa dia malah mengejekku.

"Kau kerja disini?"

Aku mengangguk.

"Di timku?"

Aku mengangguk lagi.

"Bagus."

"Hah. Apa?"

"Tidak. Tidak apa-apa. Duduklah ke tempatmu."

Aku segera menjejakkan kaki menuju kursi kerjaku. Doyoung oppa kembali ke tempatnya juga.

Berulang kali aku berusaha fokus meneliti data rancangan promosi yang ada di komputerku, namun aku merasa sedari tadi Doyoung oppa menatapku.

...............................

Gawat. Siang ini aku harus bertemu dengan klienku. Buru-buru aku keluar kantor menuju ke lokasi yang sudah kami sepakati. Mumpung ini adalah jam makan siang. Dan masih ada waktu satu jam ke depan untuk berdiskusi dengan klien.

"Kau mau kemana?"

"Ehm.. saya ada urusan Pak."

Aku harus mulai membiasakan diri memanggil Doyoung oppa dengan sebutan yang lebih formal. Walau cukup sulit sebenarnya.

"Apa kau masih sering bertemu dengan klienmu?"

"Maaf Pak. Saya rasa.. Bapak terlalu mencampuri privasi saya. Saya permisi."

Kutinggalkan dia. Kuabaikan setiap kalimatnya. Aku tahu.. ujung-ujungnya pasti akan ada perdebatan lagi. Namun bukan antarkekasih, melainkan antara atasan dan bawahan. Dan aku tak ingin membuat keributan di kantor.

.........................

"Selamat siang Nyonya. Apa saya terlambat?"

"Ah. Tidak. Tidak apa. Saya tahu Nona juga ada pekerjaan lain. Duduklah."

Klien yang aku temui ternyata jauh lebih tua dari dugaanku. Ini baru pertama aku menemui klien yang berumur sekitar 45 tahunan.

"Perkenalkan Nyonya. Nama saya Kim Sohyun, saya yang berbicara di telepon dengan Nyonya sejak kemarin. Saya yang akan menemukan jodoh untuk Nyonya nanti."

"Apa? Hahaha..."

"Kok Nyonya tertawa? Apa ada yang salah dengan kalimat saya?"

Wanita itu tiba-tiba saja tertawa. Dan aku bingung dibuatnya. Apa ada yang lucu?

"Sebenarnya bukan saya yang mencari jodoh. Saya sudah bersuami."

"Oh.. hehehh.. maaf Nyonya. Saya tidak tahu. Nyonya datang sendirian kemari.. makanya saya berpikir demikian.."

Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal. Aduh.. malunya!

"Jadi, nama Nona Kim Sohyun?"

"Iya Nyonya."

"Nona masih muda dan sangat cantik ternyata. Saya kira akan menemui orang yang setua saya.."

"Ah. Nyonya bisa saja.. Jadi, siapa yang akan saya beri layanan jasa? Siapa yang saya harus carikan jodoh?"

"Nah! Pas sekali! Itu! Itu orang yang harus kamu carikan jodoh! Dia anak saya!"

Seseorang datang dari arah belakangku. Wajah Nyonya itu langsung berseri. Ketika aku menengok ke belakang...

Wah.. dia lagi? Kenapa harus dia??

"Ma.. apa Mama nggak tahu? Aku sangat sibuk di kantor. Mama malah menyuruhku datang kemari. Dan----"

Gadis itu? Bukankah dia karyawan baruku??

"Tutup mulutmu. Dan duduklah!"

Titah Nyonya yang ada di hadapanku.

"Nah.. Sohyun.. kenalkan. Ini Lee Taeyong. Anak saya, CEO dari TY Group."

Luar biasa. Dunia memang sangat sempit Sohyun!

"Taeyong, dia Kim Sohyun. Orang yang akan membantumu mencari jodoh."

"Ayolah Ma! Jaman sekarang mau pake peramal? Yang benar saja! Lagipula.. dia tak meyakinkan."

Tak meyakinkan katanya? Si dingin itu saja yang belum mengenal keahlianku dan kepopuleranku sebagai pencari jodoh.

"Permisi. Tapi saya bukan peramal. Saya berbeda dari peramal. Dan saya ini sangat meyakinkan. Saya sudah berpengalaman dalam bidang ini, Tuan Taeyong."

Jawabku sedikit ketus dan responnya masih datar.

"Jaga ucapanmu pada Nona Sohyun Taeyong! Mama nggak suka."

"Tapi Ma.."

"Sstt!! Diamlah. Biar Mama yang bicara."

Seorang bos besar, ternyata bisa kalah juga! Baguslah kalau dia diam. Lontaran kalimatnya benar-benar membuat telingaku panas.

"Jadi Nona.. anak saya itu sudah cukup tua. Diumurnya yang ke 27 tahun ini dia belum juga bertemu dengan jodohnya. Bahkan dia tak punya pacar. Saya ingin dia segera menikah dan memberikan cucu pada saya."

"Bagaimana bisa punya pacar? Orang sikapnya dingin dan cuek begitu."

"Apa kamu bilang??"

Aku tersentak.

"Apa? Saya tidak berkata apapun."

Taeyong sungguh mengerikan. Bagaimana dia bisa mendengar ucapanku dalam hati?

"Saya tahu. Kamu pasti mengumpat dalam hati sekarang. Saya bisa menebaknya."

Eh. Sungguh luar biasa. Tebakannya tepat sekali.

"Ssh sudah-sudah. Jadi bagaimana Nona? Apa Nona bersedia membantu anak saya?"

"Ma... aku bisa cari calon sendiri. Tidak perlu peramal sepertinya!"

"Kelihatannya, anak Nyonya tidak membutuhkan saya."

Aku sedikit mengompori Nyonya yang merupakan ibu Taeyong. Rasanya akan sangat menyenangkan melihat pria itu menderita.

"Taeyong. Mama nggak mau tahu. Kamu harus nurut!"

"Ma.."

Nyonya itu melebarkan matanya ke arah Taeyong, membuatnya bungkam seketika. Aku hanya bisa tertawa diam-diam saat melihatnya.

"Saya sudah pastikan anak saya setuju Nona. Jadi, Nona bisa memulai tugas Nona bahkan saat ini juga. Nona berhak mengaturnya atau memintanya melakukan apapun tanpa persetujuanku. Saya percayakan Taeyong kepada Nona. Dan oh ya.. satu lagi. Saya rasa.. sebaiknya kita berbicara informal saja. Akan lebih nyaman nantinya. Panggil saja saya ahjumma.. "

"Baik Nyonya eh Ahjumma. Saya akan melaksanakan tugas saya dengan baik."

Aku tersenyum licik, sementara di sebelahku, si bos kejam itu melirik kesal. Aku akan memberinya pelajaran karena sudah bersikap buruk padaku selama menjadi bos.

N

antikan saja!


























To be Continued.


Kisah mereka pun akan segera berawal. Simak kelanjutannya. Jangan lupa voment kalian.


Thanksss😣😣😣😣


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro