Bab 27
"Wow."
Krystal menutup mulut dengan tangan kanannya. Memandang tak nyangka pada layar ponselnya. Dia baru saja meng-upload beberapa foto bersama Albirru di akun instagram. Kemudian teman-temannya mulai kembali mengiriminya pesan.
Krystal menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa mereka masih memiliki wajah untuk menyapa dirinya sejak apa yang mereka lakukan waktu itu.
Krystal tidak akan pernah lupa bagaimana dirinya dipermalukan oleh teman-temannya hanya karena dia jatuh miskin.
"Tebel banget wajah mereka. Heran," gerutunya pelan.
"Siapa?" tanya Albirru.
Krystal menatap ke arah pintu, Albirru yang baru saja pulang dari restoran masih terlihat tampan meski bajunya sudah tidak serapi tadi pagi.
"Bukan siapa-siapa." Kryatal mengulurkan tangan. "Sini pinjem hape kamu."
Albirru mengerutkan dahi. Tapi meski begitu dia tetap memberikan apa yang diminta istrinya.
Begitu mendapat ponsel suaminya, Krystal langsung membuka aplikasi instagram. Dia merepost semua story yang sudah dia upload di akunnya.
"Ngapain, sih?" tanya Albirru yang berjalan mendekat.
"Bikin story di igeh. Akun kamu ini udah kayak sampah tau, nggak pernah di sentuh sama sekali," ujar Krystal.
Albirru memang bukan tipe orang yang senang upload story ataupun status. Seumur-umur dia tidak pernah melakukannya karena menganggap itu tidak perlu. Padahal Albirru memiliki cukup banyak followers.
"Bahkan terakhir foto yang kamu upload aja itu dua tahun yang lalu, Ar," seru Krystal lagi.
Albirru mengedikkan bahunya. "Aku bukan orang sosmed kayak kamu, Krys."
Lelaki itu melepas kemejanya, dan tidak peduli sudah seberapa sering Albirru melalukan itu di depan Krystal, wanita itu selalu memberikan reaksi yang sama. Mata membulat dan mulut yang terbuka lebar.
Albirru mengusap wajah Krystal membuat wanita itu memasang wajah malasnya. "Jangan mupeng gitu, Krys."
Wanita dengan rmbut kuncir kuda itu menepuk pelan bahu suaminya. "Enak aja mupeng. Udah sana, mandi."
Albirru mendengus, namun tetap menurut. Dia masuk ke dalam kamar mandi.
Krystal yang sudah tidak lagi melihat suaminya kembali fokus memeriksa layar ponsel Albirru. Dia terkejut ketika banyak sekali pesan masuk namun tidak ada satu pun yang dibuka oleh suaminya itu. Kebanyakan memang dari perempuan.
Krystal berdecak. "Nggak pernah balas pesan, jarang upload foto, nggak pernah buat story. Dia ngapain, sih, punya akun instagram? Heran!"
***
"Kak?"
Kaisar berjalan mendekati Krystal yang sedang menyiram tanaman di teras rumah. Remaja yang baru saja bangun tidur itu ikut berjongkok di sebelah kakaknya.
"Kalau masih ngantuk ngapain bangun?"
"Ya temen-temen lo DM gue mulu," balas Kaisar dengan jengkel. Ia menyodorkan ponselnya pada Krystal, membuat wanita itu dengan bingung meraihnya. Ia membaca pesan yang dikirimkan Diana dan Devano lalu mengumpat kecil.
Ternyata mereka tidak hanya berhenti dengan mengirimi dia pesan. Adiknya sampai ikutan diusik begini mereka maunya apaan coba?
"Gue blok semua nih lama-lama," lanjut Kaisar lagi.
"Ya udah blok aja," balas Krystal santai. Dia sendiri sudah malas meladeni geng yang sempat menjadi kebanggaannya itu. Karena ternyata mereka semua adalah sekumpulan bangsat yang bisa menyerang temannya sendiri.
"Temenan sama mereka nggak ada salahnya lagi, Kakak kan sama sekali nggak ada temen selain mereka. Mungkin hubungan kalian bisa diperbaiki," ujar Kaisar. "Lagi pula sekarang Kakak ada Kak Birru, dia kaya dan tampan. Temen-temen Kakak nggak bakal meremahkan Kakak lagi," lanjut remaja itu.
Krystal tidak memberikan balasan. Wanita itu hanya diam, merenung dengan semua yang Kaisar katakan. Dia memang telah memiliki Albirri di sisinya, lelaki itu kaya dan tampan. Albirru memiliki semua yang bisa dia banggakan pada teman-temannya. Jadi benar yang dikatakan Kaisar, Devano dan yang lainnya tidak akan meremahkan dirinya.
Terlebih lagi mereka yang menghubungi dirinya duluan. Krystal yakin mereka sudah tahu kalau hidupnya sekarang sudah kembali membaik. Karena itu mereka mau kembali menjalin pertemanan dengan dirinya.
***
Krystal sudah berdandan dengan pakaian yang rapi. Dia memakai atasan crop top warna hitam yang dipadukan dengan kulot berwarna sama. Rambutnya dibiarkan terurai panjang sampai punggung.
"Mau ke mana?"
Krystal tersentak ketika tiba-tiba mendengar suara Albirru. Wanita itu menoleh, menemukan suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Mau ketemu temen bentar," jawab Krystal. Dia menyemprotkan parfum ke leher dan telapak tangan kemudian berbalik. Berjalan cepat menuju suaminya dan menngecup bibir Albirru yang masiu basah.
"Nggak akan lama. Aku akan pulang cepat," kata wanita itu.
"Ini pertama kalinya kamu bilang keluar sama temen setelah kita menikah." Albirru memeluk pinggang istrinya dengan mesra. "Apa temanmu orang yang baik?"
Krystal menekuk bibirnya. Lalu menggeleng sebagai jawaban.
"Jadi mereka bukan orang yang baik?"
Wanita itu mengangguk.
"Kalau begitu jangan keluar," balas Albirru.
Krystal mengerutkan dahi, ia memasang wajah sedihnya. "Mereka memang bukan teman yang baik tapi karena itu lah aku suka mereka."
Albirru berdecak kecil, tidak mengerti dengan jalan pikiran istrinya. Tapi Albirru sadar kalau dirinya sendiri juga seperti itu. Aldo dan Riki adalah orang yang berengsek, tapi dia tetap nyaman berada di circle yang sama.
"Kalau gitu biar aku antar," kata Albirru sembari menyingkir dari pelukan istrinya. Bersiap mencari pakaian yang akan dia gunakan. Namun sebelum ia membuka lemari, Krystal sudah lebih dulu mengulurkan satu kaos lengan panjang dengan celana santai.
"Nggak perlu di antar, aku bawa mobil sendiri aja."
"Yakin? Kamu pasti akan pulang malam, kan?"
Wanita itu menggeleng. "Tidak akan lebih dari jam sepuluh malam."
"Itu termasuk malam, Krystal."
Krystal menghela napas panjang. Dia janji akan menemui temannya di club, kalau sampai Albirru tahu ia yakin suaminya itu tak akan mengizinkan.
"Ayolah, Ar. Aku cuma mau pergi sendiriam. Janji nggak akan sampai malam," ucap Krystal dengan suara manjanya.
"Boleh, ya?" katanya lagi. Krystal berjinjit, menciumi wajah Albirru sampai membuat lelaki itu merasa geli sendiri.
"Ya udah, okay. Kamu boleh pergi sendiri."
***
Sudah lama rasanya Krystal tidak menginjakkan kakinya ke Club. Terakhir saat dirinya dipermalukan karena ketahuan mencuri. Itu hari yang sungguh sial bagi Krystal, apalagi dia juga ditolak oleh Albirru waktu itu.
Wanita cantik itu menyampirkan rambut panjangnya ke bahu kanan. Kemudian dengan percaya diri melangkahkan kakinya memasuki Club. Sama seperti sebelumnya, akan banyak orang yang memperhatikan dirinya. Bahkan meski Krystal tidak memakai pakaian yang sexy.
"Hai, Krystal, di sini."
Krystal menoleh ke salah satu sofa setengah lingkaran. Menemukan teman-temannya yang sudah duduk di sana. Sudah banyak pula minuman dan camilan yang tersaji di atas meja. Kryatal tersenyum miring, mereka benar-benar tidak tahu malu.
"Hai, besties."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro