1
"hmm, coba ku lihat di sini tertulis bahwa aku tidak ada teman dekat persis seperti di dunia asalku,"
Jadi sesampai dirumah sang gadis mencari tahu latar belakangnya dan kebetulan menemukan buku diary yang mirip dengan yang ia punya dulu di dunia asalnya.
Disana tertulis beberapa hal tentang sang gadis yang tentunya hal yang sudah ia ketahui sangat jelas. Iya, yang tertulis di diary itu sama persis dengan apa yang ia alami di dunia asalnya namun ada beberapa perbedaan.
1. Karena orang tua (Name) cerai ia disuruh tinggal mandiri. Dulu di dunia asalnya sih (Name) tinggal sama ayahnya yang lumayan keras jadi hal ini cukup menguntungkan baginya.
2. Ibu (Name) disini tertera sudah menikah dengan laki-laki lain yang sudah memiliki anak seumuran (Name) tapi tidak disebutkan namanya disini.
3. Disekolah (Name) tidak hanya dikucilkan tapi di buli secara fisik dan mental. Tunggu bukankah ini lebih parah?...
Sepertinya (Name) tidak bisa mengandalkan ingatan dari dunia asalnya sepenuhnya karena sepertinya kisah (Name) yang di dunia ini sedikit berbeda dengan kisahnya.
"Ah, aku jadi makin malas pergi ke sekolah..." (Name) pasrah saja dengan takdir walaupun ia memiliki kehidupan kedua tidak ada yang berbeda dengan kehidupannya yang lama, mungkin lebih parah? Entahlah.
Tapi, (Name) sedikit bersemangat karena dunia ini adalah dunia dua dimensi. Di anime yang ia sering tonton terlihat bahwa mereka hidup dengan akhir yang bahagia, mungkin dengan dirinya masuk ke anime Haikyuu ia menjadi peran penting dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik?...
Mungkin saja ia bisa mendapatkan peran utama wanita dan dicintai oleh karakter-karakter haikyuu? Punya Harem gitu mungkin?
Ah, mungkin saja nanti ada Ikemen yang nolongin dia saat sedang berada dalam situasi krisis. Kayak di shoujo manga yang ia suka baca di mangapo.
"Buktinya kemarin Kita-san nyelametin aku pas tenggelem terus dia keliatan sedih banget pas aku nyoba bundir apakah ini pertanda aku jadi pemeran utama wanita?,"
Iya, (Name) sibuk dengan haluannya. Mungkin karena sudah terlalu lelah dengan kehidupannya ia menjadi lebih bodoh dari biasanya.
(Name) pun memutuskan untuk beristirahat di kamarnya dan berharap hari pertama ia masuk sekolah di Inarizaki besok menjadi pengalaman yang menyenangkan baginya.
____
Terkadang disaat ia tertidur ia suka memimpikan masa-masa ia masih kecil. Iya, (Name) suka memimpikan kedua orangtuanya walaupun tidak ada kenangan indah untuk diingat.
"(Name) kau harus lebih giat belajar, kalau bisa kau harus masuk kelas IPA."
"(Name) kau kan sudah masuk kelas IPA, jangan sampai kau mempermalukan ku pada gurumu karena nilaimu,"
"Kalau bukan karena aku hamil dirimu saat itu aku takkan rela menikah dengannya,"
"Dimasa ku dulu orangtuaku akan memarahiku dengan memukulku dengan tali pinggang, apa aku harus terapkan kepadamu agar kau mengerti?!"
Ingatan itu masih terukir di kepala sang gadis, rasa sakit itu masih membekas di hatinya. Walaupun menyakitkan tapi hanya itu saat-saat orangtuanya memiliki ekspektasi padanya.
KRIING-KRINGGG-KRINGGG-KR-
"Hah..hah.." seperti kehilangan napas gadis tersebut terengah-engah saat terbangun dari mimpinya.
"Mimpi itu lagi, orangtua sialan." Ucap (Name) sambil menenangkan dirinya.
(Name) pun melihat jam alarmnya, terlihat disana bahwa sekarang menunjukkan pukul 4 subuh. Sepertinya (Name) di dunia ini suka bangun lebih awal darinya. Menyebalkan.
Karena sudah tidak mengantuk sang gadis memutuskan untuk bersiap-siap ke sekolah. Mandi, memakai seragam , sedikit berdandan agar tidak terlihat pucat , memasak , menyiapkan buku dalam tas dan kebutuhan lainnya , dan memakan sarapannya.
Tidak seperti yang (Name) duga ternyata hidup sendiri lebih gampang dari yang ia kira, dulu saat ia tinggal dengan ayahnya setiap pagi sang gadis pergi tanpa sarapan dan hanya makan makanan dari kantin.
Untuk masalah uang di dunia ini ternyata sudah disediakan oleh kedua orangtuanya melalui kartu kredit yang mereka berikan, mereka memutuskan untuk memberi uang bergantian setiap bulannya.
Setelah selesai menyiapkan semuanya sang gadis memutuskan untuk berangkat lebih awal, udara segar adalah pertanda baik bahwa hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan.
Terlihat gerbang sekolah Inarizaki semakin jelas setiap sang gadis melangkah mendekat. Suasana sekolah tersebut lebih segar dari sekolahnya dulu.
Kalau letak sekolah sama apakah letak kelas sang gadis juga sama? Iya, betul sekali. Seperti yang (Name) duga letak kelasnya dan tempat duduknya sama persis dengan dunia asalnya dulu.
Tapi, (Name) sedikit khawatir dan ragu semenjak ia menapakkan kaki di dunia ini semua terasa lebih gampang dari yang ia duga, apakah dunia Haikyuu ini sebenarnya Surga yang menjelma?...
Entah mengapa sang gadis merasa ada yang tidak beres, seolah-olah sesuatu yang buruk akan menimpanya sebentar lagi.
"Wah siapa ini? (Fullname) ternyata kau masih berani untuk datang ke sekolah ya~"
Ah, tentu saja (Name) hampir lupa bahwa di dunia ini ia dibuli secara fisik di sekolah dan siapa sangka ia akan bertemu wanita cabe sialan ini lebih awal.
"Ah, Riyuna ada perlu apa kau? Dan mau aku sekolah atau tidak kan bukan urusanmu." Balas (Name) tidak mau kalah, Riyuna hanya menatap (Name) terkejut.
Kenapa Riyuna harus terkejut seperti itu saat (Name) melawan? Apa jangan-jangan (Name) dunia ini adalah seorang pengecut? Yang benar saja.
"Wah kau sudah bisa melawan ternyata, sebenarnya siapa yang mengajarkanmu menjadi sombong seperti ini?" Ucap Riyuna sambil menunjuk-nunjuk dahi ku.
"Apa egomu menjadi lebih besar karena aku membiarkanmu lepas terakhir kali?, Lihat saja nanti kau takkan bisa membuka mulut kotormu lagi." Ucap gadis gila itu , meninggalkan (Name) geram di kelasnya.
Baru saja senang dengan kehidupannya, (Name) harus mendapatkan masalah yang merepotkan yang benar saja?...
-TBC-
04/01/2021
iya gaes ceritanya ini masih pengenalan background dulu ya gaes nanti chapter selanjutnya karakter haikyuu bakal aku munculin. Ceritanya rada nyelow jadi mohon di maklumkan.
- Daadsaa
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro