Mr. Right For Now - 2.4 Kenal Nggak Kenal
Jangan lupa vote, komen, share cerita ini dan follow akun WP ini + IG @akudadodado.
Thank you :)
🌟
Aku menyengih mendengar nada sombong Ekata. "Let's say I entertain your idea, lalu apa?"
"Ya, menikah." Ekata melihat wajah tidak puasku mendengar jawaban singkatnya. "Oh, maksud kamu kayak nikah kontrak gitu? Dengan perjanjian dan lain sebagainya?"
Aku mengangguk. Aku perlu tahu aku mengadakan perjanjian dengan iblis yang sekali terjerumus aku tidak bisa keluar lagi, atau aku masih memiliki opsi untuk keluar dan kabur sejauh mungkin.
"You got the upper hand. You set the rules and we will work through it together."
Aku tidak merasa aku punya kelebihan dibandingkan Ekata. Atau dia lebih desperate dibandingkanku? Kalau dilihat-lihat, hutangku punya jangka waktu dan bisa berakhir buruk jika tidak dibayar. Sedangkan dia bisa melenggang dan menjatuhkan pilihan pada cewek lain.
Namun, aku mencoba menghiburnya dengan ide ini dan membuat peraturan pertama. "No sex."
"Like no sex forever, or no sex until we both agree to do the deed?" Aku baru mangap tapi Ekata sudah mengangkat jari telunjuk untuk menghentikanku. "Sebelum kamu bilang hal lain yang bikin aku sakit kepala; I'm a die hard monogamous. I expect the same thing from my partner."
Cara Ekata mengatakannya tanpa senyum dan sedikit terdengar jengkel membuatku menelan ide yang sudah menggumpal di kerongkongan. Bukannya aku mau jajan di luar juga, aku punya nakas penuh dengan berbagai macam jenis sex toys di kosan. My happy drawer. I'm pretty much capable to scratch the itch myself, tapi aku tahu kalau cowok seperti Ekata punya kebutuhan. Kalau dia tidak mau keluar, aku mulai harus memikirkan solusi, seperti membeli mainan yang deep throat thingy? Atau yang paling ekstrem sex doll. Siapa tahu dia punya kecenderungan mendadani cewek.
Lalu, apa tadi dia bilang? Partner? Damn, I love that concept.
"Boleh tahu kenapa? Soalnya aku sering dapat rave review di ranah itu." Ekata benar-benar bertanya karena ingin tahu. Bukan karena aku telah menggores egonya dan dia berubah menjadi defensif. "I don't think I'm bad at it,"gumamnya. Wajahnya sangat serius dibandingkan ketika topik ini belum dibahas.
"Oh, jadi selain jadi aktuaris, Bang Tata juga open BO? Pantes duitnya banyak. Ulasannya kayak; cunnilingus 7/10, sex 8/10, strength and agility 7/10 gitu?"
Ekata batuk heboh dan aku nyengir lebar. Mata cowok itu sampai berair dan satu tangannya menutupi mulut yang masih mengeluarkan suara keras hingga Alma berjengit. Aku hanya mengedipkan mata sok polos.
"Anak kecil belajar dari mana?" tanya cowok itu di antara batuk.
Aku mengangkat bahu sekali. "Aku memang kelihatan kayak anak-anak terus imut, tapi bukan berarti aku masih polos." Aku menutup kalimat itu dengan senyum lebar dan kedipan mata lagi.
Ekata menyilangkan kakinya, satu tangan menutupi wajah. Aku dapat melihat kedua sudut bibirnya tertarik, sebelum wajahnya kembali tampak biasa saja ketika terangkat ke arahku. Ada sisa humor yang mengisi matanya. "Aku tersinggung karena kamu meragukan kemampuanku. Nilaiku 10/10."
Aku mengibaskan rambut ke belakang tubuh. "Biasanya cowok yang di bawah rata-rata yang ngaku-ngaku kayak gitu." Ini obrolan terpanjang kami tanpa ada Kamal. Mulutku yang tidak bisa direm dan saringannya jebol tampak menghibur Ekata. Matanya tidak berhenti membentuk bulan sabit dengan garis senyum di ujungnya. Mulutnya memang tertutupi oleh tangan, tapi mata itu terlalu ekspresif untuk disembunyikan. Dan juga lesung pipi yang muncul di kedua pipinya terlalu dalam.
Ekata menggeser topik pembicaraan kami. "Kamu okay dapat uang jajan dari aku?"
"Seberapa banyak?" tanyaku tanpa tahu malu. Ini adalah topik yang membuatku tertarik. Aku tahu kalau Ekata tengah mengeluarkan pancingan dan menjadikan ini kait, menunggu untukku menyambar. But beggars can't choose right? Yes, this Adina-the-money-lover that talking and I'm not ashamed of it. Kalau kami menikah, kalau, aku harus punya tabungan untuk siap-siap jika berpisah. Ini rencana jangka panjang.
Lagi pula, dengan status suami, aku rasa tidak akan ada yang protes. Kecuali dia statusnya masih Mas Pacar, dan aku sudah meminta jatah uang bulanan. Mamaku di kuburan sudah pasti guling-guling dan bangkit untuk mendampratku. Aku bisa membayangkan Mama berteriak "Jangan bikin malu. Mama didik kamu buat jadi cewek mandiri."
"Aku pikir kamu bakalan nolak. Kamu bisa biayain diri sendiri dan sebagainya."
"Aku perlu tahu karena menghadapi Bang Tata pasti bikin pusing. Ini pajak pusingku."
Ekata kembali tersenyum, senyum karena menganggapku lucu, bukan mengejekku, lalu menyebutkan nominal uang jajan yang aku dapatkan per bulan dan aku hampir melontarkan persetujuan saat itu juga. Aku harus menggigit lidah lancangku agar tidak melisankannya.
Spirit feminismeku hampir melayang meninggalkan tubuh.
Bercanda. Sumpah aku bercanda.
Aku tahu kalau Kamal punya banyak uang dari pekerjaannya sebagai Aktuaris, tapi aku tidak tahu sebanyak apa nominal pastinya. Harusnya aku dulu meminta uang jajan lebih banyak lagi.
Mengatur senyum untuk tidak mengembang memerlukan usaha ekstra, tapi aku berhasil melakukannya dengan beberapa dehaman. Shopping is my cardio, you can't blame me. "Urusan domestik?"
"Kita kerjain berdua. Aku nggak suka ada orang lain yang keluar-masuk. Nggak bebas."
Gaya Ekata berbicara seolah-olah sudah yakin aku akan setuju dan ini adalah rencana masa depan kami. Bukan hanya perumpaan saja.
"Setahun?"
Ekata langsung paham maksudku. "Lima tahun."
"Dua."
"Empat."
Aku memutar bola mata. "Tiga tahun."
"Deal. Hanya kalau selama tiga tahun itu kamu masih mau cerai, tapi selama tiga tahun itu juga kita harus berusaha kenal satu sama lain. Kencan yang rutin dan lain sebagainya kayak pasangan."
Aku bernapas lega. "itu nggak akan ngaruh," kataku pongah. Ekata tertawa pelan dan menggumamkan sesuatu seperti "Oh, Peach, you have no idea what's going to hit you." Yang langsung membuat bulu kudukku meremang.
Kenapa aku rasanya seperti baru saja melakukan perjanjian dengan setan, ya?
2/4/23
Sezuzurnya aku nggak tau ini bakalan 'aman' apa nggak. Karakternya mereka berdua ngedukung soalnya wkwkwk. Dibikin aman apa nggak nih? hihi
Apdet lagi saat bintang 300 dan komen 100 ya ges, atau jumat 2-3 minggu lagi. aku mau kelarin The Honeymoon Is Over buku 2 dulu di Karyakarsa Dadodado dan Lontara :)
BTW yang mau baca cerita Jessica sudah tamat ya di judul The honeymoon Is Over (marriage life, romcom gemes). Cerita lain yang sudah tamat dan masih lengkap di WPku juga ada Every Nook and Cranny (fake dating metropop, bf to lover), Love OR Whatnot (marriage life angst), dan Rumpelgeist (romantasy).
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro