Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Mr. Right For Now - 6.1 Kencan Pertama


Question of the day: nasi padang atau nasi liwet?

Jangan lupa vote, komen, share cerita ini dan follow akun WP ini + IG @akudadodado

Thank you :)

🌟


"Kamu lagi apa?" Ekata turun setelah dia menidurkan Alma karena ini sudah pukul delapan, sudah waktunya dia tidur nyenyak selepas memaksakan diri untuk membuka mata dan berakhir dengan kepala kecilnya yang terjatuh di pundak ayahnya.

"Lagi mikirin penawaran yang aku dapat dari media sosial."

Ekata akhirnya duduk di sebelahku, satu tangannya bersandar di belakang sofa tempatku duduk. "Tawaran apa?" Tanpa ocehan Alma dan mainannya yang berantakan di lantai, rumah ini sangat sepi. Untuk ukuran bayi dengan tubuh kecil, suaranya seramai pasar.

"Orang nawarin beli celana dalam bekas aku pakai sama kaos kakinya juga. Dia mau beli belasan juta."

Ekata kali ini melonggokkan kepalanya ke ponselku, membacanya perlahan. Ekspresinya berawal dengan bingung, bergeser ke marah, lalu matanya berkilat usil. "Iyain aja. Bisa kita bisnisin. Aku yang pakai. Rasain tuh bekas penis sama bekas keringet orang kerja." Dia terbahak sendiri yang lalu aku ikuti karena tawanya yang mengular. Dan ide itu tidak bisa dibilang buruk untuk mengerjai orang mesum di luar sana.

Aku semakin geli saat membayangkan mereka menciumi celana dalam bekas dipakai Ekata. Memangnya karena kontenku berisikan olah raga dan aku yang memasak, mereka bisa seenaknya begitu?

"Enggak, deh. Uang yang Bang Tata kasih lebih dari cukup. Ini aja aku dibilang punya gadun karena semakin kinclong."

"Siapa yang bilang?"

Ekata menaikkan kedua alisnya. Jika tadi dia hanya sekejap saja menunjukkan kemarahannya, yang sekarang sedikit lebih lama. Aku membasahi bibirku, menimbang apa yang perlu aku sensor. Nama. Nama adalah satu-satunya yang harus aku sensor. Juga ada yang perlu aku perhalus. "Ada. Orang kantor. Aku denger waktu di toilet. Katanya, aku berubah banget, terutama ponsel yang baru aku beli. Dengan penagih yang datang dulu, nggak mungkin aku bisa beli apa-apa tanpa ada yang bayarin." Aslinya yang mereka katakan adalah "Dia pasti jual diri atau konten dewasa atau jadi peliharaan om-om. Lo lihat nggak HP keluaran terbarunya dia? Hutang ratusan juta gitu nggak mungkin hilang dalam sekejap. Jijik banget gue sama orang kayak gitu. Masih ada muka buat ke kantor setelah bikin heboh sama masalah pribadinya."

Aku mau sakit hati juga tidak bisa. Nyatanya memang Ekata membayar seluruh hutangku dan aku menjual diri sebagai istrinya. Yang mereka bicarakan adalah fakta, hanya detailnya yang berbeda. Aku tidak berniat membagi setiap detail kehidupanku dengan orang yang sudah memiliki persepsi buruk sejak awal, jadi aku membiarkan mereka mengoceh. Tidak ada gunanya juga mengoreksi orang lain, mereka akan tetap melihatku seperti yang mereka mau.

Tawaku keluar untuk meringankan suasana kami. "Padahal kan Bang Tata masuknya honey daddy. Uangnya nggak terbatas. Tapi yang didanain aku aja, kan?" candaku.

"Danain kamu aja nggak kelar-kelar," balasnya juga dengan banyolan, tapi dia tidak melepaskan topik ini. "Apa yang orang kantor bilang ganggu kamu?"

"Sedikit. Kalau diomongin di belakang aku nggak masalah, asal nggak denger atau aku nggak tahu."

Aku menyepelekan perasaanku. Ini jauh lebih banyak dari sekedar kata sedikit. Aku terganggu karena persepsi orang terhadapku masih sangat aku pikirkan. Ini adalah hal yang paling susah aku abaikan: bagaimana mereka melihatku dari kacamata mereka. Namun, tidak ada yang bisa aku lakukan karena aku tidak mau mereka tahu kalau aku sudah menikah dan suamiku yang membiayaiku. Kebetulan, suamiku adalah seorang aktuaris di kantor tempatku bekerja.

Membawa Ekata ke dalam lingkaran gosip burukku hanya akan menambah rumit semuanya.

"Kamu bisa belajar buat nggak peduli omongan orang."

Aku melipat satu kakiku ke atas sofa, duduk menghadap Ekata yang kini berpangku tangan. Masih dengan lengannya di punggung sofa belakangku. Sofa ini untuk tiga orang, tapi dia memilih duduk menempel denganku. Aku mau mundur, tapi mata Ekata seolah menantangku untuk melakukannya. Aku adalah orang yang tidak mau ditantang dan tidak mau mengalah, jadi aku duduk diam di tempatku yang dihadiahi satu sudut bibir Ekata yang terangkat ke atas.

"Gimana caranya supaya bisa kayak Bang Tata yang nggak peduli omongan orang gitu?"

Kelima ujung jari tangannya yang menganggur memegang puncak kepalaku, membuat gerakan mengurut dua kali. "Kamu pilih-pilih mana yang harus kamu pikirin. Exhibit a: aku."

Aku memutar bola mataku dan dia tertawa. "Aku dulu sempet mau bikin akun si kipas itu yang isinya konten dewasa. Saking aku nggak mau diajak nikah sama Bang Tata."

Bukannya tersinggung, Ekata malah tertawa. "Terus kenapa nggak jadi?"

Aku tidak tahu kalau mudah untuk berbicara dengan Ekata. Atau aku memang perlu teman untuk berbicara dan hanya dia yang sekarang bisa aku ajak untuk berbagai karena kami berada di dalam kapal yang sama. Ditambah dia jug atahu hampir semua hal memalukan yang terjadi kepadaku. Hampir.

"Kejatuhan cicak. Tahu kan kalau kejatuhan cicak itu pertanda buruk? Jadinya aku nggak jadi, deh. Terus kepikiran juga bikin akun alter buat jualan konten. Tapi aku ngeri ketangkep. Bukannya hutangku lunas, malih makin numpuk dan masuk penjara. Bonusnya, kontenku beredar di medsos."

Ekata kembali tertawa bersamaku. "Sini, aku aja yang beli kontennya. Hak eksklusif tapi, kamu nggak boleh sebar ke yang lain."

Aku mendengkus. Si buaya ini. "Ngapain? Nggak usah pakai itu juga Bang Tata transfer ke aku setiap bulan."

Cowok di sebelahku tersenyum. "Pergi kencan yuk sekarang. Hari Sabtu, hari kita kencan."

"Alma?"

"Sebentar lagi nanny dan Ibu datang."

"Percaya diri banget kalau aku iyain?"

"Kamu yang janji. Kamu nggak mungkin ingkar, kan?"

Aku manyun soalnya Ekata benar, "Kita mau ke mana?"

"Nonton aja. Kalau ditutup dengan makeout juga aku nggak nolak."

Aku melemparkan bantalan sofa ke wajahnya yang menyengir. Kakiku berdiri dan langsung menuju kamar. "Aku ganti baju dulu sama siap-siap."

7/10/23

Apdet lagi November atau saat bintang 450 dan komen 250. Tenang, kalau nggak sampai tetep update kok November nanti.

Oh, ada cerita baru dari geng buaya slash gigolsnya Jessica. Judulnya Rent a Date, ini office romance antara bos dan sekretarisnya. Masih romcom :)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro