Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2

Sudah 30 menit berlalu sejak perkelahian kecil itu terjadi. Kelas semakin ramai diisi oleh murid-murid lainnya dan siapa sangka bahwa (Name) sekelas dengan si kembar Miya.

Jujur saja (Name) suka dengan karakter kembar Miya, mereka terlihat sangat sempurna. Tapi, (Name) lebih memilih Osamu dibandingkan Atsumu. Bukannya tidak suka dengan Atsumu , (Name) hanya merasa jika ia berteman dengan salah satu dari mereka sepertinya Osamu lebih cocok dengan kepribadian (Name).

Ah, semakin lama dipandang mereka semakin mempesona, sangat jauh untuk di gapai. Padahal dulu mereka terasa lebih dekat walau tak nyata.

"Kau kenapa memandangku seperti itu? Dasar gila." Lho—kok Osamu judes gini ke (Name) , dia emang salah apa?

"Kau merasa aku memandangi dirimu? Aku sedang memandangi dinding di belakangmu yang lebih putih dari wajahmu itu, dasar sinting." Ucap (Name) kesal.

(Name) tarik kembali ucapan bahwa Osamu lebih cocok dengannya. Laki-laki yang berparas sempurna adalah orang yang menyebalkan.

"PFFT—Apa menurut mu Osamu kalah tampan dari dinding?" Ucap Atsumu yang ikut nimbrung dengan percakapan (Name) dan Osamu.

"Iya, karena wajah kalian kembar dinding itu lebih menarik dari kalian berdua," ucap (Name) sambil memalingkan wajahnya ke arah yang berlawanan.

"Lho kalau dindingnya menarik kenapa memalingkan wajahmu? Bilang saja kau suka dengan kami tidak usah munafik seperti itu, aku banyak menjumpai wanita-wanita yang sok jual mahal sepertimu bilangnya tak tertarik pada akhirnya mereka menyatakan perasaan seminggu setelahnya,"

Jujur saja (Name) memang suka pada mereka tapi hanya sebagai Karakter fiksi, sekarang saat mereka menjadi nyata rasa suka itu sirna bagaikan debu. Tapi, mereka ada benarnya juga bahwa (Name) munafik tidak ingin mengakui ketampanan mereka. Sialan.

"Iya, aku suka wajah kalian tapi tidak sebagai manusia, kalian sama busuknya dengan yang lain." Ucap (Name) kesal, kedua lawan bicaranya hanya memandang remeh ke arah (Name), karena guru sudah datang ke dalam kelas mereka menyudahi perdebatannya.

(Name) melewati pembelajaran dengan lancar , jujur saja ia sedikit terkejut dengan betapa dinginnya perlakuan kembar Miya kepadanya , apakah ini disebabkan oleh dirinya yang di kucilkan atau ada cerita (Name) dari dunia ini yang tidak ia ketahui? , Jujur saja (Name) pusing.

Selagi ia sibuk dengan pikirannya sendiri bel makan siang berdering, (Name) memutuskan untuk makan di kantin karena dia lupa membuat bekal. Di saat sampai disana sang gadis memesan Karaagedon dengan kuah Kare.

Setelah mendapatkan makanan yang ia pesan (Name) membawa nampan makanannya dan mencari tempat duduk di kantin. Tapi, semua tempat sudah di penuhi oleh kelompok-kelompok anak remaja lainnya.

Disana ia melihat satu tempat kosong di sebelah seseorang yang ia sangat kenal. Jika (Name) di dunia ini memiliki status orang-orang yang sama dengannya, apakah (Name) di dunia ini memiliki pacar yang sama dengannya?

(Name) pun memutuskan untuk duduk di sampingnya Kyuba Ryuto, pacar (Name) atau itulah statusnya di dunia asal (Name) dulu.

"Ryu, apa aku boleh duduk di sampingmu?" Tanya (Name) yang tentunya dibalas senyuman oleh lawan bicaranya.

"Tentu, memang kenapa pacarku tak boleh duduk di sampingku?" Nah, benarkan dugaan (Name) ternyata mereka memang masih pacaran.

(Name) pun duduk disampingnya dan memakan santapannya dengan tenang. Ryuto dan temannya sedang asik menggosipkan kakak kelas tiga yang sedang populer iya, Ryuto sedang membahas gadis lain di samping pacarnya sendiri. Tapi, (Name) sih sudah biasa dengan kelakuannya.

Saat sedang enak-enak nya memakan Kare kesukaannya, name ditumpahkan makanan ke kepalanya oleh seseorang. Iya, makanan itu ditumpahkan oleh Riyuna.

"Ah, maaf aku kira kau tong sampah." Ucap Riyuna tertawa dengan pengikutnya. Ryuto?, Ah dia pura-pura tidak kenal dengan (Name) dan menyibukkan diri dengan teman-temannya.

Ya, (Name) sih sudah tahu bahwa eksistensinya sama sekali tidak penting bagi mereka, tapi bukankah ini keterlaluan?...

(Name) pun dapat melihat meja di sampingnya yang di duduki oleh Kembar Miya, Suna , dan beberapa kakak kelas lainnya dari klub Voli laki-laki. Apa mereka tidak mencoba membantu? Mereka sibuk dengan makanannya masing-masing.

Haha, sepertinya (Name) sudah mengerti karakteristik (Name) di dunia ini. Pengecut bukan karena ingin, ia memang tidak bisa melawan karena tidak ada satupun yang menganggapnya sebagai makhluk hidup. Tapi, dia bukan (Name) dari dunia ini, dia adalah orang yang berbeda.

Fuck that shit, i don't wanna be that kid.

BRAK!

(Name) menggebrak meja dengan kencang mengambil perhatian orang-orang di ruangan itu.

"Kau, apa-apaan kau?!" Pekik Riyuna kaget. (Name) murka , ia menumpahkan sisa kare nya ke kepalanya Riyuna, sayang sih tapi tidak sopan jika kita tidak membalas kebaikan mereka kan?

"Makasih banget loh ya, karena kamu aku gak harus buang sisa makanan ku jauh-jauh ke tong sampah," ucap (Name) dengan senyuman penuh kemenangan, meninggalkan Riyuna dan pengikutnya ke toilet membersihkan rambutnya dan beberapa sisa makanan di bajunya.

Setelah memastikan penampilannya sudah lebih rapih dari sebelumnya (Name) keluar dari toilet menuju kelas. Untung saja ia dapat membersihkannya sebelum kelas mulai. Sesampai di kelas (Name) melihat beberapa murid menatapnya dengan aneh.

(Name) pun melihat mejanya yang penuh dengan tulisan hina.

"Mati saja kau, kau wanita lacur, sampah , anjing , manusia tidak berguna ,  anak haram, haha, sangat lucu. Kalian pikir dengan tulisan seperti ini aku akan menangis dan memohon-mohon pada kalian?, Brengsek!" Teriak (Name) memberitahu siapapun yang menulis tulisan itu namun, sepertinya Osamu merasa terganggu dengan (Name).

"Hey, kalau kau haus perhatian cari tempat lain saja, kau mengganggu tidurku," ucap Osamu melotot kepada (Name).

"Kalau kau mau datang ke sekolah hanya untuk tidur , lakukan di tempat lain saja sialan!" Ucap (Name) tak mau kalah, tapi sepertinya lagi-lagi perdebatan mereka terganggu.

"Kalian!, Cepat duduk di bangku masing-masing kelas akan segera saya mulai!" Ucap Terada-sensei saat memasuki kelas. (Name) dan Osamu terpaksa harus melanjutkan pertengkaran kecil mereka di lain waktu.

Tapi, (Name) heran apa guru-guru disini tidak sadar dengan Mejanya yang penuh coretan ini? Apakah mereka tidak sadar bahwa (Name) di dunia ini dibuli oleh murid-muridnya? Atau mereka menutup mata mereka seolah-olah mereka tidak sadar?, Guru sialan.

-TBC-

04/01/2021
Daadsaa




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro