Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1. Pertemuan Rutin

HAPPY READING!

Langit sudah gelap tetapi, itu tidak membuat Dazaina pergi dari sana. Dirinya menunggu seseorang yang tidak kunjung datang. Nyamuk yang ada di sana juga senang bisa antri untuk menghisap darah dari tubuh Dazaina karena perempuan itu menggunakan celana pendek sekarang.

"Dia enggak mungkin lupa, kan ? Datengnya lama banget." Dazaina atau biasa dipanggil Ina mendumel sendiri sembari mengambil bebatuan di sana dan melemparkannya ke dalam danau yang airnya tampak tenang.

Seseorang di sana berdiri di belakang Dazaina dengan napas yang agak tersenggal rasanya hampir mati karena dirinya hampir telat satu jam untuk mendatangi kekasihnya itu.

"Maaf," ujarnya kemudian duduk di sebelah Ina yang tampak cemberut perempuan mana yang tidak kesal kalau pacarnya terlambat hampir satu jam dari jam perjanjian ? Ina sangat marah kalau boleh jujur.

"Enggak dimaafin." Ina menjawab dengan jutek sementara laki-laki itu melepaskan topi dan kacamatanya itu tampak sedih kemudian memegang lengan Ina dengan manja kemudian mengucapkan kata-kata manis yang bisa membuat kekasihnya itu tersenyum tidak tahan.

"Dasar raja akting," komentar Ina setelah hatinya berhasil luluh karena rayuan dari sang kekasih.

yang diolok pun hanya nyengir kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam jaketnya memberikannya tepat di depan wajah Ina membuat Ina membulatkan matanya senang. Gantungan kunci berbentuk beruang berwarna cream membuat Ina senangnya kepalang bukan main.

"Hadiah karena hari ini kamu cantik banget." Drana tersenyum Ina membalas Drana dengan pelukan kemudian Ina juga ikut mengeluarkan sesuatu sebuah gelang tali dengan bandul berbentuk bulat berwarna putih bening dengan tali berwarna hitam terkesan simpel dan memberikannya kepada Drana kemudian membuka lengan jaketnya sendiri dan menunjukkan bahwa dirinya mempunyai gelang yang sama hanya berbeda di warna bulatan dan talinya. Tali miliknya dengan warna putih dan bulatan berwarna hitam.

"Couple ?" tanya Drana tidak percaya kemudian tersenyum senang saat menerimanya. Ina mengangguk senang ketika mendengar respon dari pacarnya.

Terbesit sesuatu di pikirannya ketika melihat gelang mereka. Ina cemberut. Drana menyadarinya kemudian melihat ke arah pacarnya itu dengan penuh tanda tanya.

"Kenapa, In ?"

"Aku lupa kamu artis jadi enggak bisa pake gelang couple ini, kan ?" tanya Ina membuat Drana jadi memahami pemikiran Ina sekarang. Laki-laki itu tersenyum kemudian mengacak rambut Ina dengan gemas.

Langit sudah bertambah gelap tetapi tidak membuat mereka berdua ingin pulang atau keluar dari danau tersebut. "Aku pake, walaupun aku presiden sekalipun aku bisa pakai sesuatu yang aku pengen." Jawaban Drana membuat Ina bahagia memang kekasihnya itu selalu bisa menyenangkan hatinya.

"Lagi akting, ya ?" tanya Ina memasang wajah kesal. Dirinya ingin menggoda Drana. Laki-laki itu tanpa kata menyerahkan gelang itu kembali ke Ina. Ina menarik salah satu alisnya.

"Pasangin." Ina ber 'oh' ria kemudian dengan perlahan memasangkannya ke tangan Drana dalam sekejap gelang itu sudah bertengger di lengan Drana.

Ina menidurkan kepalanya di pundak Drana dengan posisi mereka yang bersebelahan dan menatap langit yang sama. Selalu sama karena setiap bulannya dirinya hanya bisa bertemu dengan Drana secara bebas hanya ada di sini.

"Rasanya mau berhentiin waktunya di hari ini biar sama kamu terus, In." Drana bermonolog. Tidak ada jawaban dari seseorang yang dia ajak bicara. Drana melirik ke sampingnya. Ina sudah menutup matanya dan terlelap ke alam mimpi.

"Good night, sayang." Kemudian mengecup singkat di dahi Ina menunjukkan rasa sayangnya.

***

Kelopak mata Ina sudah mulai terbuka dan dirinya sadar bahwa dirinya ketiduran di pundak Drana. Dirinya juga merasa bahwa kakinya terkena hembusan angin sedari tadi yang berasal dari kibasan tangan Drana untuk mengusir nyamuk-nyamuk yang ada di sana.

"Dra?" suara serak bangun tidur Ina menyapa pendengaran pacarnya dan dia langsung mengentikan kegiatannya sedaritadi.

"Kalau masih ngantuk, tidur aja, In." Mendengar itu Ina menggeleng dan menyingkirkan kepalanya dari bahu Drana.

"Besok bukannya kamu ada shooting ? Enggak mau pulang buat hafalin script ?" Ina bertanya. Drana menggelengkan kepalanya.

Drana menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik Ina kemudian tersenyum dengan sayang. "Bisa enggak, ya In ? Kita keluar jalan-jalan ke mall tanpa ada rasa takut ketemu fansku di jalan?" tanya Drana mengutarakan uneg-unegnya selama ini. Ina menggelengkan kepalanya.

"Mau tau caranya ?" Ina sengaja menjeda. Drana mengangguk dengan antusias. "Berhenti jadi artis. Tapi, aku enggak pengen kamu ngelakuin itu." Ina langsung memberikan penjelasan di akhir mencegah kekasihnya untuk berbuat hal nekat seperti itu. Drana diam, hanya merenungkan isi hatinya sendiri.

"Udah, udah. Setiap bulan pembahasannya sama terus. Ayo kita latihan drama kamu aja, biar sekalian waktu shooting kamu bayangin ceweknya itu aku," kata Ina dengan semangat membuat Drana mengembangkan senyumnya. Drana mengeluarkan buku script dari kantongnya, dirinya memang tidak pernah lepas dari dirinya. Kalau diibaratkan mungkin itu seperti Drana adalah raganya dan jiwanya adalah buku scriptnya yang sudah lecek ini.

Ina mulai membuka buku tebal itu ke halaman yang sudah tampak lusuh dengan sticky note berwarna hijau di sana. Ina sangat hafal kebiasaan kekasihnya yang selalu menempelkan penanda berwarna hijau di tempat yang sedang dia baca.

"Aku mau kita putus!" Ina berteriak dengan nada tinggi dengan wajah marah kemudian menepis pelan tangan Drana yang ada di dekatnya. Drana langsung paham begitu Ina mulai berbicara, latihan aktingnya sudah diuji oleh Ina sekarang.

"Tapi, kenapa ? Aku salah apa?" tanya dia dengan wajah yang tampak terkejut kemudian masih berusaha untuk menyentuh Ina lagi walaupun akhirnya ditepis oleh Ina dengan kasar.

"Masih tanya kenapa ?" Ina berdecih pelan dan menyunggingkan senyum sinisnya. "Aku tanya satu hal. Siapa yang kamu prioritasin sekarang ? Aku atau sahabat kamu itu ?" tanya Ina dengan geram wajahnya sudah merah padam tampak begitu menjiwai.

"Dia cuma temen aku, Sher. Sementara kamu itu pacar aku !" Drana tampak frustasi dirinya sudah mengacak-acak rambutnya sendiri begitu kesal karena Sherly, tokoh yang ada di dalam naskah begitu tidak mempercayainya.

"Dulu kita juga temen. Semua itu awalnya dari temen Bima." Ina memberikan penekanan kata di akhir kalimatnya menegaskan bahwa sang tokoh wanita sudah lelah dengan segala omong kosong sang pria.

"Aku tanya sekali lagi kamu pilih dia atau aku?" tanya Ina dengan nada yang bergetar. Drana yang melihatnya agak takjub karena pacarnya itu bisa begitu mendalami peran yang bahkan pacarnya itu baru saja membaca sciptnya.

"Sher ..." Nada lirih dari sang lelaki sudah menutup kisah malam ini karena setelah itu sang wanita pergi dari tempat itu dengan tangis yang luas biasa.

***

Gantungan kunci beruang dari Drana

Gelang couple Drana x Ina

4 Oktober 2023

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro