Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bagian VII


Tangan kekarnya terasa sekali memijat penatku. Aku sampai merinding karena pijatannya begitu nikmat. Tapi sungguh aku lengah ketika pipiku dicurinya.

"Curaaaaaaaaang! Aku gak iklas pokoknya.."

"Hahaha... Itu upah memijatimu, Sayang."

"Enggak sepadan. Hmmm..."

Meski aku bahagia terhadap perlakuannya menciumku, aku pura-pura bersungut-sungut. Aku yakin pipiku memerah karena ciummannya. Semprul itu terkikik sambil memegangi perutnya.

"Asem, dasar semprul! Najis!" Aku benar-benar manja sama sepupuku ini. aku pura-pura mewek karena ciumannya. Bang Ir langsung meraih pundakku dan kepalaku disandarkan ke bahunya. Dengan lembut den penuh kasih sayang ia membelai-belai rambutku.

"Maafkan abang, Sayang. Abang sengaja."

"Curang! Jahat!"

Dekapannya sungguh hangat dan sangat melindungi, mengayomi, dan aku sangat nyaman di dekapannya.

"Nanti malam bobo sama abang kan?"

"Enak saja!" bentakku sambil meremas mulutnya.

"Alah, tidak ingat dulu ya. Sebelum mencium ketek abang mana bisa bobo kamu, sayang."

"Bohong. Ngapusi!"

"Tanya bulek kalau kamu enggak percaya. Iya kan bulek?" Mama tidak menjawab, mungkin hanya tersenyum dikulum.

"Enggaaaaaaaaak, bohong!" bentakku lagi.

"Ajak abangmu makan, Wi," sela mama. Suaranya sember seperti ember dari ruang makan.

"Iya, Ma. Tuh suruh makan!"

"Yuk makan, abang suapi seperti dulu. Eh ingat enggak, dulu sebelum berangkat sekolah, aku loh yang nyuapin makanmu. Kalau enggak aku suapi, kamu tahan lapar."

"Itu dulu, Abaaaaang!"

"Lah kalau sekarang kan malah lebih asik to abang suapin."

"Suapin kucing aja sana."

"Iya. Kucing itu namanya Dewi Ariyani."

"Jahat! Jahil!"

Jujur sebenarnya jika Abang menyuapiku, pasti aku bahagia sekali. Aku betah sekali bermanja-manja di dekatnya. Ada enggak ya laki-laki seperti ini lagi di jagad ini? Suara itu menggaung kesepian di dalam dadaku sendiri. Jika ada aku ingin memilikinya, sungguh tidak ku pedulikan misalnya dia tidaklah tampan seperti Arjuna.

Aku dan Bang Ir duduk berdampingan di meja makan. Mama duduk diseberang kami. Mama melayani bang Ir. Mengambilkan piring, sendok, dan menyajikan nasinya sekalian. Mama sangat sayang kepada Bang Ir. Konon waktu bayi, mamalah yang mengasuhnya. Makanya Bang Ir sangat dekat dengan Mama.

"Pakde dan Bude sehat, Ir?"

"Sehat, Bulek."

"Tinggal berdua saja mereka?"

"Sama cucunya. Anak Mas Im. Lah Hendra semester berapa sekarang, Lek?"

"Semester tujuh, tapi malasnya minta ampun."

"Andre masih bekerja di Teknika Group?"

"Masih. Dia kan Arsitek andalan, Ir. Kamu sendiri bagaimana? Betah di sana?"

"Dibetah-betahkan, Bulek."

"Ya jangan terpaksa. Sudah ada gadismu?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro

Tags: