Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 4

"Satu iced americano dan satu croissant," ucap Krystal pada Mbak di belakang kasir sembari memberikan kartu kreditnya.

Kemudian, wanita berusia dua puluh lima tahun itu membawa tubuhnya ke salah satu kursi yang kosong. Senyum cerahnya sama sekali belum menghilang sejak di mana Riki sudah mentransfer sejumlah uang padanya. Tentu saja Krystal yang lama tidak menikmati kemewahan langsung membuat list barang belanjaan yang dia inginkan.

Riki adalah pria yang loyal dan Krystal suka dengan fakta itu. Dia senang dengan Riki yang selalu bertanya dia mau apa dan sedang membutuhkan apa. Padahal ini baru hari kedua mereka berkencan.

"Ini pesanannya, Kak."

Krystal tersenyum dengan tatapan excited.  Rasanya dia sudah sangat rindu dengan menu favoritnya ketika mengunjungi Cafe ini.

"Terima kasih," balas Krystal dengan nada ramahnya.

Baru saja Krystal mengangkat minumannya, satu celetukan mengesalkan ia dengar.

"Oh, Mbak selingkuhan Riki ada di sini juga?"

Tanpa melihat pun, Krystal sudah tahu itu suara siapa. Lagi pula hanya ada satu orang yang mengetahui dirinya adalah selingkuhan Riki. Albirru si manusia tukang ikut campur.

Krystal menyorot dingin dengan wajah datar pada Albirru yang langsung mengisi tempat duduk kosong di depannya. Krystal menendang kaki si lelaki.

"Nggak nerima orang di meja ini," kata Krystal sewot. Dia sudah bertekad untuk tidak berbicara dengan teman Riki yang satu ini. Bahkan untuk sekedar bertemu saja Krystal tidak kamu.

Albirru mengangguk-anggukan kepalanya. "Pantas siluman kayak lo bisa duduk di sini."

Krystal mendelik, baru kali ini ada yang mengatai dirinya siluman.

"Orang yang dimaksud itu elo, Albirru."

Lelaki itu hanya mengedikkan bahunya tak peduli. Membuat Krystal memijat kepalanya yang mendadak mau pecah. Padahal niatnya datang ke cafe ini untuk memulai hari yang bahagia. Namun, karena bertemu dengan Albirru, hari bahagia yang dia rencanakan tidak akan ada.

"Banyak tempat kosong, duduk di tempat lain aja," kata Krystal mengusir.

"Gue pergi setelah gue ngomong," balas Albirru yang langsung merubah wajahnya menjadi serius.

Laki-laki itu merubah duduknya menjadi tegal dan menaruh kedua tangannya yang tertaut di atas meja. Membuat wajahnya dan Krystal menjadi lebih dekat.  Krystal mengerjapkan mata, wajah Albirru memang tidak pernah gagal membuatnya terpesona.

Rahang tegas, hidung mancung, dan dahi yang menawan membuat Krystal jadi meneguk ludah. Pria di hadapannya ini hampir sesuai dengan tipe idealnya.

Andai saja Albirru tidak memiliki mulut yang pedas, Krystal pasti juga berusaha untuk dekat dengan pria itu.

"Mau ngomong apaan?" tanya Krystal setelah diam beberapa saat.

Albirru sudah membuka mulutnya, tetapi pelayan kembali datang mengantar pesanan Albirru.

"Terima kasih, Mbak," ucap Albirru.

Krystal menganga tak percaya melihat pesanan yang baru saja diantar oleh pelayan. Satu iced americano dan satu croissant. Persis dengan apa yang dia pesan.

Albirru juga sebenarnya kaget, tapi tidak selebay Krystal yang sampai membuka mulutnya.

"Riki sudah punya tunangan," kata Albirru santai. Namun, matanya memperhatikan wajah wanita di depannya dengan teliti. Dia ingin tahu ekspresi Krystal saat mengetahui fakta itu.

"I know," balas Krystal yang ikutan santai. Tubuh idealnya bersandar pada kursi.

"And than?"

"I don't care," balas Krystal sembari menatap Albirru.

Lelaki yang mengenakan kaos putih itu menghela napas tak percaya. Krystal ternyata memang perempuan yang mengencani laki-laki demi uang. Bahkan dia tidak peduli dengan kekasihnya yang sudah menjadi milik orang lebih dulu.

"Apa engga masalah berbagi pria seperti itu?"

Tentu saja akan menjadi masalah kalau Krystal melibatkan perasaan.

"I'm okay."

"Tapi mungkin tunangannya tidak."

"Itu bukan urusanku."

Karena Krystal tidak harus memikirkan orang lain. Dirinya adalah yang terpenting untuk saat ini. Tidak peduli Albirru akan berpikir apa tentang dirinya setelah ini. Karena lelaki itu sendiri juga sejak awal tidak menyambut baik dirinya.

"Biasanya wanita memiliki hati yang lembut," balas Albirru lagi. "Tapi ternyata ada juga yang bisa menyakiti hati wanita lainnya."

Krystal mengangkat kedua alisnya. "Lo ini ngomong apa? Kita ini manusia biasa yang bahkan tanpa sadar juga bisa menyakiti hati orang lain. Kayak lo misalnya."

Sejak awal, melihat cara bicara Krystal yang blak-blakan dan seperti tidak kenal takut itu, Albirru sudah menduga kalau wanita itu sangat keras kepala dan juga egois. Karena itu dia tidak kaget dengan respon Krystal yang seperti ini.

"Banyak cowok kaya lain yang masih nggak ada pasangan. Jangan jadi pelakor lah," ujar Albirru masih tidak ingin menyerah.

Krystal menyugar rambutnya ke belakang. Sebenarnya ada masalah apa si Albirru ini dengan dirinya? Lagi pula yang menjalani adalah Krystal dan Riki. Kenapa malah dia yang repot sendiri.

Oh, Krystal jadi kepikiran dengan sesuatu.

"Lo suka sama tunangannya Riki?" tuduh Krystal sembari memajukan tubuhnya. Tatapannya memicing tajam, berusaha mentudutkan Albirru untuk menjawab dengan jujur.

"Ngaco!"

"Bisa aja, kan, lo suka sama tungannya Riki. Terus nggak mau dia di sakiti sama si Riki makanya lo nyuruh gue buat gak jadi pelakor," kata Krystal semakin asal.

Albirru mendorong kepala Krystal menjauh. "Imajinasi yang bagus tapi lo totally wrong."

"Gue cuma nggak mau si Riki tersesat sama cewek liar kayak lo," kata Albirru semakin tajam.

Setelahnya lelaki itu membawa gelas dan piring croisaant ke meja yang lain. Meninggalkan Krystal dengan wajah kesalnya.

"Sialan!"

***

"Nggak masalah nih kalau aku yang datang? Nanti kamu ditanyain sama temen-temen kamu kalau bukan Kania yang datang."

Riki menarik tangan Krystal dan menciumnya dengan lembut. "Nggak apa-apa. Semuanya bakalan mengerti, kok."

Krystal tersenyum tipis. Image Riki memang sudah terkenal playboy dan troubel maker. Dan sepertinya lelaki itu juga tidak mengambil pusing tentang image buruknya.

"Makasih sudah bersedia datang bareng aku," kata Riki sebelum mereka turun dari mobil.

Krystal diajak untuk menghadiri reuni sekolah SMA oleh Riki. Beruntung Krystal sudah bisa membeli baju mahal sekarang, jadi, dia tidak perlu khawatir Riki akan malu jika berjalan bersamanya.

Krystal melingkarkan tangannya di lengan Riki. Mereka berdua nampak serasi dengan pakaian yang serba hitam dan merah.

"Rik!"

Riki menoleh pada ketiga temannya yang sudah datang lebih dulu. Ada dua perempuan di sebelah mereka, itu artinya ada satu orang yang tidak membawa pasangan. Riki membawa Krystal berjalan ke arah teman-temannya.

"Albirru yang tidak bawa pasangan," kata Riki seolah mengerti dengan apa yang Krystal pikirkan.

"Padahal ganteng begitu. Seharunya banyak yang mau sama dia," balas Krystal sembari terkekeh.

"Memang aneh dia."

"Krystal cantik banget," puji Aldo sembari memberikan pelukan singkat pada Krystal.

"Thank you," balasnya.

Albirru hanya menatap datar Krystal yang tampak sudah akrab dengan yang lain. Getaran dari ponselnya membuat Albirru langsung merogoh saku jas. "Gue angkat telepon dulu."

"Oke," jawab Aldo.

"Dia datang sendirian lagi," kata Riki begitu Albirru sudah pergi.

"Biasalah. Dia sama sekali nggak menggunakan wajahnya dengan baik. Padahal ganteng dan populer sejak dulu," balas Aldo sebelum menyesap wine.

"Dia populer banget?" tanya Krystal yang mulai penasaran.

"Banget," jawab Aldo lagi. Dia memang seperti wanita yang suka bergosip. "Tapi, ya gitu, sukanya sendiri. Nggak pernah gue liat dia deket sama cewek lain."

"Kenapa?"

Aldo mengedikkan bahunya. "Homo kali."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro