Tetangga Menyebalkan - 6
Satu tahun berlalu, akhirnya kami memasuki awal semester lima. Ya, perjalanan cintaku pada Badru sudah genap dua tahun. Dan mulai akhir-akhir ini, Badru memilih membawa motor ke sekolah daripada berjalan kaki. Aku hanya bisa pasrah, menunggunya mengajaknya terlebih dulu.
Aku tidak pernah merengek meminta tumpangan, dimana Badru menawarkan, pasti aku mengiyakan ajakannya. Romantisnya kami berdua saat berangkat sekolah menggunakan motor. Terkadang dia sering menjahiliku dengan cara mengerem mendadak, refleks tanganku langsung memeluknya dari belakang. Sialan memang. Wajahku begitu panas, dan tak lupa pundaknya telak menjadi sasaran pukulan tanganku. Dia hanya bisa tertawa di balik helm. Melajukan kembali motornya dengan kecepatan standar.
Aku bingung, kenapa dia malah sering mengajakku berangkat bersama. Padahal aku takut sekali jika dia telah mempunyai pacar. Remuk hatiku jika hal itu benar-benar terjadi. Dia tidak pernah cerita pasal orang yang disukainya, tapi aku sering melihatnya bersama perempuan cantik di sekolah. Sudahlah, kubur saja dalam-dalam angan-angan gilamu, Kinan. Kamu tidak akan mendapatkannya.
"Kinan,"
"Apa, Bad?"
Dia membuka helmnya saat kami telah tiba di parkiran sekolah, "Aku minta maaf."
"Buat?"
"Minggu depan aku pindah rumah."
"Ke mana?"
"Jakarta."
Aku tersenyum kecut, "Lanjut kuliah?"
"Bapak beli apartemen baru, keluarga kami berencana tinggal di sana sementara waktu. Sekalian lanjut kuliah." dia menatapku memelas, "Kalau aku punya banyak salah, aku minta maaf, Nan. Jaga diri baik-baik."
Aku mengangguk. Seperti sembilu menghujam hati, mendengar Badru akan pergi aku hanya bisa diam. "Gak usah minta maaf. Baik-baik aja di sana. Dan yang terakhir, jangan pernah lupakan aku."
Dia tersenyum, mengusap puncak rambutku, "Aku tidak akan melupakanmu, Kinan."
Dan itu lah kata terakhir sebelum kami berpisah menuju kelas masing-masing.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro